Jumat, 29 Oktober 2021
Jelitra, Jangan Panggil Namanya, Dia Pasti Mendatangimu (Edisi 2)

Senin, 25 Oktober 2021
Herbisida Kombo Solusi Harga Hemat
Pada kondisi harga herbisida murah, para petani budidaya tidak pusing dalam memilih herbisida dengan kualitas terbaik. Tetapi pada kondisi seperti sekarang ini di mana harga herbisida naik melambung hingga hampir dua kali lipat, petani harus cerdas dalam memilih herbisida.
Ada beberapa jenis herbisida, baik yang bekerja secara kontak, sistemik, pra tumbuh dan purna tumbuh. Semuanya bisa jadi pilihan dalam mengendalikan gulma, tetapi yang bisa menghemat pengeluaran kita harus pintar dalam memilih ya. Mungkn selama ini herbisida identik dengan kadar tinggi seperti Sidafos 480 SL, Meto 490 SL atau Seetop 525 SL. Tapi ketika harga-harga produk itu semakin mahal dan memberatkan petani pelaku budidaya, ada beberapa produk ampuh dengan kualitas yang hebat dengan harga yan lebih terjangkau. Yuk kenalan dengan herbisida-herbisida hebat dengan harga hemat.
LUTOP 250/125 SL
Kombinasi Glifosat 250 g/l dan 2,4 D Amina 125 g/l. Kandungan ganda dua jenis bahan aktif ini terbukti ampuh mengatasi gulma daun sempit dan daun lebar, dan yang jelas lagi harganya ramah di kantong. Sebagai alternatif pilihan untuk pengendalian gulma ringan, Lutop dapat diandalkan....sisa uang lebihnya masih bisa buat beli yang lain.Lutop memang "LUarbiasa TOP"
SIDASTAR 300/100 SL
Kombinasi Glifosat 300 g/l dan 2,4 D Amina 100 g/l. Kandungan ganda dua jenis bahan aktif ini terbukti ampuh mengatasi gulma daun sempit dan daun lebar, dan yang jelas lagi harganya ramah di kantong. Sebagai alternatif pilihan untuk pengendalian gulma yang berat, Sidastar dapat diandalkan....sisa uang lebihnya masih bisa buat beli yang lain. Ada yang kasih julukan Sidastar itu "petroSIDA STAR"
OBIN 310/115 SL
Kombinasi Glifosat 310 g/l dan 2,4 D Amina 115 g/l. Kandungan ganda dua jenis bahan aktif ini terbukti ampuh mengatasi gulma daun sempit dan daun lebar, dan yang jelas lagi harganya ramah di kantong. Sebagai alternatif pilihan untuk pengendalian gulma yang berat, Obin dapat diandalkan....sisa uang lebihnya masih bisa buat beli yang lain. Ada yang kasih julukan Obin itu "Obat BINtang" hasil memuaskan.
Salam Merdesa,Petani Sejahtera Bangsa Berjaya

Senin, 18 Oktober 2021
Jelitra, Jangan Panggil Namanya, Dia Pasti Mendatangimu (Edisi 1)
JELITRA ARWAH PENASARAN
(Diangkat dari kisah Nyata)
Cerita ini berawal dari cerita masyarakat setempat tentang hilangnya seorang gadis kembang desa di salah satu daerah di Kabupaten Malang. "Jelitra" ya..itulah nama gadis itu. Sosok gadis berparas jelita dengan postur ideal yang selalu menjadi perbincangan karena kecantikannya.
Entah apa yang terjadi sore itu nampak Jelitra dijemput oleh 3 orang pemuda yang tak lain adalah kekasihnya beserta dua lelaki temannya. Tak butuh lama mobil yang dikendarai keempatnya meluncur memasuki jalan desa yang membelah hutan itu menuju kota.
Entah bagaimana ceritanya, jam sudah menunjukkan waktu 10 malam, nampak mbok iyah mondar mandir depan rumah menunggu kedatangan anak gadisnya itu. Sekitar pukul 12.00 WIB nampak mobil Inova hitam ber plat N memasuki halaman rumah itu yang langsung disambut Mbok iyah tergopoh mendatangi mobil tersebut.
"Mana Jelitra"? tanya mbok iyah meninggi...
Nampak Si Saman bermuka kuyu dengan sedikit menunduk menjawab "Ee...Jelitra ilang di hutan Mbok. Tadi kami bertiga duduk di Gubuk tengah hutan itu, terus si jelitra permisi ke semak mau buang air kecil tapi sampai setengah jam gak kembali kami cari dia hilang Mbok. Ini tadi kami sampai malam mencari masih belum ketemu"
"Yaa Allaaah...anakku jelitra" ayo ajak warga mencari. "Kamu kenapa gak laporkan ke Polisi?, Kamu harus tanggung jawab" hardik Mbok Iyah sambil mendorong tubuh Saman ke belakang.
"Be....beenar Mbok, tadi kami hanya menemukan jaketnya saja teronggok di tanah" celetuk Ujang yang dari tadi bingung gk bisa ngomong. "Apa mungkin di gondol binatang buas ya mbok ?" kata Saman gemetaran.
"Ya Allaaah, kurang ajar, kamu harus tanggung jawab" teriak mbok iyah sambiil menampar tubuh tegap saman yang nampak pasrah saja karena merasa dia yang bersalah.
Tak berapa lama, warga mulai berkerumun berkumpul sambil membawa obor dan lampu petromak bersiap berangkat mencari si Jelitra.
Iring-iringan warga nampak mulai memasuki hutan rimbun itu dan sambil sesekali terdengan suara warga bersahutan memanggil "Jelitra....Jelitra....suara bersahutan hingga menjelang dini hari sosok Jelitra masih belum ditemukan.
Warga akhirnya memutuskan pulang dulu kembali kerumah masing-masing dan bersepakat jam 7 pagi berkumpul lagi untuk mencari kembang desa yang hilang.
"Allahu akbar...Allaahu akbar" kumandang adzan subuh terdengan seiring dengan sayup suara minta tolong dari perempuan yang melihat sosok jelitra sudah menggantung di salah satu pohon dengan posisi leher terikat tali sling. Berbondong-bondong warga datang dan berusaha menurunkan tubuh Jelitra yang nmpak sudah tidak utuh lagi. Nampaknya meski tergantung di pohon, tubuh itu seperti telah dikoyak hewan buas karena anggota badan tertama pinggang ke bawah sudah tidak ada lagi. Nampak untaian usus "maaf" berhamburan ke bawah.
Menangis sekeras-kerasnya mbok iyah melihat putri kesayangannya itu meninggal tidak wajar.
"Kalau tidak kalian ajak pergi pasti anakkua tidak mati, kalian harus tanggung jawab"
"Jleger..." tiba tiba suara geluduk disusul hujan deras membasahi bumi mencuci tubuh Jelitra yang berlumuran darah hingga ceceran darahnya menganak sungai menyisakan bau anyir darah segar.
Tiga hari setelah kepergian Jelitra, entah kenapa suasana desa itu menjadi sepi dan tidak nampak warga yang bersliweran seperti biasany.
"Kenapa kang, tumben sepi amat kampung ini" tanya Hermawan pemuda kampung yang telah pulang kampung setelah sekian lama merantau di Malaysia.
"Kamu gak dengar cerita tentang kematian si Jelitra yang tidak wajar?" bisik kakang pemilik warung.
"Memang gk wajar bagaimana kang?" tanya Hermawan.
"Si Jelitra ditemukan meninggal tergantung di hutan, dan tubuh bagian bawahnya sampai hancur hilang seperti di makan binatang buas. Kayak sengaja diumpanin ke binatang buas, orang tubuhnya terikat di pohon tapi badannya menggantung rendah hanya sekitar setengah meteran dari tanah" penjelasan tukang warung.
Dan "pssst, jangan keras2 ya, kalau lewat hutan jangan bayangin ya, apalagi memanggil namanya. Pamali"...
"Wah kalau aku malah jadi penasaran ki, malah pingin aku panggil dia datang mau aku tanyain kejadiannya"....
"Hush, pamali kang"...
Tak terasa jam sudah menunjukkan jam 21.00 WIB tanda hermawan harus balik mengingat udara dingin sudah mulai menusuk tulang karena kabut turun.
Dengan langkah cepat dia segera menstarter motornya dan berjalan pelan memasuki jalan desa yang membelah hutan itu.
Di tengah perjalanan tiba-tiba motor hermawan mati. "loh, kenapa lagi ini motor...apalagi masih di sini"..gumam hermawan dalam hati. Teringat cerita pemilik warung tempat kejadian di mana jelitra meninggal.
"Kalau gk salah tadi dia bilang deret blok ketiga sebelah pohon asam".
"Astaghfirullah, berarti pohon depan itu" "ah siapa takut, kan dia sudah mati kita kan beda alam" kata hermawan dalam hati.
"Mas, mas hermawan" terdengar suara perempuan dari balik pohon besar di hutan itu.
Seperti ditempeleng keras, nampak hermawan tersontak dan mulai bergidik celingak celinguk mencari sumber suara yang tadi memanggil namanya.
"se....se..siapa ya?" ucap hermawan dengan terbata.
Nampak dari balik pohon asam besar itu sosok perempuan mengenakan gaun putih panjang menjuntai hingga menutupi permukaan tanah.
Semakin gemetaran kaki Hermawan menatap sosok itu. Dilihatnya sepasang kaki perempuan itu tertutup kain panjangnya seakan kakinya tak menapak tanah.
Baca Juga:
Jelitra, jangan Panggil Namanya, Dia Pasti Mendatangimu (Edisi 2)
#kisahmenyeramkan#kisahhoror#kisahnyata#
Bersambung...
