Jumat, 20 Mei 2022

Kisah Nyata: Tobat Selamat dari Maut Jalur Cangar

                             Gambar hanya sebagai ilustrasi


Alasan masih muda harus menikmati hidup, boro-boro ngaji wong sholat saja gak pernah. Kerjaannya begadang, main kartu remi sama minum hingga kejadian itu yang mampu merubah sifat kawan satu kos waktu di Malang ini. 

Sebut saja Hari (bukan nama sebenarnya), salah satu mahasiswa semester 12 jurusan Teknik salah satu Universitas Swasta di Kota Apel. Bukti tidak lulus-lulus karena terlalu asyik dengan dunia, mungkin dunianya dunia main jadi kuliah bukan jadi prioritas.

"Kamu itu memangnya nunggu apa lulusnya?, apa nunggu DO" seru kawan satu kamar yang langsung dijawab dengan sinis dan ngeloyor pergi dari ruang tamu kosan waktu itu.

"Cewek...Cewek...Erna..Erna" sahut dia dari balik teralis kaca memanggil gadis yang lewat depan kosan kami waktu itu.

Tidurnya malem suka begadang, bangunnya udah lepas lohor. Seharian bisa ngerokok sambil genjrang genjreng mainin gitar teriak-teriak dengan suara pas-pasannya.

"Her...her, tobat, kasihan Bapak sama Emakmu yang banting tulang kerja jadi buruh tani upahan dan hasil jualan gabah hasil panen sawah sepetak yang gak seberapa buat biayain kuliahmu, Kamunya yang seenaknya" seru Hendik serius.

"Memang semalan MU sama New Castle menang siapa?" tanyanya mengernyitkan dahi.

"Kalau nanti malam aku pegang arsenal ayo 2-0 pasang. 1:0,5 pur.....

"Males, enak tidur" seru Hadi yang segera beranjak menuju kamar mandi siap-siap mau ke kampus siang.

"Eh, besok Imam nikah jadi pada ikut apa tidak ke Kediri?" tanya Solikhul pada anak-anak Kosan.

"Memang berangkat jam berapa? aku ikut", seru Heri semangat.

"Acaranya malam...berangkat dari sini lepas ashar saja biar gk terlalu panas" Jawab Handoko yang dijawab setuju oleh rombongan itu.

"Memang kalau Oke, besok semua sudah siap jam 3 sore ya...siapin bekal sendiri-sendiri" ujar Hadi.

Saat yang ditentukan tiba, sekitar 8 motor rombongan itu berangkat beriringan tidak terkecuali Heri yang nampak tergopoh sendiri dengan motor rx king knalpot racing gembreng andalannya. 

Tas ransel coklat dekil kumal yang entah sudah berapa lama tidak tercuci sudah siap dicangklongan dengan helm retro khas anak motor.

"Siap berangkat"

Rombongan itu berangkat beriringan hingga sampai di acara resepsi Imam di Kediri tepat waktu. Entah waktu itu kenapa tidak memutuskan untuk menginap dulu di Kediri, rombongan itu setelah kenyang resepsi malah cangkruk di alun-alun Kediri dan yang gak ketinggalan buat Heri pasti rokok dan 1 botol wiski campur TM. 

"Her, memangnya nanti pulang masih bisa nyetir motor kamu?" seru Hadi

"Tenang, aku kan jago minum gak bakal mabok", serunya....

Mungkin sudah habis 2 botol rombongan akhirnya memutuskan meluncur balik..kebetulan si Hadi berada di urutan belakang jadi tidak terlalu kami perhatikan. Motor melaju dari awal hngga sampai di wilayah jalan berkelok nampak Heri yang sudah setengah mabok kelimpungan menguasai motornya.

Susana memang sudah gelap dan tidak nampak penerangan lain kecuali hanya lampu motor dan kendaraan yang sesekali lewat.

Setengah ja lebih motor kami melaju melewati kelak kelok jalan cangar waktu itu hingga motor ang di depan berhenti dan menghitung memastikan jumlah kami.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh...loh si Heri mana?"

"Waduh, tadi di belakangku, coba ditungguin sebentar"..

"Sudah sepuluh menitan, aku coba jemput"......teriak hendik sambil putar balik motornya.

dari kejauhan nampak motor Hendik melaju dan selang 5 menit kemudian balik ke lokasi awalnya.

"Gak kelihatan, payah" sahutnya

"Coba ditelpon" seru Hendik.

"Its my life its now forever, i dont need love forever" terdengar suara nada panggil yang tidak di angkat-angkat.

"Sudah, kita WA saja kita tinggal" seru pemimpin rombongan.

Sesampainya robongan di Malang Hendik mengechek whatsappnya lagi..Masih centang satu belum dibuka. 

Semoga tidak kenapa-kenapa itu bocah dalam hatinya.

Malam itu memang gelap gulita tiada bintang dan redup bulan tertutup mendung.

Hari yang sayup sayup siuman mendapati dirinya tidak bisa bergerak seakan terhimpit sesuatu.

Dia tidak sadar kalau kondisinya masih selamat tapi tubuhnya terhimpit pohon dan tidak bisa bergerak.

"Waduh, di mana ini, aku tadi ingat masuk jurang dengan motor...gelap sekali...apa aku sudah mati"...teriak dia.

Menangislah dia sejadinya..."mbok, pak, maafkan heri....Gusti hamba jangan mati dulu gak siap" isak hari sekencangnya di tengah gelapnya malam..

Teringat kebiasaannya minum, pacaran, gk pernah sholat, doyan main..."waduh, hancur aku"..."remuk...remuk"

"Gusti, ampun...aku belum siap mati....aku masih belum tobat...aku pingin hidup lagi...mau rajin ibadah"..terisak-isak dia menangis sejadinya sampai kembali dia pingsan. 

Beberapa saat kemudian dia tersadar, sayup-sayup dia mendengan suara adzan "Allahu akbar...Allahu akbar"

Semakin keras dia menangis...."Aku benar-benar sudah matii' teriaknya sambil berusaha menggerakkan badannya yang terhimpit dan tidak bisa bergerak itu.

"Klunting..klunting"

"Loh, kok suara hape" pikirnya...

"kukuruyuuuuuuk..suara ayam hutan berkokok"

"Loh, ini aku berarti masih hidup...remang-remang dia melihat cahaya obor petani yang berangkat ke ladangnya pagi buta.

Sekuat tenaga dia berusaha menggerakkan badannya dan masih tetap tidak mau bererak karena posisinya terhimpit dahan pohon.

"Tolong...tolooong...siapa saja...toloooong saya terjepit....

Menjelang pukul lima saat fajar mulai datang sedikit-sedikit cahaya matahari mulai masuk dan nampak kalau tubuh hari itu nyangkut di pohon. Pelan-pelan dia berusaha tegak dan melepas kain bajunya yang nyangkut di ranting pohon.

Ditariknya hingga sobek, dan akhirnya tangannya bisa meraih sakunya mengambil handphone dan berusaha menelpon kami.

"Tuuuut...tuuuut....tuuuut"...

"Haalo....Har, kamu dimana? suara dari sebrang yang mengangkat telepon.....

"Tolong Fik, aku jatuh ke jurang posisi setelah warung tikungan ke tiga itu"

"Aku nyangkut ini" aku teriak teriak gak ada orang yang  dengar"

"Udah, tunggu saja dulu di situ biar ini dikontak polisi sama medis" kata wawan.

Semenjak kejadian itu, Hari kalau sudah mau mendekati waktu sholat pasti sudah siap wudlu dan berangkat jamaah ke Musholla...

"Nah, gitu dong Har, biar gk masuk neraka" seru Hendik yang di sahut gerrr....ketawa kawan-kawan sekosan.

Untungnya masih selamat ya kawan, Allah masih sayang sama kamu. 

Jangan lupakan sholat, jangan tinggalkan sholat. 

Ibadah dan beramal baik tinggalkan yang jelek-jelek.


Tamat


Baca Selengkapnya:
Yuk baca kisah-kisah nyata spiritual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar