Senin, 08 September 2025

LANJUTAN TEROR KEMBANG KUBURAN (2) !!!



Sejak seseorang menaburkan tanah dan bunga makam di teras rumah kami, suasana hidup kami seolah berubah. Saya segera mengajak keluarga untuk semakin memperkuat ikatan dengan Sang Pencipta, memperbanyak ibadah, dzikir, dan mengaji surat Al-Baqarah. “Ingat ya, ayo rajin baca Ayat Kursi setiap selesai shubuh dan maghrib. Ini tameng kita dari segala gangguan,” pinta saya dengan penuh harap pada istri dan anak-anak.

Namun, keanehan demi keanehan datang silih berganti.

Semut-semut besar yang biasanya hanya kami jumpai di makam, tiba-tiba bermunculan di sudut rumah dan bahkan di meja kerjaku. Bukan jenis semut biasa yang suka mencuri remah sisa makanan—ini semut yang mengusik ketenangan batin, seolah membawa pesan gelap dari tempat yang tak terlihat.

Tak hanya itu, malam-malam kami diganggu oleh kehadiran kalajengking besar, kelabang menyeramkan, hingga ular sanca sepanjang tiga meter yang muncul di sekitar rumah. Satu per satu makhluk itu seakan ingin menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi, sesuatu yang membuat bulu kuduk meremang.

Yang paling memilukan adalah kematian kucing-kucing peliharaan kami—bukan hilang, tapi benar-benar meninggal dunia satu per satu, sembilan ekor dalam tiga hari. Kucing yang biasanya bermain riang kini lebih sering mengantre tidur di kasur tempat saya beristirahat, seakan merasakan adanya bahaya yang tak terlihat. Saya bertanya-tanya, apakah mereka menyerap energi negatif itu hingga akhirnya kelelahan dan pergi untuk selamanya?

Kejadian paling menegangkan tentu saja saat ada dua sosok asing yang berusaha masuk ke rumah kami pada malam hari, dengan wajah penuh kemarahan dan niatan yang tak jelas. Mereka mengetuk pintu hingga larut malam, membangunkan ketakutan yang bahkan hujan deras tak mampu redakan.

Ada pula perasaan diikuti saat saya dan anak saya keluar rumah—sosok asing yang seolah mengintai langkah kami dengan jarak yang selalu terjaga, menciptakan ketegangan yang tak bisa diabaikan begitu saja.

Puncaknya, sebuah firasat aneh tiba-tiba menghantam saya. Saat tasbih yang biasa kugenggam untuk berdzikir pecah berantakan tanpa sebab, rasa nyeri menusuk di perut kiri, dan badan terasa lemah serta tidak enak. Ibuku juga mengalami hal yang sama, seakan dunia kami bergetar di bawah bayang-bayang ketidakpastian. 

Tapi saya percaya, perlindungan Allah, dengan mendawamkan Ayat Kursi yang terus kami baca dan dzikir yang mengalir tak henti, semoga mampu membelah gelap. 

Kondisi tubuh yang dulunya lemah kini perlahan semakin menguat, seiring doa dan keyakinan yang makin teguh di hati.

Ini bukan sekadar cerita tentang gangguan dan ketakutan. 

Ini adalah kisah tentang kekuatan sebuah keluarga yang memilih berdiri teguh, menolak menyerah, dan percaya bahwa cahaya iman mampu menyingkap semua misteri yang mencekam. Keyakinan bahwa Allah akan menyertai orang-orang yang benar dan akan melindungi dari kuasa gelap yang akan membahayakannya.



T A M A T.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar