Gambar: Hasil Penyemprotan Teballo 250 SL
Dihasilkan dari formulasi bahan aktif nitenpiram yang unggul, insektisida ini tidak hanya menawarkan kehandalan dalam membasmi serangan wereng secara efektif, tetapi juga memberikan perlindungan optimal yang menunjang kesehatan dan produktivitas tanaman. Teballo 250 SL menjadi pilihan tepat bagi petani modern yang menginginkan hasil panen maksimal tanpa khawatir terhadap kerusakan hama.
Keampuhannya yang cepat menjadikan insektisida ini sebagai andalan di setiap musim tanam, membawa harapan baru untuk kemajuan pertanian Indonesia. Kisah sukses petani di Jawa yang menggunakan Teballo 250 SL menjadi inspirasi nyata tentang bagaimana insektisida ini mampu menyelamatkan tanaman padi dari serangan hama wereng yang merugikan. Di salah satu daerah di Jawa Timur, Pak Hadi seorang petani dengan lahan 0,5 Ha pada awalnya memberanikan diri menggunakan Teballo 250 SL yang ditawarkan oleh salah satu toko pertanian di "bumi sakera" setelah sebelumnya mengalami kegagalan dengan insektisida lain. Awal berkisah tanaman padi telah mulai memerah karena serangan wereng tahun ini memang sangat luar biasa.
"Menggunakan teballo 250 SL tidak butuh waktu lama, wereng langsung berjatuhan tidak sampai satu tangki habis" ujar Hadi semangat.
Nitenpiram sebagai bahan aktif Teballo 250 SL adalah insektisida sistemik dari golongan neonicotinoid yang bekerja dengan cara mengikat reseptor asetilkolin nikotinik pada neuron serangga. Ikatan ini mengganggu transmisi sinyal saraf dengan menyebabkan stimulasi berlebihan yang mengakibatkan kelumpuhan dan kematian serangga dalam waktu singkat.
Efek knockdown yang cepat terlihat dalam beberapa saat setelah aplikasi tidak sampai waktu berjam jam, di mana hama seperti wereng berhenti makan dan mulai mati sehingga tanaman terlindungi dari kerusakan lebih lanjut.
Nitenpiram juga memiliki sifat sistemik translaminar, sehingga setelah diaplikasikan, zat aktif ini terserap oleh jaringan tanaman dan tersebar ke seluruh bagian tanaman, termasuk daun yang baru tumbuh, memberikan perlindungan menyeluruh.
Mengenai residu, nitenpiram memiliki daya larut yang baik dan tahan terhadap pencucian oleh hujan, namun seperti insektisida pada umumnya, residunya pada tanaman padi akan berkurang seiring waktu melalui proses degradasi alami sehingga aman jika digunakan sesuai dosis dan waktu aplikasi yang dianjurkan. Secara catatan ilmiah, Nitenpiram mampu bertahan efektif pengendalian hama pada tanaman padi 7 - 14 hari dan daya kendalinya akan menurun setelah itu.
Dengan mekanisme kerja cepat dan perlindungan sistemik translaminar itulah, Teballo 250 SL efektif mengendalikan hama wereng tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman
Dengan penggunaan Teballo yang tepat, serangan wereng berhasil dikendalikan secara efektif, sehingga tanaman padi tumbuh sehat dan hasil panen meningkat signifikan. Petani tersebut kini tidak hanya menikmati hasil panen yang lebih melimpah, tetapi juga merasa lebih percaya diri dan optimis menghadapi musim tanam berikutnya.
Kesuksesan ini menunjukkan bahwa Teballo 250 SL bukan hanya produk insektisida biasa, melainkan solusi ampuh yang memberikan harapan baru bagi petani-petani di Jawa dalam menjaga keberlangsungan dan produktivitas pertanian mereka.
Pada kondisi berbeda, di kota ujung timur Jawa Timur, daerah endemis wereng menjadi tantangan tersendiri. Pada kebanyakan petani, selain kualitas daya knockdownnya, dan harganya, nilai kepraktisan penggunaannya juga menjadi pertimbangan.
Pada daerah endemis wereng dengan tingkat serangannya parah karena terjadi ledakan populasi hama, petani hingga harus melakukan penyemprotan 3 hari sekali. Bahkan hingga melakukan penyemprotan dengan campuran oli bekas yang akan berdampak pada kesuburan tanah.
Efek residu bahan aktif di tanaman yang disemprot menjadi pertimbangan utama karena dapat berpengaruh pada potensi lamanya kemampuan pengendalian. Beberapa insektisida kontak tentunya membutuhkan paparan langsung ke tubuh hama atau dengan mengunyah bagian tanaman yang tersemprot. Untuk kasus wereng, jika tidak ada kekhawatiran hama migrasi maka penyemprotan sekali cukup dengan jaminan paparan terkena wereng secara langsung.
Akan tetapi jika dikhawatirkan ada migrasi dari lahan-lahan di sekitarnya maka kebutuhan insektisida sistemik dengan daya residu lama menjadi pilihan yang wajib di pertimbangkan.
Gambar: Teballo Red
Menyesuaikan cuaca dan kondisi serangan hama, di mana wereng menjadi sulit dikendalikan jika sudah terjadi "outbreak" atau ledakan populasi.
Efek pencucian karena panas dan hujan dan tidak memungkinkan untuk pelaksanaan penyemprotan yang terlalu sering maka berangkat dari kondisi tersebut, Teballo 250 SL hadir dengan varian merah yang memiliki kemampuan pengendalian lebih lama.
Efek residu yang tidak mudah tercuci dan berada di tanaman dengan durasi lebih panjang hingga 14-21 Hari.
Penggunaan surfaktan khusus yang mampu menjaga efek sistemik pengendaliannya bertahan lebih lama pada Teballo Red menjadikan jaminan tanaman lebih terlindungi dari serangan wereng.
Berdasarkan hasil pengujian:
Teballo Red 250 SL menunjukkan tingkat pengendalian hingga 90 % hanya dalam waktu 1 jam pertama dan hingga 100 persen tidak sampai kelipatan selanjutnya.
Basmi wereng biasa cukup Teballo Putih, Basmi Wereng garang gunakan Teballo Merah"
Kalau ditanya harga, tentunya Teballo 250 SL merah sedikit lebih mahal. Tentunya menyesuaikan dengan kemampuannya. Tapi tidak perlu khawatir karena harga tebalo masih sangat terjangkau jika dibandingkan dengan produk lain yang memiliki kemampuan setara.
Salam Merdesa
Petani Sejahtera
Bangsa Berjaya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar