Selama ini bahan aktif Nitenpiram memang sangat efektif untuk mengendalikan hama penghisap seperti kutu daun (Aphids) dan wereng daun (atau hama sejenis seperti Kutu Kebul/Bemisia tabaci dan Thrips) pada tanaman cabai, terong dan tomat serta mengatasi wereng coklat (Nilaparvata lugens) dan wereng hijau (Nephotettix virescens), .
Bahan Aktif Nitenpiram
Golongan: Neonikotinoid.
Cara Kerja: Sistemik, Kontak, dan Lambung.
Sistemik Translaminar: Bahan aktif diserap daun dan didistribusikan ke jaringan di bawahnya, membunuh hama yang berada di balik atau di sela-sela daun (tempat hama penghisap sering bersembunyi).
Kontak: Hama mati saat terkena cairan semprotan.
Lambung: Hama mati setelah menghisap cairan tanaman yang sudah mengandung racun.
Target Utama pada Cabai: Kutu Daun (misalnya Myzus persicae) dan hama penusuk-penghisap lainnya seperti Kutu Kebul dan Thrips.
Tanaman Cabai Sehat
Dosis Anjuran untuk Tanaman Cabai
Dosis dapat bervariasi tergantung formulasi produk (misalnya 100 g/l SL, 25% SP, dll.) dan tingkat serangan. Selalu ikuti petunjuk yang tertera pada label kemasan produk yang Anda gunakan.
Namun, sebagai referensi umum dari beberapa produk berbahan aktif Nitenpiram:
| Hama Sasaran pada Cabai | Bentuk Formulasi | Dosis Umum | Contoh Produk (Bahan Aktif Nitenpiram) |
| Kutu Daun (Myzus persicae) | Tepung Larut Air (SP) 25% | 1,5 gram per liter air | Toram 25 SP |
| Kutu Daun (Aphis gossypii) | Larutan dalam Air (SL) 100 g/l | 1,0 ml per liter air | Niten 100 SL |
| Hama Trips (Thrips parvispinus) | Larutan dalam Air (SL) 100 g/l | 1,0 ml per liter air | Niten 100 SL |
Penting:
Gunakan dosis sesuai anjuran dan lakukan penyemprotan volume tinggi (sampai seluruh permukaan daun basah, termasuk bagian bawah daun).
Lakukan aplikasi saat populasi hama sudah mencapai ambang batas pengendalian, atau saat ditemukan tanda-tanda serangan awal.
Nitenpiram dipasarkan dalam berbagai merek dagang di Indonesia. Insektisida ini sangat populer, terutama untuk pengendalian hama wereng pada padi dan hama penghisap pada cabai (kutu daun, thrips, dan kutu kebul).
Berikut adalah beberapa merek insektisida dengan bahan aktif Nitenpiram yang umum dan laku di pasaran:
Merek Insektisida Nitenpiram yang Populer
| Merek Dagang | Bahan Aktif | Konsentrasi / Formulasi | Produsen/Distributor | Catatan Tambahan |
| TORAM | Nitenpiram | 25% SP (Soluble Powder/Tepung Larut Air) | CV. Saprotan Utama | Merek Nitenpiram 25% berbentuk SP |
| TEBALLO | Nitenpiram | 250 SL (Soluble Liquid/Larutan dalam Air) | PT. Petrosida Gresik | Sangat Populer, sering digunakan untuk wereng pada padi dan hama penghisap pada cabai. |
| NITEN | Nitenpiram | 100 SL (Soluble Liquid/Larutan dalam Air) | PT. Biotis Agrindo | Dikenal karena efektivitasnya dalam membasmi wereng dan hama penghisap lainnya. |
| ARES | Nitenpiram | 100 SL (Soluble Liquid/Larutan dalam Air) | PT. Deltagro Mulia Sejati | Salah satu opsi dengan formulasi SL (cair) yang umum ditemukan. |
| KETAVE | Nitenpiram | 100 SL (Soluble Liquid/Larutan dalam Air) | PT. Excel Meg Indo | Pilihan lain dengan konsentrasi Nitenpiram 100 g/l. |
| DESANTO | Nitenpiram | 200 SL (Soluble Liquid/Larutan dalam Air) | PT. Mitra Indotani Abadi | Konsentrasi yang lebih tinggi (200 g/l). |
PENGGUNAAN PADA TANAMAN PADI
Rekomendasi Penggunaan Teballo untuk Serangan Wereng Padi
Teballo adalah insektisida sistemik yang efektif untuk mengendalikan hama wereng pada tanaman padi.
Teballo adalah insektisida sistemik yang efektif untuk mengendalikan hama wereng pada tanaman padi.
1. Dosis Anjuran
Tahap Serangan Dosis Anjuran per Hektar Konsentrasi Larutan Keterangan Awal/Ringan 150 - 250 ml 0.75 - 1.25 ml/liter air Lakukan penyemprotan jika ditemukan populasi wereng mulai meningkat, atau pada fase awal serangan. Sedang/Berat 250 - 300 ml 1.25 - 1.5 ml/liter air Lakukan penyemprotan pada populasi wereng yang sudah tinggi atau intensitas serangan sudah mulai merata.
| Tahap Serangan | Dosis Anjuran per Hektar | Konsentrasi Larutan | Keterangan |
| Awal/Ringan | 150 - 250 ml | 0.75 - 1.25 ml/liter air | Lakukan penyemprotan jika ditemukan populasi wereng mulai meningkat, atau pada fase awal serangan. |
| Sedang/Berat | 250 - 300 ml | 1.25 - 1.5 ml/liter air | Lakukan penyemprotan pada populasi wereng yang sudah tinggi atau intensitas serangan sudah mulai merata. |
2. Cara Aplikasi
Penyemprotan: Gunakan alat semprot yang menghasilkan butiran halus (sprayer).
Waktu Aplikasi:
Lakukan penyemprotan pada pagi hari (sebelum jam 10.00) atau sore hari (setelah jam 16.00). Ini adalah waktu terbaik karena wereng biasanya aktif di bawah naungan daun.
Fokus Aplikasi: Arahkan semprotan terutama ke bagian pangkal batang padi (di atas permukaan air) dan bagian bawah daun, karena di sinilah wereng sering berkumpul dan bertelur. Pastikan pangkal batang terbasahi secara merata.
Volume Semprot: Gunakan volume semprot tinggi, sekitar 300 - 500 liter air per hektar untuk memastikan penetrasi yang baik ke pangkal batang.
Penyemprotan: Gunakan alat semprot yang menghasilkan butiran halus (sprayer).
Waktu Aplikasi:
Lakukan penyemprotan pada pagi hari (sebelum jam 10.00) atau sore hari (setelah jam 16.00). Ini adalah waktu terbaik karena wereng biasanya aktif di bawah naungan daun.
Fokus Aplikasi: Arahkan semprotan terutama ke bagian pangkal batang padi (di atas permukaan air) dan bagian bawah daun, karena di sinilah wereng sering berkumpul dan bertelur. Pastikan pangkal batang terbasahi secara merata.
Volume Semprot: Gunakan volume semprot tinggi, sekitar 300 - 500 liter air per hektar untuk memastikan penetrasi yang baik ke pangkal batang.
3. Waktu dan Frekuensi Aplikasi
Pencegahan: Sebaiknya aplikasi dimulai sejak dini, sekitar usia 21 - 30 Hari Setelah Tanam (HST).
Pengulangan: Ulangi penyemprotan jika populasi wereng muncul kembali atau serangan belum terkendali.
Pencegahan: Sebaiknya aplikasi dimulai sejak dini, sekitar usia 21 - 30 Hari Setelah Tanam (HST).
Pengulangan: Ulangi penyemprotan jika populasi wereng muncul kembali atau serangan belum terkendali.
Gbr. Penampakan beberapa jam setelah aplikasi Teballo Red
Secara umum, dalam konteks efektivitas bahan aktif Nitenpiram, perbedaan utama antara bentuk Powder (SP/Tepung Larut Air) dan Cair (SL/Larutan dalam Air) lebih terletak pada kemudahan aplikasi, stabilitas, dan kecepatan penyerapan, bukan pada kemampuan bahan aktif itu sendiri dalam membunuh hama. Keampuhan produk dalam pengendalian, selain ditentukan oleh konsentrasi bahan juga ditentukan oleh surfaktan pembawanya.
Gbr. 3 Minggu setelah aplikasi Teballo Red (Tanaman Padi Tumbuh Aman)
Perbandingan Formulasi Nitenpiram (SP vs. SL)
| Aspek | Powder (SP - Soluble Powder) | Cair (SL - Soluble Liquid) |
| Contoh Merek | TORAM 25 SP | NITEN 100 SL, TEBALLO 250 SL |
| Kemudahan Melarut | Umumnya melarut sempurna dalam air, tetapi jika air kurang bersih atau dingin, mungkin perlu sedikit pengadukan ekstra. | Sangat cepat dan mudah bercampur dengan air secara merata. |
| Penyerapan (Sistemik) | Baik. Setelah larut dan disemprotkan, penyerapan ke jaringan tanaman efektif. | Baik dan seringkali lebih cepat diserap oleh daun karena formulasi cair cenderung lebih mudah menempel dan menembus lapisan daun. |
| Penyimpanan/Stabilitas | Cenderung lebih stabil dalam jangka waktu lama, asalkan kemasan tertutup rapat dan disimpan di tempat kering. | Sedikit lebih rentan terhadap perubahan suhu ekstrem jika kemasan tidak tertutup rapat, meskipun umumnya tetap stabil. |
| Residu Tangki | Jarang meninggalkan residu jika melarut sempurna. | Sangat minim, karena berupa larutan homogen. |
| Kemudahan Dosis | Dosis diukur dalam gram (perlu timbangan atau sendok takar khusus). | Dosis diukur dalam mililiter (ml) (lebih praktis menggunakan gelas ukur atau spuit). |
| Kelebihan Utama | Stabilitas tinggi, mudah dibawa, seringkali dianggap lebih pekat (walaupun tergantung konsentrasi). | Lebih mudah dan cepat dicampur, potensi penyerapan cepat. |
Mana yang Lebih Efektif antara Powder dan Cair?
Kedua formulasi sama-sama efektif karena keduanya mengandung bahan aktif Nitenpiram yang bekerja secara sistemik untuk mengendalikan hama penghisap. Akan tetapi jika dilakukan perbandingan dari pilihan petani, maka:
Untuk kemudahan dan kecepatan aplikasi: Cair (SL) seringkali lebih disukai karena lebih cepat larut dan praktis diukur tidak seperti bentuk powder yang rawan terbawa angin ketika dilakukan penakaran.
Untuk efektivitas di lapangan: Cair (SL) terkadang memberikan hasil yang sedikit lebih cepat karena formulasi cair cenderung lebih baik dalam menembus lapisan lilin daun, mempercepat penyerapan bahan aktif ke jaringan tanaman.
Faktor yang paling menentukan keberhasilan aplikasi bukanlah bentuknya (powder atau cair), melainkan:
Dosis yang Tepat: Mengikuti dosis anjuran pada label.
Teknik Penyemprotan: Memastikan cairan sampai ke bagian bawah daun, tempat kutu dan wereng sering bersembunyi.
Waktu Aplikasi: Melakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari (hindari panas terik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar