Pesugihan Siluman Ular (bagian 1)
Gambar ilustrasi
Kabar tidak mengenakkan datang dari salah satu desa di Kabupaten Blitar. Mungkin masyarakat sudah banyak yang mengenal sosok Blorong, Wanita siluman yang dikisahkan merupakan panglima perang kanjeng Ratu kidul. Wanita berparas cantik tetapi separuhnya adalah sosok ular.
Selama ini cerita mistis Blorong memang tidak sehebat kanjeng Ratu Laut Kidul, akan tetapi yang banyak diketahui orang adalah sosok ini sering dikaitkan dengan ritual pesugihan yang sering ditempuh oleh orang-orang yang ingin kaya dengan singkat, atau bisa dibilang dengan menghalalkan cara melalui pesugihan. Konsekuensi pesugihan ini adalah dia harus memberikan tumbal laki-laki perjaka setiap malam purnama. "Setiap Bulan?" iya setiap bulan untuk pendapatan yang utama. Ada pula yang harus ritual setiap tahun sekali setiap 1 syura.
Yang membuat kisah ini heboh adalah cerita yang selama ini dianggap hanya sebagai dongeng dan cerita rakyat itu benar terjadi di Desa tersebut.
Masih ingat hari itu, kentongan kampung dipukul keras tanda berkumpul tung..tung..tung..Beriringan nampak warga berkumpul dengan rasa penasaran sambil membawa senjata tajam dan pentungan. "Ada apa kang, apa ada maling?" seru kang Sarji membentak.
"Buuubukan kang....Ada orang mati" jawab sakiran tergagap.
"Siapa yang mati, siapa yang mati...suara warga saling sahut dan tengok ke kanan dan kiri...
"Yang meninggal juragan Warso dan Istrinya Nyai Jumini" jawab sakiran kalut.
"Bagaimana ini Pak pamong?" tanya warga tidak sabar inigin tau cerita lengkapnya.
"Mayat Juragan Warso dan Nyai Jumini sebaiknya kita rawat dulu...nanti baru kita bahas....seru Pak Pamong. "Waduh, kalau ada yang meninggal tidak wajar ya harus lapor polisi Pak" seru salah satu warga.
"Sudah, ini Pak Babin sudah telpon kantor dan sebentar lagi datang, ayo kita ke rumah Juragan Warso" ajak Pak Pamong sambil bergegas.
"Astaghfirullahal adzim"....hiiii...ini matinya kena apa ya pak kok mukanya gosong begitu....seperti kena bisa ular...dan ini.."uwek...uekkkk...baunya busuk sekali..padahal baru semalam kejadian kematiannya" ....
"Tolong....toloooong...tolooong...Pak, jangan masuk rumah itu" nampak seorang pemuda bertelanjang dada berteriak mencegah warga memasuki rumah juragan Warso.
"Kamu siapa le...kok melarang kami masuk?"....tanya Pak Pamong.
"Sssss....sa..saya...pembantunya juragan warso" jawabnya tergagap...semenit kemudian dia jatuh pingsan menyaksikan Juragan Warso dan Nyai Jumini telah membujur kaku menjadi mayat.
"Nguing..nguing...nguing" suara sirine mobl polisi mendekat dan tampak dua orang polisi dengan sigap segera membuat police line supaya warga tidak merusak barang bukti yang ada di TKP.
"Minggir...minggir...jangan mendekat dan memegang korban biar barang bukti tidak hilang" seru polisi dengan suara keras.
"Loh yang meninggal tiga orang?" tanyanya...
"Bukan Pak, orang yang ini hanya pingsan saja...barusan dia tau kejadian juragannya meninggal dan langsung jatuh pingsan" Jawab Pak Babin.
"Lapor komandan, sebaiknya kita sadarkan dulu pemuda ini karena dia kelihatannya saksi kunci kejadian kematian dua orang ini"usul pak Babin.
"Coba, siapa yang rumahnya berdekatan, tolong saksi korban ini diamankan dulu di rawat biar segera sadar. Untuk kotak obat bisa diambil di mobil saya...tolong pak Babin jalan"..instruksi dia ke pak Babin.
"Siap komandan".....
"Ada yang tau nama pemuda ini".....tanya Komandan ke warga yang nampak berkerumun?....
"Nah, ini dia mulai siuman, ambilkan air minum..kalau bisa air hangat biar dia berkeringat" perintah komandan lagi.
"Sudah, pak saya sudah sadar....kejadiannya semalam memang saya kurang tau persis kematian Juragan dan ndoro saya, hanya saja sebelum kejadian saya mengalami kejadian yang menakutkan".
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar