Dalam dunia pertanian modern, penggunaan fungisida menjadi bagian penting dari strategi pengendalian penyakit tanaman. Pemilihan fungisida yang tepat dibutuhkan untuk memastikan efektivitas pengendalian penyakit dan sekaligus meminimalkan risiko resistensi.
Dua kombinasi fungisida yang umum digunakan saat ini adalah Azoksistrobin + difenokonazol dan Azoksistrobin + simoksanil.
Kita akan membahas kelebihan kombinasi Azoksistrobin + Simoksanil dibandingkan Azoksistrobin + Difenokonazol.
Mekanisme Kerja dan Spektrum Pengendalian
Azoksistrobin adalah fungisida sistemik dari golongan strobilurin yang bekerja dengan menghambat respirasi mitokondria pada jamur patogen.
Difenokonazol juga merupakan fungisida sistemik dari golongan triazol yang menghambat biosintesis ergosterol, komponen penting dalam membran sel jamur. Sistem kerjanya sedikit lebih lambat +/- 2 minggu Pada sebagian klaim, fungisida ini dipercaya dapat memiliki fungsi tambahan sebagai ZPT.
Simoksanil adalah fungisida lokal sistemik yang bekerja dengan mengganggu proses metabolik dalam sel jamur, terutama sintesis RNA. Cara kerjanya cepat dan dapat terlihat hasilnya dengan interval 1 minggu setelah aplikasi.
Berdasarkan cara kerja dan kemampuan pengendaliannya, Kombinasi Azoksistrobin + difenokonazol cukup efektif untuk mengendalikan berbagai penyakit seperti bercak daun, antraknosa, dan karat, namun, kombinasi ini lebih bersifat protektif dan kurang efektif jika penyakit sudah berkembang.
Bebeda jika dibandingkan dengan kombinasi Azoksistrobin + simoksanil, kombinasi ini menawarkan keunggulan lebih karena Simoksanil memiliki efek kuratif/ penyembuhan yang lebih baik. Kombinasi ini tidak hanya mencegah infeksi tetapi juga dapat menghentikan perkembangan penyakit yang sudah ada.
Keunggulan Kombinasi Azoksistrobin + Simoksanil
1. Efek Kuratif yang Lebih Baik:
Simoksanil dikenal karena kemampuannya menembus jaringan tanaman dan menghentikan perkembangan penyakit dari dalam. Ini sangat penting dalam situasi di mana infeksi telah terjadi sebelum aplikasi fungisida.
2. Pengendalian Penyakit yang Lebih Luas:
Kombinasi ini terbukti lebih efektif terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh jamur dari kelas Oomycetes, seperti penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) pada kentang dan tomat dibandingkan dengan kombinasi difenokonazol.
3. Mencegah Resistensi:
Dengan menggabungkan dua bahan aktif dengan mekanisme kerja yang berbeda, risiko pengembangan resistensi pada patogen dapat diminimalkan. Azoksistrobin menghambat respirasi mitokondria, sementara simoksanil mengganggu sintesis RNA.
4. Fleksibilitas Aplikasi: Kombinasi Azoksistrobin + simoksanil dapat digunakan secara fleksibel, baik sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan. Ini memberikan petani lebih banyak pilihan dalam mengelola penyakit tanaman mereka. Kombinasi ini juga lebih bebas diaplikasikan pada fase vegetatif maupun generatif.
Kombinasi Azoksistrobin + simoksanil menawarkan beberapa keunggulan signifikan, terutama dalam hal efek kuratif, spektrum pengendalian yang lebih luas, dan pencegahan resistensi.
Penggunaan pada Tanaman Padi
Pada tanaman padi, kombinasi Azoksistrobin + simoksanil sangat efektif dalam mengendalikan beberapa penyakit utama yang sering menyerang, seperti:
1. Blast (Pyricularia oryzae):
Penyakit blast merupakan salah satu penyakit paling merugikan pada padi. Kombinasi Azoksistrobin + simoksanil dapat memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit ini, terutama jika diaplikasikan pada awal gejala muncul. Simoksanil memiliki kemampuan kuratif yang dapat menghentikan perkembangan jamur blast.
2. Bercak Daun Coklat (Helminthosporium oryzae):
Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak pada daun yang dapat mengurangi kemampuan fotosintesis tanaman. Azoksistrobin dalam kombinasi ini membantu melindungi daun dari infeksi lebih lanjut, sementara simoksanil bekerja untuk mengatasi infeksi yang sudah ada.
3. Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani):
Penyakit ini menyerang pelepah daun padi, menyebabkan busuk dan mengurangi transportasi nutrisi ke bagian tanaman yang lebih atas. Kombinasi ini efektif karena Azoksistrobin memberikan perlindungan sistemik, sedangkan simoksanil membantu mengendalikan infeksi lokal pada pelepah.
Keunggulan Aplikasi pada Padi
a. Perlindungan Komprehensif:
Kombinasi ini memberikan perlindungan yang komprehensif karena Azoksistrobin melindungi tanaman dari infeksi baru, sementara simoksanil mengatasi infeksi yang sudah ada.
b. Peningkatan Hasil Panen:
Dengan mengendalikan penyakit-penyakit utama pada padi, penggunaan kombinasi ini dapat membantu meningkatkan hasil panen secara signifikan. Tanaman padi yang sehat akan menghasilkan gabah yang lebih berkualitas dan lebih banyak.
c. Efisiensi Biaya:
Meskipun mungkin sedikit lebih mahal dibandingkan fungisida tunggal, penggunaan kombinasi ini dapat lebih efisien dalam jangka panjang karena mengurangi kebutuhan aplikasi berulang dan mencegah kerugian akibat penyakit.
Rekomendasi Aplikasi pada Padi
1. Waktu Aplikasi:
Aplikasi pertama sebaiknya dilakukan saat tanaman padi memasuki fase vegetatif awal, sekitar 30 hari setelah tanam, atau saat gejala penyakit mulai terlihat. Aplikasi kedua dapat dilakukan 2-3 minggu setelah aplikasi pertama, terutama jika kondisi lingkungan mendukung perkembangan penyakit.
2. Dosis:
Ikuti dosis yang tertera pada label produk. Pastikan untuk mencampur fungisida dengan air sesuai dengan rekomendasi agar larutan tercampur dengan baik dan aplikasi merata.
3. Cara Aplikasi:
Semprotkan larutan fungisida secara merata ke seluruh bagian tanaman padi, terutama pada daun dan pelepah. Pastikan untuk mencapai bagian bawah tanaman juga, karena penyakit seringkali dimulai dari sana.
4. Kondisi Lingkungan:
Hindari aplikasi saat hujan atau saat cuaca sangat panas. Waktu terbaik untuk aplikasi adalah pagi atau sore hari saat suhu lebih sejuk dan angin tidak terlalu kencang.
Dengan memperhatikan panduan ini, petani padi dapat memanfaatkan kombinasi Azoksistrobin + simoksanil untuk melindungi tanaman mereka dari penyakit dan meningkatkan hasil panen.
Tentu, berikut adalah contoh kasus nyata penggunaan kombinasi Azoksistrobin + Simoksanil pada tanaman padi:
Pada musim tanam 2023, banyak petani padi di daerah Jawa Barat mengalami kerugian signifikan akibat serangan penyakit blast (Pyricularia oryzae) yang parah. Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak pada daun, batang, dan malai padi, yang mengakibatkan penurunan hasil panen yang drastis. Sebagian petani telah mencoba menggunakan fungisida berbahan aktif tunggal seperti Azoksistrobin atau Difenokonazol, tetapi hasilnya kurang memuaskan karena penyakit terus menyebar.
Seorang petugas penyuluh pertanian setempat merekomendasikan penggunaan fungisida kombinasi Azoksistrobin + simoksanil kepada kelompok tani yang terdampak. Petugas tersebut menjelaskan bahwa kombinasi ini memiliki keunggulan dalam memberikan perlindungan preventif dan kuratif terhadap penyakit blast. Azoksistrobin akan melindungi tanaman dari infeksi baru, sementara simoksanil akan mengatasi infeksi yang sudah ada dan menghentikan penyebarannya. Untuk produk yang berada di pasaran dalam bentuk kombinasi keduanya adalah produk Petrosida Gresik dengan merk dagang Sidabin 200/150 SC
Implementasi
Kelompok tani tersebut setuju untuk mencoba rekomendasi tersebut. Mereka membeli fungisida kombinasi Azoksistrobin + simoksanil (Sidabin 200/150 SC) dan mengaplikasikannya sesuai dengan dosis dan aturan yang tertera pada label produk. Aplikasi pertama dilakukan saat tanaman padi berumur sekitar 30 hari setelah tanam, ketika gejala awal penyakit blast mulai terlihat. Aplikasi kedua dilakukan 2 minggu setelah aplikasi pertama.
Setelah dua kali aplikasi, petani melaporkan bahwa penyebaran penyakit blast berhasil dikendalikan. Bercak-bercak pada daun dan batang padi berhenti bertambah, dan tanaman mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada saat panen, hasil panen padi meningkat signifikan dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya ketika mereka hanya menggunakan fungisida berbahan aktif tunggal.
Keberhasilan pengendalian penyakit blast pada padi ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Efek Kuratif Simoksanil: Simoksanil mampu menembus jaringan tanaman dan menghentikan perkembangan jamur blast dari dalam, sehingga infeksi yang sudah ada dapat diatasi dengan efektif.
2. Perlindungan Preventif Azoksistrobin: Azoksistrobin melindungi tanaman dari infeksi baru, sehingga penyebaran penyakit dapat dicegah.
3. Waktu Aplikasi yang Tepat: Aplikasi fungisida dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika gejala awal penyakit mulai terlihat, sehingga fungisida dapat bekerja secara optimal.
4. Kepatuhan Terhadap Aturan Aplikasi: Petani mengikuti dosis dan aturan aplikasi yang tertera pada label produk, sehingga fungisida dapat bekerja dengan efektif tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.
Kesimpulan
Kasus ini menunjukkan bahwa penggunaan fungisida kombinasi Azoksistrobin + simoksanil dapat menjadi solusi efektif untuk mengendalikan penyakit blast pada tanaman padi. Kombinasi ini memberikan perlindungan komprehensif karena memiliki efek preventif dan kuratif, serta dapat meningkatkan hasil panen petani.