Dalam pengendalian hama wereng, tentunya petani harus paham tentang kemampuan atau daya kendali dari masing-masing bahan aktif insektisida. Jika dilihat secara kemampuan, harga dan kondisi kebutuhan tentunya akan lebih bijaksana jika petani menyesuaikan insektisida yang di belinya.
Sebagai perumpamaan, jika mengatasi cukup dengan insektisida murah dan kebutuhan sedikit saja tidak pelu harus membeli insektisida yang mahal dan dosis yang tinggi. Ibarat membunuh nyamuk cukup dengan alat tepuk tidak perlu meledakkan bom.
Berikut tabel perbandingan KD50 (waktu knockdown 50%) dan waktu mortalitas akhir (waktu untuk mencapai 50% kematian) dari beberapa insektisida berdasarkan hasil studi di lapang dan laboratorium (umumnya untuk serangga hama, dengan beberapa merujuk pada insektisida umum):
| Bahan Aktif | KD50 (Waktu Lumpuh 50%) | Waktu Mortalitas Akhir (LT50) | Keterangan & Sumber |
|---|---|---|---|
| Imidakloprid | 30-60 menit | 24-48 jam | Efek knockdown cepat, mortalitas efektif dalam 1-2 hari |
| Nitenpiram | < 15 menit | 12-24 jam | Knockdown sangat cepat, mortalitas optimal cepat |
| Triflumezopyrim | 20-40 menit | 24-36 jam | Knockdown cepat, proteksi jangka panjang |
| Dinotefuran | 15-30 menit | 24-36 jam | Knockdown dan mortalitas cepat |
| Fipronil | 40-80 menit | 36-48 jam | Efektivitas tinggi tapi knockdown lebih lambat |
| Buprofezin | > 2 jam | > 48 jam | Knockdown lambat, menghambat pergantian kulit nimfa |
| Pymetrozine | 30-60 menit | 36 jam | Sistemik, mengurangi agresifitas, tetapi knockdown sedang |
Catatan:
KD50 adalah waktu yang dibutuhkan insektisida untuk membuat 50% hama lumpuh (knockdown). Semakin kecil angkanya, semakin cepat insektisida bekerja mematikan hama.
LT50 adalah waktu yang dibutuhkan untuk membunuh 50% hama (mortalitas 50%).
Data ini diperkirakan dari sejumlah laporan uji lapang dan laboratorium yang mencerminkan rata-rata efektivitas bahan aktif insektisida terhadap serangga hama, termasuk wereng dan serangga lain.
Dari tabel terlihat, bahan aktif Nitenpiram memberikan efek knockdown dan mortalitas paling cepat, sementara Triflumezopyrim juga tergolong cepat dengan proteksi jangka panjang. Buprofezin memberikan efek paling lambat karena bekerja menghambat pergantian kulit nimfa, bukan knockdown langsung.
Dari hasil ini kita ketahui secara kecepatan kemampuan pengendalian, nitenpiram lebih unggul karena daya LT 50 (waktu mortalitas) yang paling singkat. Jika dibutuhkan kemampuan membunuh hama wereng dalam waktu singkat, maka pilihan insektisida berbahan aktif nitenpiram menjadi pilihan utama.
Bagaimana jika ketahanan/ jangka waktu kendali (residu di tanaman)?
Berikut tabel perbandingan masa residu bahan aktif insektisida untuk pengendalian wereng coklat, termasuk bahan aktif BPMC dan MIPC:
| Bahan Aktif | Masa Residu di Tanaman (hari) | Keterangan Singkat |
|---|---|---|
| Triflumezopyrim | 20-25 | Proteksi jangka panjang, efek tahan lama |
| Nitenpiram | 14-21 | Durasi residu menengah hingga cukup lama |
| Fipronil | 15-20 | Residual cukup lama, cocok untuk perlindungan berkelanjutan |
| Imidakloprid | 10-15 | Durasi residu sedang, tahan lama di daun dan batang |
| BPMC (Carbamate) | 7-14 | Durasi residu menengah, insektisida kontak dan lambung |
| Dinotefuran | 7-12 | Durasi sedang, efek knockdown cepat |
| MIPC (Carbamate) | 5-10 | Durasi residu lebih pendek dibanding BPMC |
| Buprofezin | 2-5 | Residual paling singkat, menghambat pergantian kulit nimfa |
Penjelasan:
Residu terlama untuk bahan aktif pengendali wereng diraih oleh Triflumezopyrim disusul oleh Nitenpiram dan Fipronil.
Imidakloprit, BPMC dan MIPC adalah insektisida golongan carbamate dengan durasi residu menengah, Imidakloprit dan BPMC lebih tahan lama daripada MIPC dan Buprofezin.
Masa residu ini mempengaruhi frekuensi aplikasi serta efektivitas pengendalian wereng dalam jangka waktu tertentu.
Tabel ini membantu memilih insektisida sesuai kebutuhan proteksi jangka pendek maupun panjang untuk pengendalian wereng coklat.
Bagaimana dengan perbandingan harganya?
Berikut daftar bahan aktif pengendali wereng coklat sesuai harga dari yang paling mahal ke paling murah, lengkap dengan merek yang Anda minta:
| Bahan Aktif | Merek / Produk | Estimasi Harga Per Kemasan |
|---|---|---|
| Triflumezopyrim | Pexalon 106 SC | Rp300.000 / 100 ml |
| Dinotefuran | Moriox 100/150 SC | Rp120.000 - Rp140.000 / 100 ml |
| Nitenpiram | Teballo 250 SL | Rp60.000 - Rp80.000 / 100 ml |
| Buprofezin | Buprosida 100 EC | Rp45.000 - Rp55.000 / 100 ml |
| Fipronil | Fipros 55 EC | Rp25.000 - Rp40.000 / 50 ml |
| BPMC | Sidabas 500 EC | Rp40.000 - Rp45.000 / 100 ml |
| Imidakloprid | Topdor 50 SL | Rp15.000 - Rp30.000 / 50 ml |
| MIPC | Sidacin 50 WP | Rp15.000 - Rp25.000 / 100 gr |

Tidak ada komentar:
Posting Komentar