PAKET KOMBINASI
I. SIDABIN 200/150 SC
Fungisida Sidabin yang diproduksi oleh Petrosida Gresik memiliki bahan aktif gabungan Azoksistrobin 200 g/l dan Simoksanil 150 g/l.
Cara kerjanya adalah sistemik, protektif, dan kuratif, yaitu mengendalikan penyakit dari dalam tanaman dan mencegah serangan baru.
Keunggulannya adalah mampu mengendalikan berbagai penyakit jamur dan bakteri yang menyerang tanaman padi, bawang merah, cabai, dan kentang, seperti blast, trotol, dan phytophthora. Bahan Aktif : Azoksistrobin (200 g/l dan Simoksanil (150 g/l). Cara Kerja Sistemik: Berada dalam bentuk pekatan suspensi (SC) yang menyebar ke seluruh jaringan tanaman setelah diaplikasikan, memberikan perlindungan menyeluruh dari dalam.
Protektif: Mencegah terjadinya infeksi penyakit pada tanaman.Kuratif: Menyembuhkan penyakit yang sudah menyerang tanaman.
Keunggulan Sidabin --> Perlindungan Ganda: Bekerja ganda sebagai pelindung (protektif) dan penyembuh (kuratif) penyakit.Mengatasi Berbagai Penyakit: Efektif untuk berbagai penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur dan bakteri, termasuk:Padi: Penyakit blast (potong leher) dan bercak coklat.Bawang Merah: Penyakit trotol.Cabai dan Kentang: Penyakit phytophthora.Tanaman Lain: Seperti embun tepung pada melon dan timun.
Produk Sidabin dikenal lebih unggul dikarenakan sistem kuratifnya yang lebih baik dan akan nampak dalam hitungan 2-3 hari. Bahan aktif Simoksanil lebih ampuh mengobati secara cepat dan dikombinasikan dengan azoksistrobin yang memberikan perlindungan dalam jangka panjang. Kecepatan Reaksi Simoksanil: Sangat cepat. Simoksanil memiliki daya penetrasi yang luar biasa (sistemik lokal), mampu menghentikan inkubasi jamur dalam waktu 2–3 hari setelah infeksi terjadi. Efek pada Jamur: Bekerja dengan menghambat pembentukan protein dan asam nukleat jamur. Ini sangat efektif untuk menghentikan spora yang baru saja masuk ke jaringan sebelum kerusakan meluas.
II. FENOSIDA 255 EC
| Keterangan Produk | Detail |
| Merek Dagang | FENOSIDA 255 EC |
| Produsen | Petrosida Gresik |
| Bahan Aktif | Difenokonazol |
| Kadar Bahan Aktif | 255 g/L (gram per liter) |
| Formulasi | EC (Emulsifiable Concentrate / Pekatan yang Dapat Diemulsikan) |
| Cara Kerja | Sistemik (Preventif dan Kuratif) |
| Kelompok Kimia | Triazol (FRAC Group 3) |
| Target Tanaman | Kedelai, Kentang, Padi, Semangka, dan lain-lain. |
1. Kadar dan Formulasi
Kadar (255 g/L):
Kadar Difenokonazol sebesar $255 \text{ g/L}$ tergolong cukup tinggi untuk formulasi fungisida tunggal berbahan aktif Triazol. Kadar yang tinggi ini memungkinkan penggunaan dosis yang relatif rendah per tangki semprot, sehingga lebih efisien.
Signifikansi: Difenokonazol adalah bahan aktif yang kuat, dan dengan kadar ini, FENOSIDA efektif memberikan perlindungan yang memadai pada berbagai komoditas terhadap penyakit-penyakit kunci jamur.
Formulasi (EC):
Formulasi Emulsifiable Concentrate (EC) berbentuk cairan pekat berwarna kuning yang mudah diemulsikan atau dicampur dengan air.
Kelebihan: Formula EC cenderung memiliki daya sebar dan penetrasi yang baik pada permukaan daun.
2. Kelebihan FENOSIDA 255 EC
FENOSIDA (Difenokonazol) sangat populer di kalangan petani karena gabungan sifat fungisida dan efek tambahan pada tanaman (sering disebut ZPT).
A. Keunggulan Sebagai Fungisida
Sistemik Sejati: Difenokonazol bersifat sistemik yang kuat. Setelah disemprotkan, ia akan diserap oleh daun dan didistribusikan melalui jaringan tanaman (xilem) ke seluruh bagian. Hal ini melindungi bagian tanaman yang tidak terkena semprotan langsung dan juga pertumbuhan baru.
Aksi Ganda (Preventif & Kuratif): FENOSIDA tidak hanya mencegah spora jamur berkecambah (preventif) tetapi juga dapat mengobati infeksi yang sudah terjadi (kuratif) dengan menghambat biosintesis ergosterol, komponen vital pembentuk dinding sel jamur.
Spektrum Luas: Efektif mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur, seperti Hawar Daun (Padi/Kentang), Bercak Daun (Kedelai/Semangka), dan Busuk Pelepah.
Tahan Hujan (Rainfast): Karena cepat diserap oleh jaringan tanaman, efektivitasnya tidak mudah hilang meskipun terjadi hujan dalam waktu 4-6 jam setelah penyemprotan.
B. Keunggulan Efek Fisiologis (ZPT-Like)
Salah satu daya tarik terbesar Difenokonazol, termasuk pada FENOSIDA, adalah efeknya yang menyerupai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), yaitu:
Efek Daun Lebih Hijau (Greening Effect): Tanaman yang disemprot FENOSIDA seringkali menunjukkan daun yang lebih hijau, tebal, dan kaku. Hal ini meningkatkan efisiensi fotosintesis.
Meningkatkan Kualitas Gabah Padi: Pada padi, Difenokonazol membantu dalam proses pengisian bulir hingga ke pangkal, yang berpotensi meningkatkan bobot gabah per rumpun dan kualitas hasil panen secara keseluruhan.
Mempercepat Pembentukan: Dikenal membantu mempercepat pembentukan krop pada sayuran dan mengoptimalkan pembentukan umbi pada kentang.
3. Petunjuk Penggunaan Kritis
Untuk mendapatkan hasil maksimal:
Waktu Aplikasi: Lakukan penyemprotan pada waktu cuaca cerah, yaitu pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 4, saat jamur belum atau baru mulai aktif dan efektivitas bahan aktif optimal.
Dosis Tepat: Gunakan dosis sesuai anjuran pada label kemasan, umumnya dalam satuan ml/liter air atau ml/hektar, tergantung komoditas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar