Simoksanil dan difenokonazol sama-sama memiliki sifat kuratif (mengobati), namun cara mereka "bekerja" di dalam jaringan tanaman dan efek visualnya terhadap tanaman cukup berbeda.
Berikut adalah perbandingan penampakan dan karakteristik kuratif keduanya:
1. Simoksanil (Golongan Alifatik Nitrogen)
Simoksanil dikenal sebagai "obat darurat" untuk penyakit hawar daun (Phytophthora).
Kecepatan Reaksi: Sangat cepat. Simoksanil memiliki daya penetrasi yang luar biasa (sistemik lokal), mampu menghentikan inkubasi jamur dalam waktu 2–3 hari setelah infeksi terjadi.
Efek pada Jamur: Bekerja dengan menghambat pembentukan protein dan asam nukleat jamur. Ini sangat efektif untuk menghentikan spora yang baru saja masuk ke jaringan sebelum kerusakan meluas.
Penampakan pada Tanaman: Tidak memberikan efek visual "penyegar" atau penghijau daun. Fokusnya murni pada menghentikan penyebaran bercak/busuk agar tidak meluas. Seringkali dicampur dengan bahan aktif kontak (seperti Mankozeb) karena masa aktif simoksanil di dalam tanaman relatif singkat (3–4 hari).
2. Difenokonazol (Golongan Triazol)
Difenokonazol adalah fungisida sistemik spektrum luas yang juga memiliki fungsi sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Kecepatan Reaksi: Sistemik penuh namun bekerja lebih moderat dibanding simoksanil dalam hal "kecepatan hambat" awal. Ia bekerja dengan mengganggu sintesis ergosterol pada dinding sel jamur.
Efek pada Jamur: Menghentikan pertumbuhan hifa (benang jamur) yang sedang berkembang di dalam jaringan.
Penampakan pada Tanaman (Efek Tonik): Inilah perbedaan mencoloknya. Difenokonazol memberikan efek visual berupa daun yang tampak lebih hijau, lebih tebal, dan kaku. Ini karena sifat ZPT-nya yang menghambat biosintesis giberelin dalam jumlah tertentu, sehingga tanaman lebih kuat menghadapi stres.
Durasi Perlindungan: Bertahan lebih lama di dalam jaringan tanaman dibandingkan simoksanil.
Tabel Perbandingan Ringkas
| Fitur | Simoksanil | Difenokonazol |
| Cara Kerja | Fast Reaction & Sistemik lokal (penetrasi cepat) | Slow Reaction & Sistemik penuh (akropetal) |
| Spesialisasi | Jamur Oomycetes (busuk daun/embun bulu) | Bercak daun, karat, antraknosa |
| Efek Visual | Bercak berhenti meluas (netral) | Daun lebih hijau, tebal, dan kaku |
| Masa Aktif | Singkat (cepat hilang) | Lebih lama (bertahan di jaringan) |
| Fungsi Tambahan | Tidak ada | Berfungsi sebagai ZPT |
Jika tanaman Anda sedang terserang hawar daun yang ganas secara mendadak (seperti pada kentang, tomat atau padi pada kondisi serangan berat saat musim hujan), Simoksanil bisa menjadi pilihan terbaik untuk menghentikan serangan seketika.
Namun, jika Anda ingin mengobati bercak ringan dan sekaligus membuat tanaman lebih segar dan kokoh, meskipun penyembuhan membutuhkan waktu lebih lama maka dengan Difenokonazol adalah pilihannya.
Tergantung tujuan dan kondisinya ya sedulur tani.
Salam Merdesa
Petani Sejahter, Bangsa Berjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar