PENGGEREK BATANG,
"SUNDEP ATAU BELUK"
Penggerek
batang merupakan hama yang tergolong pengganggu utama dalam budidaya tanaman
padi. Hama ini menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman mulai
dari persemaian hingga menjelang panen.
Pada
fase vegetatif, larva penggerek batang
yang telah menetas akan masuk ke dalam batang selanjutnya menggerek dan memotong
bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, kering dan mati. Gejalanya sering
disebut “sundep (=masuk ke dalam)”. Sedangkan serangan pada fase generatif
berupa malai berisi bulir muncul dalam kondisi hampa yang biasa petani menyebutnya
dengan sebutan “beluk”.
Penggerek batang padi berkembang 2 hingga 3 generasi
setiap musim tanam dengan siklus hidup telur 4-7 hari, larva 19-28 hari, pupa
8-12 har,i dan ngengat 4-10 hari. Si ngengat hama ini mampu terbang 4 - 10 km
dengan bantuan angin dan tertarik dengan cahaya di malam hari saat terbang.
"Si ngengat ini mampu bertelur 200
sampai 500 butir dan 1 larva yang telah menetas dapat pindah 2 sampai 3 kali
dari satu batang ke batang lain dengan benang larva, air, atau angin (berayun)
dan merusak hingga 2 sampai 3 batang.
Di Indonesia sampai saat ini telah
dikenal ada empat jenis penggerek batang padi:
- Penggerek
batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
- Penggerek
batang padi putih (Scirphophaga innotata)
- Penggerek
batang padi jingga ( Sesamia inferens)
- Penggerek
batang padi bergaris (Chilo supresalis)

Ciri-ciri dan daur hidup :
Ngengat penggerek batang dewasa
(kaper/ klaper/kupu) biasanya aktif pada malam hari dan siklus hidup
keseluruhan sekitar 40-70 hari.
Telur biasanya diletakkan di bawah
permukaan daun atau dekat ujung daun 20-500 butir telur satu musim. Nampak
seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu halus mengkilap.
Telur akan menetas menjadi larva setelah
6-7 hari.
Larva bergerak ke bawah menuju
pangkal tanaman padi dan mulai menggerek anakan utama, dan setelah cukup besar
dia akan berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain.
Larva awalnya menyerang pangkal akar
hingga menyerang batang padi bagian dalam, gejala yang nampak berupa anakan
kerdil atau mengering.
Ketika larva masuk ke dalam batang, larva
akan merusak pembuluh bagian dalam batang hingga batang putus dan saat dicabut
mudah terlepas. Larva penggerek batang dapat dengan mudah dikenali ketika
berada di dalam batang.
Lama fase larva berkisar 28-35 hari.
Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput
benang putih.
Lama fase pupa antara 6-23 hari.
Pupa berada di dalam pangkal batang sampai menjadi ngengat dewasa.
Untuk menghindari serangan parah,
petani harus lebih aktif mengendalikan pada saat penggerek batang fase sebelum
meletukkan telur.:
![]() |
GAMBAR: SIDAMARKET |
A.
Pengendalian
Fase Pra Persemaian
- Sanitasi
lingkungan dari gulma
tempat imagonya biasanya bersembunyi.
- Upayakan pemotongan batang padi serendah
mungkin saat panen agar tidak ada potensi larva penggerek tersisa.
- Genangi
petakan dengan air untuk merendam bekas tanaman padi.
- Aplikasikan
pupuk dekomposer (petrogladiator) untuk mempercepat pembusukan jerami di
lahan dan agar bermanfaat sebagai pupuk sebelum lahan di olah kembali.
B.
Pengendalian
Fase persemaian
- Lakukan
pengamatan kaper atau kelompok telur di persemaian dan mulai lakukan
pengumpulan taruh dalam toples. (Untuk mengetahui kapan telur itu menetas
maka waktu itulah telur tersisa di lahan juga akan menetas)
- Jika
terlihat penerbangan kaper penggerek batang pada sore/malam hari, lakukan penangkapan dengan lampu
perangkap pada malam harinya.
- Aplikasi
insektisida karbofuran (Sidafur 3 GR) untuk antisipasi perlindungan
sebanyak 4-6 kilogram untuk luas semaian lahan tanam 1 Ha. Jika kondisi
parah maka dapat dikombinasi dengan penyemprotan insektisida dimehipo
(Sidatan XR 525 SL) atau fipronil (Fipros 55 SC) takaran 1-2 ml/ liter.
- Cabut
tanaman yang menujukkan gejala sundep

C.
Pengendalian
Fase Vegetatif
Langkah-langkah
yang dapat di lakukan sebagai
berikut :
- Tanam
serempak.
- Musnahkan
tanaman yang menunjukan gejala serangan sundep.
- Kumpulkan
kelompok telur.
- Aplikasi
insektisida karbofuran (Sidafur 3 GR) 20-25 kilogram pada umur tanaman
7-14 HST.
- Pada
kondisi serangan berat (masih dijumpai penerbangan kaper di lahan) semprot
dengan insektisida dimehipo (Sidatan XR 525 SL) atau fironil (Fipros 55 SC) 3-4 ml/ liter pada umur
padi 35 HST dan 45 HST, dan akhir pada 55 HST gunakan 5-6 ml/liter.
- Masa
vegetatif adalah masa kritis oleh karena itu harus sangat diperhatikan
agar tidak sampai larva masuk dan memotong pangkal malai.

D.
Pengendalian
Fase Generatif
Langkah-langkah
yang dapat di lakukan sebagai
berikut :

2. Jika sudah
masuk fase generatif dengan kondisi malai butir hampa, tegak lurus berwana
putih dan kopong maka kondisi ini sudah tidak bisa diselamatkan akan tetapi
lebih pada pencegahan agar larva tidak berpindah ke batang yang lain. Cabuti
malai yang menunjukkan gejala beluk untuk mengambil larva supaya tidak menjadi
pupa dan ngengat
Pemanfaatan musuh alami
- Tertrastichus
schoenobii
- Telenomus
rowani
- Trichogramma
japonicum
Beberapa Insektisida
yang dapat digunakan untuk mengatasi penggerek batang:
- Sidafur 3 GR
- Sidatan XR 525 SL
- Fipros 55 SC
- Sidamec 20 EC
- Sidathiam 325 SC
"Salam Merdesa"
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar