Jumat, 10 Juli 2020

YUK MENGENAL PENGGEREK BATANG PADI (SUNDEP/ BELUK)







PENGGEREK BATANG, 

"SUNDEP ATAU BELUK"


Penggerek batang merupakan hama yang tergolong pengganggu utama dalam budidaya tanaman padi. Hama ini menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman mulai dari persemaian hingga menjelang panen.
Pada  fase vegetatif, larva penggerek batang yang telah menetas akan masuk ke dalam batang selanjutnya menggerek dan memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, kering dan mati. Gejalanya sering disebut “sundep (=masuk ke dalam)”. Sedangkan serangan pada fase generatif berupa malai berisi bulir muncul dalam kondisi hampa yang biasa petani menyebutnya dengan sebutan “beluk”.
Penggerek batang padi  berkembang 2 hingga 3 generasi setiap musim tanam dengan siklus hidup telur 4-7 hari, larva 19-28 hari, pupa 8-12 har,i dan ngengat 4-10 hari. Si ngengat hama ini mampu terbang 4 - 10 km dengan bantuan angin dan tertarik dengan cahaya di malam hari saat terbang.
"Si ngengat ini mampu bertelur 200 sampai 500 butir dan 1 larva yang telah menetas dapat pindah 2 sampai 3 kali dari satu batang ke batang lain dengan benang larva, air, atau angin (berayun) dan merusak hingga 2 sampai 3 batang.
Di Indonesia sampai saat ini telah dikenal ada empat jenis penggerek batang padi:
  • Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
  • Penggerek batang padi putih (Scirphophaga innotata)
  • Penggerek batang padi jingga ( Sesamia inferens)
  • Penggerek batang padi bergaris (Chilo supresalis)
Ciri-ciri dan daur hidup :
 Ngengat penggerek batang dewasa (kaper/   klaper/kupu) biasanya aktif pada malam hari dan   siklus hidup keseluruhan sekitar 40-70 hari.
 Telur biasanya diletakkan di bawah permukaan daun atau dekat ujung daun 20-500 butir telur   satu musim. Nampak seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu halus mengkilap.
  
 Telur akan menetas menjadi larva setelah 6-7 hari.
 
 Larva bergerak ke bawah menuju pangkal tanaman padi dan mulai menggerek anakan utama, dan setelah cukup besar dia akan berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain.
 
 Larva awalnya menyerang pangkal akar hingga menyerang batang padi bagian dalam, gejala yang nampak berupa anakan kerdil atau mengering.
 
  Ketika larva masuk ke dalam batang, larva akan merusak pembuluh bagian dalam batang hingga batang putus dan saat dicabut mudah terlepas. Larva penggerek batang dapat dengan mudah dikenali ketika berada di dalam batang.
 
 Lama fase larva berkisar 28-35 hari. Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput benang putih.

  Lama fase pupa antara 6-23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang sampai menjadi ngengat dewasa.

 Untuk menghindari serangan parah, petani harus lebih aktif mengendalikan pada saat penggerek batang fase sebelum meletukkan telur.:




GAMBAR: SIDAMARKET

A.     Pengendalian Fase Pra Persemaian
  1. Sanitasi lingkungan dari gulma tempat imagonya biasanya bersembunyi.
  2. Upayakan pemotongan batang padi serendah mungkin saat panen agar tidak ada potensi larva penggerek tersisa.
  3. Genangi petakan dengan air untuk merendam bekas tanaman padi.
  4. Aplikasikan pupuk dekomposer (petrogladiator) untuk mempercepat pembusukan jerami di lahan dan agar bermanfaat sebagai pupuk sebelum lahan di olah  kembali.

B.     Pengendalian Fase persemaian
  1. Lakukan pengamatan kaper atau kelompok telur di persemaian dan mulai lakukan pengumpulan taruh dalam toples. (Untuk mengetahui kapan telur itu menetas maka waktu itulah telur tersisa di lahan juga akan menetas)
  2. Jika terlihat penerbangan kaper penggerek batang pada sore/malam  hari, lakukan penangkapan dengan lampu perangkap pada malam harinya.
  3. Aplikasi insektisida karbofuran (Sidafur 3 GR) untuk antisipasi perlindungan sebanyak 4-6 kilogram untuk luas semaian lahan tanam 1 Ha. Jika kondisi parah maka dapat dikombinasi dengan penyemprotan insektisida dimehipo (Sidatan XR 525 SL) atau fipronil (Fipros 55 SC) takaran 1-2 ml/ liter.
  4. Cabut tanaman yang menujukkan gejala sundep

C.     Pengendalian Fase Vegetatif
Langkah-langkah yang dapat di lakukan sebagai 
berikut :
  1. Tanam serempak.
  2. Musnahkan tanaman yang menunjukan gejala serangan sundep.
  3. Kumpulkan kelompok telur.
  4. Aplikasi insektisida karbofuran (Sidafur 3 GR) 20-25 kilogram pada umur tanaman 7-14 HST.
  5. Pada kondisi serangan berat (masih dijumpai penerbangan kaper di lahan) semprot dengan insektisida dimehipo (Sidatan XR 525 SL) atau fironil (Fipros 55 SC) 3-4 ml/ liter pada umur padi 35 HST dan 45 HST, dan akhir pada 55 HST gunakan 5-6 ml/liter.
  6. Masa vegetatif adalah masa kritis oleh karena itu harus sangat diperhatikan agar tidak sampai larva masuk dan memotong pangkal malai.
D.    Pengendalian Fase Generatif

Langkah-langkah yang dapat di lakukan sebagai 
berikut :
1.     Apabila pengendalian terlambat, dan serangan muncul hingga sudah masuk awal generatif masih ada harapan larva belum memotong pangkal malai masih bisa segera di aplikasikan dimehipo (Sidatan XR 525 SL) atau abamektin (Sidamec 20 EC) dengan takaran Sidatan XR 5-6 ml/liter dan Sidamec 0,75 ml/ liter mengingat larva cenderung sudah di instar 5-7.
2.    Jika sudah masuk fase generatif dengan kondisi malai butir hampa, tegak lurus berwana putih dan kopong maka kondisi ini sudah tidak bisa diselamatkan akan tetapi lebih pada pencegahan agar larva tidak berpindah ke batang yang lain. Cabuti malai yang menunjukkan gejala beluk untuk mengambil larva supaya tidak menjadi pupa dan ngengat

Pemanfaatan musuh alami
Beberapa parasitoid telur diketahui ditemukan dilapangan di antaranya:
  • Tertrastichus schoenobii
  • Telenomus rowani
  • Trichogramma japonicum
Beberapa Insektisida yang dapat digunakan untuk mengatasi penggerek batang:
  1. Sidafur 3 GR
  2. Sidatan XR 525 SL
  3. Fipros 55 SC
  4. Sidamec 20 EC
  5. Sidathiam 325 SC

"Salam Merdesa"

Petani Sejahtera Bangsa Berjaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar