RADEN MAS BAGUS "Su TIKUS"
Bak priyayi yang harus diperlakukan sopan, kalau dia merasa marah maka "dia" akan memerintahkan pasukannya menghabisi tanamanmu. Mungkin itu yang dipercayai selama ini oleh sebagian masyarakat kita.

Tapi terlepas dari itu semua kawan, petani harus pinter mengelola kondisi lingkungan agar tikus tidak meledak pupulasinya dan merusak secara masive. Sesama makhluk Tuhan, sama halnya burung, belalang, ulat, semua juga butuh makan. Kalau satu atau dua tanaman kita rusak untuk makanan mereka mungkin sesuatu yang wajar..tapi kalau sudah mewabah dan mengancam panen kita, harus ditanggulangi dan di kendalikan.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang Tikus.
Tikus adalah hewan pengerat yang giginya dapat tumbuh memanjang. Oleh karena itu dia butuh mengerat untuk mengikis giginya itu agar tidak terlalu panjang. Kalau kita amati, tikus lebih besar daya rusaknya daripada daya makannya .Lebih banyak yang dipotong dari pada yang dimakan.
Favorit tikus biasanya padi, akan tetapi di beberapa daerah juga menghancurkan jagung dan kedelai. Sejak lahir tikus sudah siap kawin atau berkembangbiak ketika umurnya 1,5 bulan. Dalam 1 kali masa budidaya padi, tikus dapat berkembang biak hingga 3 kali dengan jumlah 4-16 ekor persekali melahirkan. Makanya jika tidak dikendalikan sejak awal akan sangat besar sekali populasinya.
Berdasarkan penelitan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 40,9% tikus sawah berkembang biak di tanggul irigasi,
22,6% di tepi kampung, 20,0%
di jalan sawah, 10,7% di
pematang parit sawah, dan 3,8%
di pematang tengah sawah.
Tikus sawah cenderung bersarang dan beranak pada
tanah yang relatif tinggiseperti tanggul irigasi, agar sarangnya dapat
terhindardari banjir yang dapat
menyebabkan kematian anak-anaknya. (Sudarmaji
1990; Nolte et al. 2002)
Kecenderungan tikus berkembangbiak biak (bunting) pada masa vegetaif hanya sekitar 4% tetapi meningkat pada masa generatif dengan ketersediaan pakan hingga 58%. Masa kehamilan tikus hanya 21 Hari dan 2 hari setelh melahirkan dia sudah siap hamil lagi.
Dari 1 Ekor tikus betina yang kawin, dalam 1 musim dia akan menjadi 80 ekor tikus dewasa. Apa tidak ngeri kawan?
Kalo sudah kenal, sekarang bagimana cara mengendalikan Si Raden Mas Su tikus ini?
Melihat populasi tikus dapat sangat meningkat pesat pada masa padi gneratif maka pengendalian awal harus sudah kita lakukan mulai awal masa tanam bahkan sudah mulai sebelum di persemaian.
1. Sanitasi Lahan

Keberadaan gulma/ rumput seringkali menyamarkan liang-liang mereka, oleh karena itu pembersihan lokasi dari semak dan rumput perlu dilakukan. Selain dengan di babat manual untuk mengetahui sarang-sarang tikus, penggunaan racun rumput di nilai lebih praktis untuk pekerjaan ini. Biasanya yang digunakan adalah jenis herbisida sistemik bahan aktif IPA Glyfosat seperti Seetop 525 SL, atau Sidafos 480 SL. Bisa juga menggunakan herbisida kontak semisal Sidaxone 276 SL dan Liuxone 150 SL.
2. Gropyokan dan Emposan

3. TBS dan LTBS
Istilahnya trap barrier sistem atau Linier barrier system.
A. TBS
atausistem bubu perangkap merupakan teknik pengendalian tikus yang mampu menangkap
banyak tikus sawah terus menerus selama musim tanam (sejak tanam hingga panen). TBS
dianjurkan untuk digunakan pada daerah endemik tikus yaitu wilayah yang populasi tikusnya
selalu tinggi sehingga terjadi serangan tikus pada setiap musim tanam. Sistem tanaman umpan dapat di tanam 3 minggu lebih awal dari tanam rayanya atau sebaliknya tanam 3 minggu sebelum panen untuk melindungi tanam berikutnya. Dengan ukuran 25 meter x 25 meter, ukuran ini mampu menarik tikus hingga radius 200 meter dari perangkap.
SOP PEMASANGAN TBS
a.Buat parit selebar ±50cm mengelilingi calon petak TBS
b.Pancangkan ajir bambu tiap 1m di parit, pasang tali antar ajir, pasang plastik pada tali
dengan lidi.
c.Apabila menggunakan terpal, pasang ajir bambu pada terpal, bentangkan, tarik kuat-kuat,
dan pancangkan ajir di parit dekat pematang dalam
d.Pasang bubu perangkap, pastikan menempel pagar plastik sehingga tikus tidak bisa
menerobos.
e.Buat gundukan tanah di depan corong bubu agar tikus mudah menemukan pintu masuk.
B. LTBS
LTBS berupa bentangan pagar plastik setinggi 60-70cm sepanjang minimal 100m. Bubu
perangkap LTBS dipasang setiap 20m berselang-seling agar mampu menangkap tikus dari arah
habitat & sawah (Gambar 8). LTBS dirancang berdasarkan pergerakan harian tikus sawah yang
selalu berpola pergi-pulang antara lokasi bersarang & tempat makan.
Pasang LTBS diantara sawah dan habitat tikus, seperti tepi kampung, tanggul irigasi, & tanggul
jalan. LTBS juga efektif mengendalikan migrasi tikus, dengan membentangkan LTBS dan
memasang bubu perangkap memotong jalur migrasi. Bedanya LTBS tidak memerlukan tanaman perangkap tetapi bersamaan dengan budidayanya langsung.
4. Umpan Racun Tikus Brodifakum

Sidarat adlah salahsatu merk racun tikus brodifakum, racun dalam bentuk umpan siap tebar. Taruh 1-2 potong dan tutupi dengan sekam/ kulit ari gabah (karena sifat tikus suka mengais-ngais makanan). Upayakan blok umpan jangan sampai terpegang tangan agar tidak bau manuisa (gunakan sarung tangan atau plastik untuk memotongnya).
5. Tito alba (Burung Hantu)
Burung hantu terbukti efektif mengurangi populasi tikus. Satu ekor burung hantu mampu membunuh 60 ekor tikus dalam semalam dan dia hanya menakan 1-2 ekor saja.Jangkauan burung hantu bisa mengawal 4-5 Hektar sawah jadi untuk penempatan bekupon atau sarangnya bisa disesuaikan/ Burung hantu berburu pada malam hari dan termasuk hewan nocturnal. Akan tetapi perlu dibat aturan agar keberadaannya tidak diburu dan jadi sasaran tembak oleh warga yang senang berburu burung.
6. Bahan Repelent Tikus
Untuk bahan penolak tikus selama ini memang petani banyak menggunakan pestisida atau bahan2 yang berbau tajam baik kimia maupun nabati. Beberapa pestisida yang selama ini dikenal sebagai penolak tikus diantaranya: Bahan aktif penthoat/ dimethoat (Sidajos 430EC), Profenofos (Sidacron 510 EC), Thiobencarb (Thiosida ). Kapur barus/ kamper, Mengkudu, Brotowali, Kulit jengkol, Umbi gadung, dll.
Selamat mencoba mengatasi hama tikus dan semoga berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar