Rabu, 23 November 2022
Tips Memilih Sayur Buat Penderita Diabetes

Kamis, 17 November 2022
Pupuk SaptaBio dan Bio Fungisida Trichosida

Kalau misalkan belum mencoba menggunakannya, mungkin Petani di desa Balung panggang Gresik tidak akan percaya keunggulan Saptabio dan Trichosida. Kegiatan panen raya dan gebyar launching produk Saptabio dan Trichosida awal bulan November 2022 kemarin seakan menjadi bukti bahwa kombinasi pupuk hayati Saptabio dan fungisida hayati Trichosida dapat dikombinasikan dan terbukti ampuh menanggulangi penyakit tular tanah baik pada budidaya melon maupun cabai.
Jika diamati, tanaman di lahan sekitar lokasi demplot itu sudah banyak mengering bahkan mulai banyak yang mati. Berbeda dengan lahan ujicoba Saptabio dan Trichosida yang menjadi lahan percontohan pagi itu. Padahal kalau diamati lahan sekitar situ di airi dari sumber pengairan yang sama, tipe lahan juga sama dan benih yang dipakai serta pupuk yang digunakan dengan jenis dan takaran yang sama. Tapi kenapa hasilnya bisa berbeda?
Rahasianya adalah pada penggunaan dari Pupuk Hayati Saptabio dan Biofungisida Trichosida. Kalau dibandingkan dengan lahan yang tidak menggunakan keduanya, posisi tanaman melon dan cabai yang ditreatment dengan pupuk hayati saptabio dan biofungisida trichosida memiliki tingkat serangan penyakit yang bisa dikatakan kecil sekali (dibawah 1 persen).
Kalau dibandingkan dengan lahan sekitarnya yang banyak gagal sebenarnya lahan lainnya bisa dibilang juga menggunakan fungisida kimia untuk mengatasi layu dan bercak daun, tetapi kenapa masih tidak mampu menyelamatkkan tanaman melon dan cabai budidaya?.
Kalau di amati, kondisi curah hujan tinggi menyebabkan tanaman memang rentan diserang penyakit. Ketidaktahuan petani dengan penggunaan urea dosis tinggi semakin memperparah serangan penyakit. Penambahan unsur Nitrogen disinyalir menjadi penyebab tingginya serangan penyakit khususnya bagian daun. Tanaman dengan pupuk Nitrogen tinggi cenderung memiliki permukaan yang lebih lembut, dan tipis sehingga gampang terserang jamur dan penyakit.
Pada kebanyakan petani baru, penggunaan urea dianggap sesuatu yang wajib dan menjadi sebuah kebanggaan jika melihat tanamannya lebih hijau dan segar. Padahal hal itu tidak selalu demikian, bahkan tanaman dengan tingkat serapan nitrogen tinggi malah jadi lokasi yang nyaman buat jamur dan penyakit. Penggunaan unsur urea yang berlebihan tidak hanya merugikan di dalam petani budidaya tanaman pangan tetapi juga untuk hortikultura sayur dan buah jadi perlu menjadi catatan. Sebagian petani pada kondisi musim curah hujan tinggi mengurangi pemakaian urea dan dapat juga menggantinya dengan pupuk nitrogen dengan kadar rendah semisal ZA.
Penggunaan pupuk hayati yang memilki kandungan mikroba pelarut Nitrogen akan menyebabkan ketersediaan unsur hara ini lebih banyak di lahan sehingga pemakaian pupuk dapat dioptimalkan atau dengan kata lain penggunaannya tidak perlu sebanyak biasanya bisa ditekan penggunaannya 10-25%.
Bagaimana dengan phospat dan kalium ?
Sama halnya dengan Nitrogen, kandungan mikroba pelarut phospat dan kalium menjadi penting untuk mencegah timbunan kedua pupuk ini yang biasanya sulit bisa terurai di tanah. Tingkat struktur tanah akan berubah menjadi lebih keras dan menyebabkan pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisinya lebih suuuuuuuuliiiiiit.
Pupuk Saptabio diperkaya dengan 7 mikroba indigenous Indonesia yang terbukti unggul dalam mendukung budidaya tanaman. Mikroba penambat Nitrogen dan penghasil IAA(Azospirillum, sp, Azotobacter, sp). Mikroba pelarut Phospat dan protein, penghasil antibiotik dan stimulan tanaman (Bacillus, sp dan Penicilium sp) Mikroba pelarut Kalium dan stimulan tanaman (Pseudomonas, sp) serta Mikroba pengurai selulosa dengan kemampuan anti patogen. Streptomyces, sp dan Tricoderma, sp
Kombinasi 7 mikroba unggul tersebut selain mendukung ketersediaan unsur hara dengan merombak unsur NPK menjadi lebih tersedia (mudah terserap), kandungan mikroba lainnya juga dapat merombak unsur organik lebih baik (matang) dan mematikan mikroba patogen.
Sementara Biofungisida Trichosida diperkaya dengan mikroba antipatogen yang terdiri dari Trichoderma sp, Bacillus sp dan Gliocladium sp. Dari hasil ujicoba baik uji laboratorium maupun uji lapang menunjukkan tiga mikroba tersebut efektif dalam menghambat pertumbuhan dan penyebaran mikroba patogen. Pengaplikasian dengan pencampuran di media tanam ataupun diaplikasikan bersamaan pemupukan, tabur langsung ataupun dengan spray memiliki kemampuan yang sama efektif dalam menanggulangi patogen.
Kalau ingin organik, kalau lebih percaya yang alami dan untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk sebelumnya, penggunaan kombinasi saptabo dan trichosida bisa menjadi alternatif pada kondisi pupuk langka, sulit dan mahal. Satu hal lagi, saptabio dan trichosida produksi perusahaan nasional, dalam negeri sendiri.
Ayo kawan gunakan produk kita sendiri untuk mendukung optimalisasi produksi pangan nasional.
Salam Merdesa,
Petani Sejahtera
Bangsa Berjaya
Baca Selanjutnya: Pupuk Organik Siap Dukung Budidaya Tanaman

Kamis, 10 November 2022
Arborisida Jotos 490 EC untuk Gulma Anakan Kayu

Jotos 490 EC merupakan produk andalan untuk mengendalikan Melastoma,Charomolaena, Borerria dan gulma berkayu lainnya.
Cara aplikasi arborisida ini cukup mudah:
1. Dispray
Dengan menyemprot gulma campuran, aplikasinya cukup campurkan kombinasi (100ml Sidafos 480 SL + 100ml Jotos 490 SL pada 15 liter air kemudian semprotkan pada gulma campuran (rumput,teki,pakis,anak kayu dll) di kebun anda/pekarangan rumah anda.
Kecepatan kematian gulma berkayu dapat ditingkatkan dengan melukai bidang semprotnya dengan parang biar memudahkn herbisida masuk. Cara ini mampu meningkatkan kecepatan kematian tanaman/gulma berkayu yang akan dieradikasi.

Sistem kocoran
Untuk pohon/tanaman gulma keras dengan : Larutkan 100 ml Jotos 490 EC ini dengan air 1 liter kemudian siramkan pada pohon yang akan dibasmi.
2. Sistem oles/kuas
Untuk pohon/tanaman keras dengan kombinasi dengan solar: Untuk pohon besar, larutkan 100 ml Jotos 490 EC dengan 1 liter solar, kemudian buat lubang pada pohon/gores pohon sampai bertemu lapisan hijaunya/ xilem nya dan oleskan perlahan dengan campuran tersebut.
Injeksi
Pohon disuntik dengan 10 ml larutan Jotos 490 EC dengan kedalaman 10-15 cm dari diameter batang pohon.
Berdasarkan pengalaman, (cara suntik dan oles pada batang lebih efisien dalam penggunaan Jotos 490 EC dibandingkan disiram pada pohon). Kendati demikian kondisi kecepatan kematian juga menjadi pertimbangan jika menginginkan kematian lebih cepat.
"Salam Merdesa".
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya.
Bangga Jadi Petani
B
