Dalam ilmu mikrobiologi tanaman, penyakit yang menyerang tanaman budidaya disebabkan oleh mikroba patogen (jamur, bakteri, virus, dll). Pada kondisi alaminya, patogen dapat dikendalikan sendiri oleh alam, artinya dari Tuhan telah menciptakan keseimbangan dengan bahan hayati pengendali yang lain atau yang dikenal dengan mikroba antagonis. Keseimbangan alam inilah yang perlu untuk kita manfaatkan.
"Eits...terus apa peranan bahan kimia selama ini?"
Bahan kimia pengendali, tipenya ada 2 (dua) macam yaitu yang alami dan sintetik. Sesuai asal katanya alami artinya dia dihasilkan dari murni makhluk hidup baik itu dengan perkembangbiakan atau dengan ekstraksi. Sedangkan kimia sintetik adalah bahan yang merupakan hasil dari rekayasa material atau molekulnya yang dirubah.
Kelebihan material kimia selama ini adalah mereka sifat kontaknya lebih kuat akan tetapi memiliki kelemahan pada faktor munculnya toksisitas ke tanaman pokoknya. Tidak disalahkan juga kalau bahan kimia memiliki tingkat residu yang bahkan dapat bertahan lama dan tidak dapat terdegradasi. Akibatnya jelas akan memunculkan akumulasi di tanamannya dan makhluk hidup yang memakannya. "Bahaya dong?"
Tidak selalu, artinya jika digunakan secara bijaksana atau sesuai dengan dosis/ kadar aman masih bisa ditoleransi oleh tubuh. Tapi kalau lebih amannya ya sebaiknya memang dihindari apalagi yang sifatnya sistemik atau resisten (menimbulkan residu) di tanaman.
Sebagai gantinya, bahan kimia pestisida yang selama ini cukup banyak digunakan oleh industri pertanian mendapatkan tantangan dari produk alami.
"Efektifitasnya bagaimana?"
Tidak usah meragukan perihal efektifitas, kondisi bahan kimia selama ini menyebabkan OPT semakin resisten,dan hal ini juga berlaku buat penyakit tanaman. Yang dapat dilakukan petani selama ini dengan meningkatkan dosis atau dengan menambah interval aplikasi. Sampai kapok petani bisa mencampur 4-5 jenis racun petisida kimia dan bisa sampai 0-1 interval pemakaiannya. Spray sehari libur sehari...pusing mikir tenaga dan biaya serta kemungkinan besarnya paparan oleh racun itu ke petaninya. Bahkan di daerah-daerah sentra hortikultura tinggi menyebabkan petaninya sendiri malah tidak berkenan mengkonsumsi makanan hasil tanamannya sendiri. Karena mereka tau apa saja yang diaplikasikan ke tanamannya.
Berbeda halnya ketika di lingkungan budidaya organik yang menjamin minus penggunaan material kimia akan memudahkan mengkonsumsi hasil panennya secara segar. Penampakan sayuran dan buah akan lebih segar dan tahan lama dan akan lebih aet dalam penyimpanan tanpa bahan pengawet.
Siapa yang pernah memakan sayuran dan buah impor?
Boleh dirasakan bedanya antara hasil budidaya kimia dan pengawet dengan budidaya murni organik di desa-desa alami yang masih mengandalkan organik dalam budiaya pertaniannya.
Yang jelas budidaya dengan sistem organik alami akan lebih segar, lebih nikmat, lebih renyah, lebih pulen, tidak mudah busuk dan tahan lama di penyimpanan.
Sebagai produk alami hayati, fungisida Trichosida merupakan andalan baru.
"Kenapa demikian?"
Trichosida memiliki kandungan 3 (tiga) bahan aktif. Selama ini mikroba unggul yang banyak digunakan sifatnya tunggal, tetapi pada produk Trichosida kandungannya menjadi satu saling sinergi dan memperkuat.
1. Bacillus sp
2. Trichoderma sp
3. Gliocladium
Beberapa uji coba membuktikan bahwa dengan menggunakan Trichosida selain mampu mencegah pertumbuhan mikroba patogen berbahaya pada tanaman, trichosida juga ampuh untuk melakukan pengendalian. Tentunya disesuaikan dengan derajat keparahan serangannya. Pada penggunaan 5-10 gram per pokok tanaman yang diaplikasikan langsung dengan sistem kocoran dapat ditingkatkan menjadi 25-30 gram bahkan 50-100 gram per pokok tanaman melihat kondisi jenis komoditi, usia tanaman dan derajat keparahannya.
Yang perlu diingat lagi adalah, penggunaan trichosida dapat di aplikasikan bersamaan dengan masa pengolahan lahan atau dengan pemakaian pupuk. Praktis dengan di tabur, dispray atau di kocor.
Berapa lama hasilnya akan terlihat?
Penggunaan trichosida untuk pencegahan akan nampak dari pertumbuhan tunas dan tangkai muda pada tanaman budidaya. Kalau untuk pengendalian biasanya butuh waktu 14-28 hari untuk mikroba trichosida aktif mengendalikan mikroba patogen.
Kemampuan perkembangbiakan 3 (tiga) mikroba unggul anti patogen ini tergolong sangat cepat, dalam hitungan 2 minggu koloninya sudah mampu membungkus mikroba patogen semisal beberapa mikroba penyakit penyebab tular tanah antara lain:
Fusarium Oxsporum, Ralstonia Solanacearum, Rizoctonia Solani,dan Phytopthora Infestans.
Untuk itu bagi petani budidaya Kentang, Bawang merah, Cabai, Tomat, dll wajib tahu biofungisida ini. Pencegahan itu penting dan jika sudah terlanjur terkena patogen maka jangan menyerah karena ada trichosida.
Trichosida = 3 mikroba indigenous aktif asli Indonesia yang sangat bermanfaat untuk tanaman anda.
Pilihan bertani dengan organik, lebih sehat, lebih mantab, lebih bermanfaat.
Bangga jadi Petani
Salam Merdesa,
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya
Baca Selanjutnya: Penggunaan Drone Pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar