Senin, 10 April 2023

Tetap Wajib Sholat Dengan Keterbatasan




"Dan diwajibkan atasmu untuk melaksanakan sholat, dan sholatlah dengan menggunakan pakaian terbaik", demikian arti terkandung dalam salah satu hadist. 

Sebagai seorang muslim tentunya sholat adalah salah satu rukun Islam dan kewajiban bagi seorang yang beriman. Sholat diwajibkan kepada setiap orang, terkecuali pada 5 (lima) hal. 


1. Non muslim

Jika dia bukan beragama Islam tentunya kewajiban sholat gugur atasnya. Alias tidak diwajibkan atasnya.


2. Belum baligh

Kewajiban sholat hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah dewasa. Bagi perempuan yang telah dewasa/sudah mendapatkan haid/sudah menikah, dan bagi laki2 yang telah mengalami mimpi basah atau menunjukkan tanda/ ciri kedewasaan padanya. Apabila belum dikategorikan dewasa maka dia tidak diwajibkan untuk melaksanakan sholat.



3. Sedang haid/nifas

Bagi perempuan yang sedang haid/ datang bulan mendapatkan dispensasi untuk menjalankan sholat, demikian juga perempuan yang masuk masa nifas (setelah melahirkan). 


4. Hilang Akal/ Kesadaran

Orang yang tidak sadar atau dalam keadaan hilang akal di hilangkan pula kewajiban sholatnya hingga dia kembali sadar. Hilang kesadaran di sini bisa diartikan karena koma/pingsan atau bisa juga karena hilang ingatan/ gila. 

Sebagaimana kehilangan akal ini bisa juga disebabkan karena mabuk atau penyakit ayan yang menyebabkan anggota badan bergerak sendiri tanpa disadari. 


5. Belum mengenal syiar Islam

Pada kondisi masyarakat yang belum mengenal agama islam tentunya tidak diwajibkan atasnya sholat dan itu menyebabkannya tidak dijatuhkan hukum kewajibannya. Sebagaimana apabila ada suatu kaum yang belum mendapatkan syiar atau pengetahuan tentang ajaran agama ini.


Terkait dengan adab pakaian dalam sholat, sebagai muslim yang beriman tentunya ketika dia menghadap Tuhannya dia akan menggunakan pakaiannya yang terbaik, tapi bagaimana dengan kondisi-kondisi tertentu ini? 

1. Pekerja kesehatan yang tidak memungkinkan melepas pakaian kerjanya dalam waktu lama? 

2. Tukang bangunan atau buruh di sawah. 

3. Pekerja kebersihan yang setiap saat bergelut dengan sampah dari pagi hingga malam

4. Montir mobil

5. Kondisi sakit

Mari kita bahas tentang masalah-masalah tersebut di atas.



Pada kondisi pekerja yang tidak memungkinkan dirinya berganti pakaian layak tentunya bisalah dia mendapatkan dispensasi untuk jamak, qoshor atau qodlo sholatnya. Resiko yang ada adalah ketika dia tidak bisa melepas pakaiannya karena faktor resiko kesehatan/ paparan virus dan tentunya dia sudah  berupaya bersuci terlebih dahulu sebelum menggunakan pakaiannya. 

Ibaratnya dia sampai menahan makan dan minum bahkan ketika harus kencing dan BAB. Mereka yang bekerja pada kondisi ini memang diperkenankan untuk menjamak atau mengqoshor sholatnya menggabung waktu sholatnya.

Jika dilihat dari urgensi atau nilai kepentingannya terhadap kegiatannya itu dan dilihat dari faktor resikonya maka pilihan jamak, qoshor atau qodlo menjadi hal yang dimafhumkan.

Pada kondisi pekerja di sawah atau montir atau petugas kebersihan yang bekerja sepanjang waktu dan tidak ada waktu. Jika memungkinkan dia berhenti sejenak dan menggantikan bajunya dengan pakaian sholat yang layak tentunya lebih afdhol baginya, tapi ketika hal itu tidak memungkinkan maka kondisi menjamak atau mengqoshor sholatnya atau dengan menggunakan pakaian terbaik yang tersedia untuknya waktu itu adalah yang bisa dilakukan. 

Pernah satu kali pekerja tukang atau buruh di sawah sholat dengan hanya menggunakan penutup sarung yang menutupi lutut hingga batas pusarnya. Ada pula seorang yang mengenakan baju bolong pada bagian pundaknya karena hanya pakaian itu yang bersih dimilikinya. Apakah sah? 

Sesuai syarat sahnya tentunya ini sudah memenuhi karena dia dalam kondisi darurat dan telah menutupi aurat. Tapi bagaimana dengan adab sholat. Melihat kondisi ini memang kita bisa berkata adabnya memang harus yang terbaik akan tetapi jika kondisinya tidak memungkinkan maka yang ada pada saat itulah yang digunakan, karena pilihannya terbaik yang dia bisa daripada dia meninggalkan sholat.

Bukankah sudah diajarkan bahwa jika tidak ada air maka tayamum di bolehkan. Lalu bagaimana dengan keterbatasan pakaian ini?

Secara perbandingan ada 3 (tiga) hal yang berlaku terait hal tersebut:

1. Waktu Sholat (wajib di waktunya)

2. Najis (Tempat dan Pakaian)

3. Aurat

Dari perbandingan mahdzab memang ada hal yang sama dan ada yang berbeda dalam menyikapi ini. Perihal waktu semua sepakat bahwa sholat dibatasi waktu artinya mengerjakan sholat tidak pada waktunya maka tidak disebut sholat tersebut kecuali berlaku jamak, qoshor atau qodlo,

Bagaimana dengan pakaian yang terkena najis. Dalam hal ini ada beberapa tanggapan yang berbeda. Hal ini berkenaan dengan kesempurnaan sholat. Artinya pakaian adalah komponen dalam kesempurnaan, jadi sholat tetap terhitung meskipun bisa dianggap kurang sempurna.

Menurut pendapat Imam Hambali dan Imam Malik, seorang yang hanya memiliki pakaian najis untuk sholat, dia tetap diperkenankan akan tetapi dia wajib mengulangnya jika dimungkinkan ada pakaian yang layak. Berbeda dengan Imam Syafi'i yang menyatakan bahwa seseorang yang hanya memiliki pakaian najis untuk sholat maka dia dapat  menjalankan sholat dengan telanjang dengan ketentuan tertutup dari penglihatan orang lain. Tentunya sedapat mungkin untuk menutup auratnya dengan pakaian suci yang dimilikinya dan tidak wajib mengulangnya.

Berbeda dengan mahdzab Hanafi yang mensyaratkan jika najisnya  kurang dari 3/4 pakaiannya maka dia dapat bersholat dengan pakaian najis itu sedangkan jika najis itu melebihi 3/4 maka dia dapat memilih sholat bertelanjang atau tetap menggunakan pakaian najisnya itu. Artinya jika masih menyisakan 1/4 bagian kesucian pakaian itu maka dia tetap dikuatkan menggunakan pakaian itu meskipun terdapat najis di 3/4 bagiannya (tidak memilih sholat dengan teanjang).

Sholat dengan telanjang adalah pilihan terakhir artinya juga tetap melihat faktor mudlaratnya karena itu tetap dianjurkan di tempat tertutup yang tidak nampak oleh orang lain. Jika hanya karena faktor sakitmu hingga tak dapat menggunakan pakaian atau karena tidak adanya pakaian suci maka bukanlah alasan untuk tidak melaksanakan sholat. Hal ini sangat menunjukkan akan pentingnya melaksanakan sholat. Sebagaimana di sebutkan dalam salahsatu hadis bahwa amalan yang akan di hisab pertama kali nanti adalah sholat dan jika baik sholatnya maka yang lain akan ikut baik, sedangkan jika buruk sholatnya maka akan buruk pula catatan amalnya.



Masih teringat kisah salah satu sahabat nabi dalam perang yang terkena panah Abbad Bin Bisyr, Bagaimana dia sholat dan dengan pakaian yang berlumuran darah karena terpanah saat sholat itu. Sebagaimana juga Sayidina Ali yang meminta untuk dicabutkan panah yang tertancap di tubuhnya saat Beliau melaksanakan sholat ashar. Tentunya dalam kondisi perang tersebut maka pakaian akan kotor dan terlumuri oleh darah karena akibat luka tertusuk panah.

Wallahuallam Bissawab.

Demikian kawan, semoga dapat menjadikan manfaat dan pemikiran.

Baca lainnya: Pengembangan Motivasi Diri

 

Senin, 03 April 2023

TIPS MEMOTIVASI DIRI








 
 HIDUPKAN SUGESTY  
"Kamu bisa jika kamu berpikir bisa"


 
NILAI-NILAI POSITIF

Jika Anda senantiasa berpikir positif, selalu memunculkan mentalitas "saya pasti bisa" (can do attitude), dan senantiasa membayangkan masa depan dengan semangat optimisme, maka percayalah kamu akan mendapati hidupmu pada akhirnya benar-benar berhasil dan sentosa bahagia.
    
    Mantabkan nilai-nilai positif ini pada diri anda:

   Hilangkan keluhan,
    Bersyukur (memandang ke bawah),
    Bayangan kesuksesan,
    Kumpul dengan lingkungan/ berkawan positif,   
    Semangat dan Gairah,
    Senyum,
    Komunikasi,

 
STOP NEGATIF

Buang jauh-jauh hal-hal yang negatif :
      
    Kecewa,
Gagal,
Marah,
Selalu menyalahkan orang lain,
Frustasi,
Ragu,
Merasa selalu kekurangan,
Malas,
Terbebani, dll

 
Buang jauh-jauh nilai negatif, dan kita harus menjaga jarak dari lingkungan yang hanya menebarkan energi negativisme.
 
Contoh Nilai Negatif:

Di jalanan tiap pagi kita disergap kemacetan yang menjadikan kita untuk segera mengeluarkan kemarahan dan umpatan menyalahkan pihak lain. (Hilangkan umpatan dan marah itu, cara mengantisipasinya, dengan berangkat lebih pagi, cari rute2 yang lebih lancar, dll)

Di kantor,  kita acap menatap wajah-wajah sayu yang melakoni pekerjaannya dengan semangat yang kian sempoyongan. (Tekan itu, bayangkan bahwa hidup itu indah dan nikmat di jalani) .

Di kantor juga kita menemui si Jago Komplain, yang kerjanya tiap hari hanya mengeluh : mengeluh ketidakadilan, mengeluh mengapa karirnya tak berkembang. (Jangan berkawan dengannya, cari orang yang positif)

Di kantin, kita mengeluh mengapa makanan yang disajikan office boy rasanya terlalu asin atau pedas. (Makanan yang tersedia adalah makanan yang ingin kita nikmati, belajarlah memilih dan menyesuaikannya).

Dari media kita membaca atau melihat berita di televisi yang berisi kondisi ekonomi yang memburuk. (Ambil setiap nilai positif yang muncul dan bagaimana memanfaatkannya)

    Kita tentu tak boleh membiarkan diri kita terperosok dengan kondisi-kodisi itu. Justru diri kita akan semakin negatif dan negatif. Buang semua energi negatif itu dan gantikan dengan energi positif.
 
Mari kita baca keras-keras: "Hidup itu indah, hidup itu indah, semua akan baik-baik saja dan saya ayak sukses menjadi pribadi yang sukses. Saya yakin bisa"...
Selalu kembangkan mental positif. Ambil dan kembangkan setiap sisi baik dan buang jauh-jauh setiap hal yang bernilai negatif. Saat ini adalah baik-baik saja dan akan semakin baik.



   HIDUPKAN SUGESTY 
"Kesuksesan bisa dicapai dengan kerja  keras"

    Jika saat ini kita di awal hanya memilih hal-hal yang enak-enak saja maka tentunya kita akan menyisakan hal-hal yang sulit dan akan menjadi keteteran di belakang hari.
Yakinlah bahwa setiap kerja keras itu akan menghasilkan kesuksesan. Karena tidak semua orang itu beruntung oleh karena itu kerja keras adalah suatu hal yang harus dilakukan untuk mencapa SUKSES.

 
Mindset: Gunakan Magic Power

    a.    Kepepet
Kondisi perubahan karena kalau tidak dilakukan maka akan mati. Analogi yang seperti itu yang akhirnya membawa seseorang mengeluarkan tenaganya mati-matian untuk meraih tujuannya.
 
    b.    Gengsi/ Penghargaan
Kebutuhan untuk dihargai/ dihormati  dan agar tidak dipandang rendah atau berbeda dengan kebanyakan orang akan memicu seseorang berlari mengejar ketertinggalannya.
 
    c.     Mencoba
Paksaan untuk mencoba melakukannya akan menjadi pilihan wajib (karena jika tidak dilakukan maka dia akan dihilangkan atau dimusnahkan)





Do: Self Affirmation dan Positive Visualization : What You Think is What You Get

Dalam rangka mencapai apa yang kita inginkan kita perlu memunculkan tekad  tentang apa itu keberhasilan atau kesuksesan. Buat afirmasi kesuksesanmu dan visualkan itu hingga mampu terwujud nyata. Berbeda dengan angan-angan atau sekedar mimpi. Afirmasi lebih pada tekad yang berulang-ulang dan bisa kamu ucapkan dalam hati atau teriakkan dengan keras. Aku ingin sokses menjadi .......
Perkuat afirmasimu dengan bayangan akan kondisi ketika kesuksesanmu itu telah tercapai.

 
Don’t: Willpower Trap Judgement  
Hambatan akibat penghakiman terhadap standart motivasi orang lain.


Seringkali kita sudah menghakimi atau menilai seseorang terlalu awal dan menganggapnya itu sebagai hambatan kuat dan mengarahkan kita untuk menyerah. Contohnya: Kita akan melemah menghadapi kondisi orang atau kelompok orang yang menolak perubahan (resistensi), dia pemalas, dia tidak disiplin, dll. Untuk membabat habis kondisi-kondisi itu kita harus menerapkan penyesuaian lingkungan dengan menerapkan aturan ketat, sistem reward dan punishment. Prinsip, wajib harus berubah, tidak terus menunggu kesadaran dan melemahkan tekat kita untuk lebih baik. Bentuk aturan untuk membatasi lingkungan, buat hukuman untuk menghadang ketidaksesuaian/ penyelewengan dan beri penghargaan yang tepat untk memacu lebih cepat.





Sadari (Sadar Diri)
Resiko adalah antara berhasil dan tidak. Tetapi keberhasilan itu hanyalah milik orang yang mencoba meskipun nilainya hanya 50:50. Sadari bahwa kesuksesan dan keberhasilan itu pasti akan diraih dengan berusaha dan tentunya tetap ada peluang kegagalannya dan hal itu menjadi sesuatu yan lumrah. Meskipun itu akan menjadi pengalaman dan pembelajaran agar dia bisa berkembang lebih baik. Sadari harus berubah..harus berubah...harus berubah. Meninggalkan kondisi awalnya menjadi lebih baik.
    
    Yuk Semangat...
    Bye-bye Negatif... 
    Go Positif...