Selama ini, layu fusarium adalah salahsatu penyakit yang menjadi kendala pada budidaya Pisang selain rhizoctonia dan phytium.
Mengatasi penyakit-penyakit pada tanaman pisang dapat menggunakan fungisida kimia, akan tetapi kadang dengan adanya tuntutan meminimalkan residu bahan kimia pestisida, konsumen menuntut para pembudidaya buah khususnya pisang cavendish untuk menjaga budidaya tanamannya dengan pola budidaya secara organik.
Solusi yang ditawarkan dalam budidaya untuk menangani penyakit tanaman adalah dengan menggunakan fungisida hayati berbahan aktif Trichoderma spp., Gliocladium spp., dan Bacillus spp.
1. TUJUAN PENGGUNAAN FUNGISIDA HAYATI
- Mengendalikan penyakit tular tanah seperti Fusarium wilt (layu Fusarium), Rhizoctonia, dan Pythium.
- Meningkatkan pertumbuhan akar, penyerapan hara, dan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan.
- Menciptakan mikroorganisme antagonis di zona akar yang menekan populasi patogen penyebab penyakit.
2. KANDUNGAN AKTIF DAN FUNGSINYA
Trichoderma spp.
Antagonis terhadap jamur patogen, menghasilkan enzim pelarut dinding sel jamur (kitinase, glukanase). Sasaran : Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani.
Gliocladium spp.
Menyerap ruang dan nutrisi di rhizosfer, menghambat pertumbuhan patogen secara kompetitif.
Sasaran : Sclerotium rolfsii, Pythium spp.
Bacillus spp. Menghasilkan antibiotik alami dan zat pemacu pertumbuhan (IAA, siderofor).
Sasaran : Erwinia sp., Fusarium sp.
3. WAKTU DAN TAHAP APLIKASI
A. Sebelum Tanam (Persiapan Lahan & Bibit)
Perlakuan Bibit:
Rendam bibit anakan pisang (corm) atau kultur jaringan sehat dalam larutan fungisida hayati:
a. 10–20 g/liter air (atau 10 ml/liter jika bentuk cair)
b. Rendam ±30 menit sebelum tanam.
Perlakuan Tanah:
Campurkan 10–20 kg kompos matang dengan 1 kg produk hayati (padat).
Tebar pada lubang tanam (diameter ±40 cm, kedalaman 40 cm).
Tutup tipis dengan tanah dan diamkan 3–5 hari sebelum tanam.
B. Setelah Tanam (Pemeliharaan Rutin)
Penyiraman ke Pangkal Tanaman
Gunakan 10–20 g atau 10 ml fungisida hayati per liter air.
Siramkan 500 ml–1 liter per tanaman di sekitar perakaran.
Ulangi setiap 2–4 minggu sekali.
Penyemprotan Daun (pencegahan penyakit daun):
Campurkan 5–10 ml/liter air.
Semprot merata bagian bawah dan atas daun setiap 2 minggu, terutama saat musim hujan.
Pengocoran Sistemik:
Campurkan 1 kg fungisida hayati padat dengan 200 liter air.
Gunakan untuk pengocoran 1–2 liter per tanaman.
Aplikasi tiap 30 hari sekali.
4. STRATEGI KOMBINASI & ROTASI
Kombinasikan Trichoderma + Gliocladium untuk dominasi jamur antagonis di tanah.
Tambahkan Bacillus untuk perlindungan sistemik dari bakteri patogen.
Jangan campur dengan fungisida kimia sintetis dalam 7 hari pertama setelah aplikasi hayati (karena bisa membunuh mikroba hidup).
Dapat dicampur dengan pupuk organik cair atau mikoriza untuk efek sinergis.
5. KONDISI IDEAL UNTUK APLIKASI
Waktu aplikasi terbaik: pagi (07.00–09.00) atau sore (15.00–17.00).
Hindari penyinaran langsung dan suhu di atas 35°C saat aplikasi.
Tanah sebaiknya lembab, tidak tergenang air.
6. MANFAAT JANGKA PANJANG
- Menekan penyakit layu Fusarium hingga 70–90% bila rutin diterapkan.
- Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan populasi mikroba baik.
- Meningkatkan ketahanan akar terhadap nematoda dan cendawan patogen.
- Pertumbuhan vegetatif lebih cepat dan produktivitas tandan meningkat.
7. CONTOH APLIKASI
Produk Fungisida Hayati Trichoderma banyak dijual di pasaran, di antaranya: Marfu, Tricho +, Gremi, Trikoderma, Jatrec, dll.
Jika mencari produk dengan kandungan lengkap 3 (tiga) mikroba unggul indoegenus Indonesia, maka Pproduk Trichosida produksi Petrosida Gresik dapat menjadi pilihan utama.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar