PANDUAN PENGGUNAAN PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN PADI
Pada masa vegetatif atau pada masa pembentukan fisik tanaman mulai pembentukan akar, perpanjangan batang, perbanyakan daun seringkali penggunaan nutrisi yang berlebihan akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berlanjut terus sehingga pada masa generatifnya tanaman sudah terlanjur terlalu tinggi, terlalu panjang atau bahkan dapat berdampak mudahnya roboh. Pada usia tumbuh kembang Padi, siklus hidupnya harus benar kita hafal manakah yang harus kita utamakan nutrisinya sehingga kapan tanaman membentuk fisik tanaman dan kapan tanaman fokus ke pembungaan dan pembuahan.
1. Pengantar
Paclobutrazol adalah zat pengatur tumbuh (ZPT) golongan retardan yang berfungsi menghambat biosintesis giberelin, hormon yang berperan dalam pemanjangan batang dan pertumbuhan vegetatif tanaman.
Dengan menghambat giberelin, paclobutrazol mengarahkan energi tanaman ke pembentukan anakan dan pengisian malai, bukan ke pertumbuhan daun atau batang berlebihan.
2. Tujuan Penggunaan pada Padi
-
Menghambat pemanjangan batang → tanaman lebih pendek dan tidak mudah rebah.
-
Meningkatkan jumlah anakan produktif → hasil gabah meningkat.
-
Mempercepat pembungaan dan pemasakan bulir.
-
Menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif dan generatif.
-
Efektif di lahan subur, tanah tinggi, atau saat pemupukan nitrogen tinggi.
3. Cara Kerja Paclobutrazol
-
Menghambat enzim ent-kaurene oxidase, penghasil giberelin dalam jaringan tanaman.
-
Mengurangi pembentukan ruas baru dan memendekkan internode batang.
-
Meningkatkan kadar klorofil dan efisiensi fotosintesis.
-
Mengarahkan hasil fotosintesis ke pembentukan bunga, malai, dan pengisian biji.
4. Waktu & Cara Aplikasi
Tahap Pertumbuhan | Waktu Aplikasi | Tujuan Utama | Dosis Umum |
---|---|---|---|
Awal anakan aktif (umur 20–25 HST) | Setelah tanaman mulai beranakan aktif | Meningkatkan jumlah anakan produktif & mencegah batang tinggi | 0,5–1,0 ml/liter air, disemprotkan merata ke daun |
Menjelang bunting (umur 40–45 HST) | Sebelum pembentukan malai | Mengoptimalkan pengisian bulir dan kekokohan batang | 0,25–0,5 ml/liter air, disemprot ringan ke daun |
Khusus varietas tinggi/subur | Umur 15–20 HST | Mengendalikan pertumbuhan vegetatif | 0,5 ml/liter air, siram di pangkal batang |
5. Cara Aplikasi yang Disarankan
-
Gunakan alat semprot halus (nozzle cone) agar distribusi merata.
-
Semprotkan pagi atau sore hari (hindari sinar matahari langsung).
-
Jangan mencampur dengan herbisida atau insektisida keras.
-
Setelah penyemprotan, hindari penggenangan berlebihan selama 24 jam agar ZPT terserap maksimal.
-
Kombinasikan dengan pemupukan berimbang (N:P:K) dan mikroba perangsang akar (Trichoderma atau Bacillus).
6. Dosis Rekomendasi Lapangan (per hektar)
Tujuan | Dosis Paclobutrazol (bahan aktif) | Volume Air | Cara Aplikasi |
---|---|---|---|
Meningkatkan anakan | 50–100 ml/ha | 200–400 L | Semprot daun umur 20–25 HST |
Mengurangi rebah batang | 100–150 ml/ha | 300–500 L | Semprot menjelang bunting |
Mempercepat pembungaan | 25–50 ml/ha | 200–400 L | Campur dengan air & semprot ringan |
7. Efek Positif yang Diharapkan
Parameter | Tanpa Paclobutrazol | Dengan Paclobutrazol |
---|---|---|
Tinggi tanaman | 110–130 cm | 80–100 cm |
Jumlah anakan produktif | 20–25/rumpun | 25–35/rumpun |
Ketahanan rebah | Rentan | Sangat baik |
Umur panen | Normal | 3–5 hari lebih cepat |
Bobot 1000 butir | 26–28 g | 28–30 g |
8. Hal yang Perlu Diperhatikan
-
Jangan overdosis, karena bisa menyebabkan pertumbuhan kerdil permanen dan malai kecil.
-
Gunakan hanya sekali atau dua kali aplikasi per musim tanam.
-
Jangan gunakan pada padi yang stres (kering, tergenang, atau kekurangan nutrisi).
-
Hindari aplikasi bersamaan dengan pupuk daun tinggi nitrogen.
-
Gunakan APD lengkap (masker, sarung tangan, sepatu boots) saat mencampur dan menyemprot.
9. Kombinasi dengan Pengelolaan Lain
-
Untuk hasil optimal, kombinasikan dengan:
-
Penggunaan Trichoderma saat olah tanah untuk kesehatan akar.
-
Pemupukan NPK seimbang (misal 300 kg/ha urea + 150 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KCl).
-
Drainase baik dan rotasi tanaman agar tanah tidak jenuh kimia.
-
10. Kapan paclobutrazol TIDAK PERLU
Kondisi Alasan Varietas pendek (<100 cm) seperti Inpari 42, Mekongga Sudah tahan rebah alami. Lahan marginal / kekurangan unsur hara Paclobutrazol bisa malah menghambat pertumbuhan akar & anakan. Fase tanaman terlalu muda (<15 HST) atau terlalu tua (>35 HST) Efektivitasnya rendah atau bisa menyebabkan tanaman kerdil permanen. Sistem tanam padi organik Paclobutrazol tergolong sintetis, tidak direkomendasikan untuk sistem organik.
Kondisi | Alasan |
---|---|
Varietas pendek (<100 cm) seperti Inpari 42, Mekongga | Sudah tahan rebah alami. |
Lahan marginal / kekurangan unsur hara | Paclobutrazol bisa malah menghambat pertumbuhan akar & anakan. |
Fase tanaman terlalu muda (<15 HST) atau terlalu tua (>35 HST) | Efektivitasnya rendah atau bisa menyebabkan tanaman kerdil permanen. |
Sistem tanam padi organik | Paclobutrazol tergolong sintetis, tidak direkomendasikan untuk sistem organik. |
11. Kesimpulan
Paclobutrazol sangat bermanfaat pada budidaya padi di lahan subur atau intensif nitrogen, karena:
-
Menghasilkan tanaman lebih kokoh dan tidak rebah.
-
Meningkatkan jumlah anakan produktif dan pengisian bulir.
-
Memperbaiki efisiensi fotosintesis dan hasil gabah kering.
Beberapa hasil penelitian terkait penggunaan Paclobutrazol di Indonesai di antaranya:
1. Penelitian di Universitas Jember (2023) mengkaji pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi PBZ pada varietas padi Genjah Arum. Hasil menunjukkan bahwa PBZ mampu menghambat pertumbuhan tinggi tanaman tanpa mengurangi produktivitas, terutama jumlah gabah per malai dan gabah isi per malai.
2. Penelitian oleh Syahputra dan Tarigan (2019) memaparkan bahwa aplikasi PBZ dengan konsentrasi 400 ppm meningkatkan kadar klorofil daun padi sehingga meningkatkan fotosintesis dan hasil produksi padi. Mereka juga menemukan bahwa meskipun PBZ memendekkan ukuran daun bendera, namun produktivitas padi meningkat signifikan.
3. Studi tentang interaksi konsentrasi dan waktu aplikasi PBZ pada padi sawah varietas lokal di Minahasa Selatan menunjukkan peningkatan hasil produksi dengan aplikasi PBZ pada dosis antara 400-600 ppm dan waktu aplikasi yang tepat (30-44 hari setelah tanam).
4. Pelatihan penggunaan PBZ sebagai zat pengatur tumbuh untuk padi di Universitas Mataram juga menjadi referensi penting untuk pemanfaatan PBZ yang efektif di lapangan.
5. Artikel di jurnal Agrium menyatakan bahwa PBZ menghambat hormon giberelin sehingga menghasilkan tanaman padi yang lebih pendek dengan produktivitas meningkat, serta mengurangi jumlah bulir hampa dan meningkatkan bulir berisi.
Beberapa lembaga penyuluhan yang merekomendasikan penggunaan paclobutrazol kepada petani di Indonesia antara lain:
1. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jember melalui program pelatihan penggunaan paclobutrazol kepada kelompok tani di Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo. Dalam pelatihan ini, petani diberikan pemahaman tentang manfaat dan teknik aplikasi paclobutrazol untuk mengatasi kerebahan tanaman padi akibat angin kencang dan meningkatkan hasil panen.
2. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di berbagai daerah yang mengadakan sosialisasi dan pendampingan penggunaan paclobutrazol sebagai salah satu zat pengatur tumbuh untuk meningkatkan produktivitas padi dan mengurangi risiko rebah tanaman. Lembaga ini secara rutin memberikan pelatihan teknis dan rekomendasi dosis serta waktu aplikasi yang tepat agar petani dapat mengoptimalkan manfaat paclobutrazol.
3. Lembaga perguruan tinggi yang terlibat dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat seperti Universitas Negeri Malang (UNM), Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Hasanuddin juga aktif memberikan rekomendasi penggunaan paclobutrazol melalui program pengabdian masyarakat dan kerjasama dengan kelompok tani.
Contoh Kelompok Tani yang menerapkan Paclobutrazol:
1. Kelompok Tani Sumber Tani di Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kelompok ini melakukan aplikasi paclobutrazol sebanyak dua kali dengan penyemprotan pada fase bunting dan satu minggu setelahnya. Aplikasi ini dilakukan untuk mengatasi kerebahan tanaman padi akibat angin kencang dan meningkatkan hasil panen dengan varietas padi Inpari 33, Mentik Wangi, Pandawa, Galur A3, dan IR64 Bali.
2. Kelompok tani di Desa Sulu, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Mereka menggunakan paclobutrazol dengan dosis 600 ppm dalam sistem tanam jajar legowo, untuk meningkatkan jumlah tunas produktif dan panjang malai padi sawah, serta mendukung peningkatan hasil produksi padi varietas lokal.
3. Beberapa petani di wilayah Medan dan sekitarnya juga diketahui menggunakan paclobutrazol pada varietas padi seperti Ciherang, Inpari 3, dan Inpari 10, aplikasi dilakukan terutama menjelang masa pembungaan untuk mengontrol tinggi tanaman dan mencegah kerebahan.
Kelompok tani tersebut merupakan contoh nyata pengguna paclobutrazol di Indonesia yang dibantu dengan program pelatihan dan pendampingan dari instansi pertanian untuk meningkatkan produksi dan stabilitas hasil padi.
Namun penggunaannya harus tepat dosis, waktu, dan kondisi tanaman, agar tidak menimbulkan efek negatif pada pertumbuhan.
Beberapa produk dengan kandungan bahan aktif paclobutrazol di antaranya Labana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar