Jumat, 12 Desember 2025

Cegah Roboh dan Hama Wereng Sekaligus: Solusi Kalsida untuk Padi Kuat Maksimal.




Kalsium silikat (CaSiO₃) yang diserap oleh tanaman padi, baik melalui aplikasi pada tanah atau penyemprotan daun (termasuk batang), dapat membantu mengeraskan atau memperkuat batang tanaman.

Kalsium silikat adalah sumber unsur hara Silikon (Si) yang sangat bermanfaat bagi tanaman padi karena padi merupakan tanaman akumulator silikon.

Berikut adalah mekanisme dan pengaruhnya:



 * Penguatan Dinding Sel: Silikon diserap oleh tanaman dan disimpan dalam bentuk silika (silikon dioksida, SiO_2) di bawah epidermis daun dan juga pada batang, membentuk lapisan keras yang disebut fitolit atau lapisan silika.

                                    Ilustrasi Tampilan Lapisan Penguatan Batang 

 * Peningkatan Kekakuan Batang: Lapisan silika ini bertindak sebagai perisai fisik yang memperkuat jaringan tanaman, termasuk sel-sel sklerenkim pada batang. Proses ini sering disebut sebagai silisifikasi.

 * Mengurangi Rebah (Lodging): Batang yang lebih keras dan kaku membuat tanaman padi menjadi lebih tegak dan tahan terhadap rebah (roboh) akibat angin kencang atau beban malai yang berat.

 * Meningkatkan Ketahanan: Penguatan jaringan juga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama (seperti penggerek batang) dan penyakit, karena menyulitkan hama atau patogen untuk menembus jaringan tanaman.

Penggunaan kalsium silikat CaSiO3 pada tanaman padi dapat mengurangi serangan wereng (terutama Wereng Batang Coklat atau Nilaparvata lugens) melalui mekanisme yang terutama disebabkan oleh unsur Silikon (Si) yang diserap oleh tanaman.



Berikut adalah penjelasan mekanisme utamanya:

1. Mekanisme Penghalang Fisik (Silisifikasi)

 * Penyerapan Silikon: Kalsium silikat larut dalam larutan tanah dan diserap oleh akar tanaman padi dalam bentuk asam silikat SiOH4 

* Pengerasan Jaringan: Setelah diserap, silikon ditranslokasikan dan disimpan, terutama pada lapisan epidermis daun, pelepah, dan batang. Silikon ini berpolimerisasi membentuk endapan silika amorf SiO2) yang disebut silisifikasi.

 * Hambatan Makan: Lapisan silika yang mengeras ini menciptakan penghalang fisik yang keras dan abrasif. Wereng batang coklat (WBC) adalah serangga penghisap yang menusuk jaringan batang untuk mencapai floem (pembuluh pengangkut gula). Lapisan yang keras ini:

   * Menghambat Penetrasi Stilet: Menyulitkan wereng untuk memasukkan stilet (alat mulutnya yang seperti jarum) menembus dinding sel dan mencapai floem. Hal ini memperpanjang waktu yang dibutuhkan wereng untuk mencari makan.

   * Kerusakan Stilet: Endapan silika yang keras dan tajam dapat menyebabkan kerusakan atau keausan pada stilet wereng, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan makannya dan asupan nutrisi.

 * Mengurangi Pemberian Makan: Akibat hambatan fisik ini, tingkat makan wereng berkurang secara signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh berkurangnya ekskresi honeydew (cairan manis sisa makan wereng).


2. Peningkatan Ketahanan Biokimia Tanaman

 * Aktivasi Pertahanan: Silikon tidak hanya bertindak sebagai penghalang fisik, tetapi juga dapat memicu atau mem-priming respons pertahanan kimia spesifik pada tanaman padi.

 * Enzim Pertahanan: Pemberian silikon dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan enzim terkait pertahanan (seperti katalase/CAT, peroksidase/POD, dan superoksida dismutase/SOD) di dalam tanaman saat diserang wereng.

 * Senyawa Pertahanan: Silikon juga dapat memengaruhi jalur sinyal hormon pertahanan tanaman (seperti jalur jasmonat), yang mengarah pada produksi senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau mengurangi nafsu makan wereng (bersifat antifeedant).

 * Deposisi Kalosa: Pada lokasi tusukan wereng, silikon dilaporkan meningkatkan pengendapan kalosa di dalam tabung tapis floem, yang semakin menghalangi wereng untuk menghisap cairan floem.

3. Aspek Kalsium (Ca)

Meskipun efek utama terhadap wereng berasal dari Silikon, Kalsium (Ca) dalam kalsium silikat juga merupakan nutrisi penting yang diperlukan tanaman untuk menjaga struktur dinding sel dan fungsi membran, yang secara umum berkontribusi pada kesehatan dan vigor tanaman yang lebih baik, sehingga tanaman lebih kuat menghadapi serangan hama.

Secara ringkas, kalsium silikat bekerja dengan menyediakan Silikon yang diserap tanaman padi, yang kemudian memperkuat struktur sel (silisifikasi) sebagai penghalang mekanis terhadap penetrasi wereng, sekaligus mengaktifkan respons pertahanan biokimia tanaman.



Meskipun mekanisme penyerapan utama Si mungkin dari tanah, aplikasi foliar (penyemprotan daun dan batang) dengan kalsium silikat juga terbukti efektif dalam meningkatkan deposisi Si dan memperkuat jaringan tanaman.



Rabu, 10 Desember 2025

Teballo Red: Investasi Cerdas Petani Melon

 




Menguak Keunggulan Teballo Red Pelindung Ancaman Trips dan Kutu Kebul

Pertanian melon di Jombang, Jawa Timur, seringkali dihadapkan pada tantangan berat: serangan hama penghisap seperti trips (Thrips sp.) dan kutu kebul (Bemisia tabaci). Dua hama kecil ini adalah momok menakutkan yang bisa merusak daun, menghambat pertumbuhan, dan ujung-ujungnya menggagalkan panen yang sudah dinanti.

Namun, kini ada kabar gembira yang beredar dari mulut ke mulut para petani: Teballo Red (nama dagang untuk Teballo 250 SL dengan bahan aktif Nitenpiram 250 g/L) telah muncul sebagai solusi andal yang membawa harapan baru. Bukan sekadar janji di label, tetapi hasil nyata di lahan!


Kisah Sukses dari Lahan Hijau Jombang

Pak Kusno, seorang petani melon di daerah Ploso, Jombang, membagikan pengalamannya. "Dulu, kalau sudah kena kutu kebul, rasanya sudah putus asa. Daun jadi keriting, buah melon enggak bisa besar maksimal. Padahal, sudah coba ganti-ganti obat," cerita Pak Kusno sambil menunjuk kebun melonnya yang kini tampak hijau segar dan berbuah lebat.

Kondisi berubah drastis setelah ia beralih menggunakan Teballo Red. Keunggulannya yang bekerja secara sistemik—menyebar merata ke seluruh jaringan tanaman—membuatnya sangat efektif.

  • Menghabisi Hama yang Tersembunyi: Kutu kebul sering bersembunyi di balik daun, tempat penyemprotan biasa sulit menjangkau. Karena Teballo memiliki efek sistemik translaminar (kemampuan menembus jaringan daun), hama yang bersembunyi pun ikut terbasmi.

  • Daya Kerja Cepat dan Tahan Lama: Bahan aktif Nitenpiram bekerja cepat menyerang sistem saraf serangga, memberikan efek "gegar otak" pada hama. Selain itu, Teballo juga dikenal memiliki efek long lasting, memberikan perlindungan yang lebih lama, bahkan setelah terkena hujan ringan.

"Begitu disemprot, hasilnya langsung kelihatan. Hama langsung minggat! Daun muda yang baru tumbuh juga terlindungi, jadi enggak lagi keriting karena serangan trips," tambah Pak Kusno dengan senyum puas.


Keunggulan Teballo Red yang Mendasar

Insektisida ini membawa beberapa keunggulan kunci yang menjadikannya pilihan utama bagi petani di Jombang:

  1. Sistemik dan Translaminar: Kombinasi ini memastikan bahwa setiap bagian tanaman, dari akar hingga pucuk, terlindungi, dan hama yang bersembunyi di lapisan bawah daun dapat teratasi.

  2. Racun Kontak dan Lambung: Teballo membunuh hama seketika saat terkena cairan semprotan (kontak) dan juga efektif setelah hama memakan jaringan tanaman yang sudah mengandung insektisida (lambung).

  3. Efektif untuk Hama Kritis: Selain trips dan kutu kebul pada melon, Teballo 250 SL juga terbukti ampuh mengendalikan wereng coklat, aphis, dan tungau pada berbagai tanaman hortikultura dan pangan lainnya.

Dengan dosis yang tepat dan aplikasi yang rutin sesuai anjuran, Teballo Red tidak hanya mengatasi hama yang sudah menyerang, tetapi juga berperan sebagai proteksi agar serangan hama tidak kembali datang. Ini adalah investasi cerdas bagi kualitas dan kuantitas panen melon, membuat petani Jombang tersenyum lebar di musim panen!

Sekali semprot hama mati dan tidak kembali.

Selasa, 09 Desember 2025

KENAPA PENGGEREK BATANG SUSAH DIKENDALIKAN?

 



MENGAPA PENGGEREK BATANG SULIT DIKENDALIKAN? Mengupas Tuntas Hama Mematikan Petani Padi

Penggerek Batang Padi (PBP) merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama yang menjadi momok bagi petani. Hama ini, terutama dalam fase larva, dapat menyebabkan kerugian hasil panen yang signifikan—mulai dari gejala "sundep" (pucuk layu saat vegetatif) hingga "beluk" (malai putih hampa saat generatif).

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, PBP sering kali terasa "bandel" dan sulit dikendalikan tuntas. Apa saja faktor-faktor di balik kesulitan ini?


5 Alasan Utama Penggerek Batang Sulit Dikendalikan

1. Perilaku Larva yang Tersembunyi (Endofag)

Inilah alasan utama. Larva PBP bersifat endofag, artinya setelah menetas dari telur, mereka akan segera masuk dan hidup di dalam batang padi. Di dalam batang, larva memakan jaringan pengangkut (xilem dan floem) sehingga menghambat distribusi air dan hara.

💡 Ketika larva berada di dalam batang, mereka terlindungi dari kontak langsung dengan insektisida semprot biasa (kontak). Insektisida harus bersifat sistemik (diserap tanaman) atau memiliki kemampuan translaminar yang kuat untuk menjangkau hama ini.

2. Siklus Hidup yang Cepat dan Tumpang Tindih

PBP memiliki siklus hidup yang relatif cepat, dan dalam satu musim tanam, bisa terjadi beberapa generasi (tumpang tindih). Hal ini menyebabkan di lapangan, petani bisa menemukan fase telur, larva, pupa, dan ngengat secara bersamaan. Jika pengendalian hanya fokus pada satu fase, populasi dari fase lain akan segera menggantikannya.

3. Fase Telur yang Terlindungi

Ngengat PBP meletakkan telur secara berkelompok dan seringkali ditutupi oleh semacam lapisan pelindung berwarna cokelat muda (mirip beludru) di daun atau pelepah. Lapisan ini membuat telur rentan terhadap faktor lingkungan tetapi kurang terjangkau oleh aplikasi pestisida.

4. Resistensi dan Penggunaan Insektisida yang Tidak Tepat

Penggunaan insektisida dengan bahan aktif yang sama secara berulang-ulang dapat memicu resistensi pada hama. Selain itu, banyak petani melakukan aplikasi saat serangan sudah parah (fase larva sudah di dalam batang), atau pada waktu yang tidak tepat (misalnya tidak selaras dengan puncak penerbangan ngengat), sehingga efektivitasnya rendah.

5. Pola Tanam Tidak Serempak

Jika penanaman padi di suatu hamparan tidak serempak, maka akan selalu ada tanaman pada berbagai stadia tumbuh (muda, dewasa, panen). Kondisi ini menyediakan sumber makanan yang berkelanjutan bagi PBP, sehingga hama tidak pernah kekurangan inang dan populasinya terus tinggi.


Strategi Pengendalian Terpadu dan Rekomendasi Insektisida dari Petrosida Gresik

Pengendalian PBP harus dilakukan secara terpadu, menggabungkan teknik budidaya, mekanis, dan kimiawi (penggunaan pestisida).

A. Tindakan KULTUR TEKNIS dan MEKANIS

  1. Tanam Serempak: Batasi waktu tanam dalam satu hamparan maksimal 15 hari untuk memutus ketersediaan pakan berkelanjutan.

  2. Pemotongan Pucuk/Tangkai Telur: Kumpulkan dan musnahkan kelompok telur yang ditemukan sejak di persemaian hingga awal tanam.

  3. Pengaturan Air: Keringkan lahan sesekali untuk mengganggu siklus hidup PBP.

B. Rekomendasi Pengendalian Kimiawi (Pestisida)

Mengingat perilaku larva yang tersembunyi, sangat disarankan menggunakan insektisida yang memiliki sifat sistemik (diserap dan diedarkan ke seluruh jaringan tanaman) atau berupa granul (tabur) yang diaplikasikan ke air sawah.

Berikut adalah rekomendasi produk insektisida dari PT Petrosida Gresik yang efektif untuk Penggerek Batang Padi:

Nama ProdukBahan AktifSifat Kerja UtamaTarget Fase PBPCatatan Aplikasi
SidafurKarbofuranKontak, Lambung, SistemikLarva (di dalam batang)Insektisida Granul. Aplikasikan dengan cara ditabur pada fase awal tanam (7-10 HST) untuk perlindungan jangka panjang. Bahan aktif ini efektif diserap akar.
Sidatan XRDimehipoKontak, Lambung, SistemikLarva & NgengatCairan (SL) yang diaplikasikan semprot. Memiliki aktivitas sistemik, membantu membunuh larva yang sudah masuk batang. Baik untuk aplikasi pada puncak penerbangan ngengat.
FiprosFipronilKontak, Lambung, SistemikLarva (di dalam batang)Memiliki sifat sistemik yang kuat. Umumnya digunakan untuk perlakuan benih atau aplikasi tabur/semprot dini.
SidamecAbamectinKontak, LambungLarva (Kontak)Insektisida kontak dan lambung yang kuat. Sangat efektif jika diaplikasikan saat larva masih berada di permukaan atau baru menetas. Bukan sistemik.
PermifosPermetrin + KlorpirifosKontak, LambungNgengat, LarvaKombinasi dua bahan aktif untuk efek knockdown cepat. Cocok untuk aplikasi saat populasi ngengat tinggi (puncak penerbangan) atau pada anakan yang terserang sundep.
EmazoEmamektin BenzoatKontak, Lambung, TranslaminarLarva (di dalam batang)Bekerja dengan efek translaminar, menembus jaringan daun untuk mencapai larva. Efektif untuk PBP yang sudah mulai menggerek di dalam batang.

Kunci Aplikasi yang Efektif

Kunci keberhasilan pengendalian kimiawi terletak pada waktu aplikasi yang TEPAT:

  1. Tepat Waktu: Lakukan aplikasi 4-7 hari setelah Puncak Penerbangan Ngengat (PPN) atau saat ditemukan kelompok telur yang baru menetas.

  2. Aplikasi Dini (Granul): Gunakan insektisida granul seperti Sidafur atau Fipros sejak awal tanam (7-15 HST) sebagai tindakan pencegahan dan perlindungan sistemik.

  3. Rotasi Bahan Aktif: Jangan gunakan produk dengan bahan aktif yang sama secara berturut-turut. Rotasi antara kelompok bahan aktif yang berbeda (misalnya, ganti dari Karbofuran ke Dimehipo, lalu ke Fipronil) untuk mencegah resistensi.

Dengan memahami biologi dan perilaku PBP, serta menerapkan strategi pengendalian terpadu dan memilih produk yang tepat dari Petrosida Gresik, petani dapat mengendalikan "beluk" dan "sundep" secara lebih efektif dan memastikan hasil panen yang optimal.

Dapatkan produk-produk perlindungan dari serangan penggerek batang tanaman Padi di Kios Pertanian terdekat anda. Pingin tau lebih jauh bisa hubungi kami.

Senin, 08 Desember 2025

Duel Insektisida Paling Legendaris: Sidamethrin 50 EC vs Yasithrin 30 EC!

 


Duel Insektisida Paling Legendaris: Sidamethrin 50 EC vs Yasithrin 30 EC! 

Di dunia pertanian, ada dua nama yang sering disebut-sebut, apalagi kalau bukan Sidamethrin 50 EC dan Yasithrin 30 EC. Keduanya adalah jagoan dari keluarga yang sama: sama-sama berbahan aktif Sipermetrin (golongan Piretroid), bekerja sebagai racun kontak dan lambung, dan efektif mengendalikan berbagai hama, mulai dari ulat, wereng, lalat bibit, hingga... ya, betul, belalang!

Sipermetrin adalah molekul andal yang bekerja cepat mengganggu sistem saraf serangga. Ibaratnya, ini adalah tombol 'off' instan untuk para hama bandel.

Perbedaan Kekuatan (The Battle of Concentration) 

Perbedaan mendasar dari dua jagoan ini terletak pada konsentrasi bahan aktifnya:

  • Sidamethrin 50 EC: Mengandung Sipermetrin 50 g/l. Konsentrasi yang lebih tinggi ini membuatnya dijuluki 'The Heavyweight' di antara keduanya.

  • Yasithrin 30 EC: Mengandung Sipermetrin 30 g/l. Dengan konsentrasi yang sedikit lebih rendah, ia adalah 'The Agile Fighter' yang tetap gesit membasmi hama.

Secara teknis, Sidamethrin 50 EC menawarkan kekuatan yang lebih pekat, yang berarti Anda mungkin memerlukan dosis yang lebih sedikit per liter air untuk mencapai efektivitas yang sama, tergantung pada hama dan tanamannya. Yasithrin 30 EC, meski konsentrasinya lebih rendah, tetap jadi pilihan andal untuk berbagai jenis tanaman seperti bawang merah, cabai, jagung, dan lainnya.


Kisah Lucu di Balik Kaleng Berbelalang

Bagi petani, kaleng insektisida bukan sekadar wadah, tapi sering kali menjadi ikon yang melekat di ingatan. Khususnya untuk insektisida yang bergambar hama target, seperti belalang atau ulat. Dan di sinilah letak 'komedi' yang sering terjadi di kios-kios pertanian.

1. The Power of "Obat Belalang"

Sering kali, petani yang terburu-buru atau lupa dengan nama yang rumit (Sipermetrin? Sidamethrin? Yasithrin?) akan menggunakan cara paling visual untuk membeli: gambar di kaleng!

Petani: "Mas, beli obat yang gambarnya belalang besar itu!"

Penjual: "Maksudnya yang Sidamethrin 50 EC atau Yasithrin 30 EC, Pak?" Petani: Menggaruk kepala "Pokoknya yang gambar belalangnya kayak mau loncat itu, Mas!"

Tak jarang, penjual harus mengeluarkan kedua kaleng tersebut dan bertanya, "Yang ini, Pak? Atau yang ini? Yang satu lebih galak (konsentrasi tinggi), yang satu lagi lumayan sabar."

2. Kesalahan Pengucapan yang Bikin Ngakak 

Karena nama produk pertanian sering kali unik dan asing, kesalahan pengucapan adalah hal yang lumrah dan menghibur.

  • Ada yang menyebut "Sidametrin" menjadi "Sin Damen Trin" (seolah-olah nama seorang wanita).

  • "Yasithrin" sering berubah menjadi "Yasin Tiri" atau "Yasin Trin" bahkan "Yathirin".

  • Ada juga yang menggabungkannya menjadi, "Mas, ada obat pembasmi hama 'Sidayasin'?"

Penjual yang berpengalaman hanya akan tersenyum dan tahu pasti produk mana yang dimaksud, karena pada akhirnya, Sipermetrin-lah yang dicari.

3. Jurus Pamungkas: Bawa Kaleng Contoh! 🗑️

Puncak dari drama belanja insektisida terjadi ketika petani lelah dengan semua nama yang mirip dan gambar yang serupa. Akhirnya, mereka memilih jalan ninja: membawa kaleng yang sudah habis sebagai contoh!

Petani: "Udah, daripada salah sebut, saya bawa saja 'barang buktinya'! Ini, Mas! Kaleng kosong yang kemarin saya beli! Kasih yang sama persis, ya!"

Kaleng kosong yang bau sisa insektisida pun menjadi alat komunikasi yang paling efektif. Cara ini membuktikan bahwa di tengah kemajuan teknologi, cara paling tradisional (dan sedikit kocak) terkadang adalah yang paling berhasil.


Kesimpulan: Siapa Pemenangnya?

Dikenal dengan "Insektisida Sapu Jagat" karena digunakan di tanaman apapun baik tanaman pangan, sayuran, perkebunan semua masuk. 

Baik Sidamethrin 50 EC maupun Yasithrin 30 EC adalah pilihan yang solid. Keduanya mengandung bahan aktif yang sama dan ampuh memberantas hama.

Pilih Sidamethrin 50 EC jika Anda membutuhkan daya bunuh yang lebih cepat dan pekat, terutama untuk serangan hama yang parah (dengan dosis yang disesuaikan).

Pilih Yasithrin 30 EC jika Anda mencari produk yang efektif dan andal dengan konsentrasi standar untuk pencegahan dan serangan hama ringan hingga sedang.

Ingat, kunci sukses bukan hanya pada seberapa pekat insektisida Anda, tetapi juga pada kedisiplinan aplikasi dan rotasi bahan aktif agar hama tidak kebal. 

Sang Penghancur Telur: Mengupas Daya Magis Triazofos Melawan Penggerek Batang Padi




Triazofos adalah salah satu bahan aktif insektisida dari golongan organofosfat yang dikenal memiliki aktivitas ovicidal (kemampuan membunuh telur) yang tinggi terhadap beberapa hama, termasuk telur serangga dari ordo Lepidoptera (kupu-kupu/ngengat), seperti penggerek batang padi (Scirpophaga incertulas, Chilo supresalis).

Triazofos dan Penggerek Batang

  • Bahan Aktif: Triazofos (Triazophos).

  • Golongan Kimia: Organofosfat (IRAC Grup 1B).

  • Cara Kerja: Racun kontak, lambung, dan juga memiliki aksi sistemik, serta diketahui memiliki aktivitas ovicidal yang baik.

  • Target Hama: Selain memiliki kemampuan untuk membekukan/membunuh telur (efek ovicidal), Triazofos juga efektif terhadap fase larva (ulat) dan imago (ngengat) dari penggerek batang padi, ulat grayak, ulat kapas, dan berbagai hama lainnya.

Triazofos sering diformulasikan dalam bentuk EC (Emulsifiable Concentrate) dengan konsentrasi yang bervariasi (misalnya 200 EC) dan direkomendasikan untuk pengendalian hama penggerek batang pada tanaman seperti padi dan jagung.

Penggerek Batang Padi (Scirpophaga incertulas, Chilo supresalis), sering dijuluki "hama seribu wajah," adalah mimpi buruk petani. Ia diam-diam menyerang di fase vegetatif (menyebabkan "Sundep") hingga fase generatif (menyebabkan "Malai Putih"), merusak hasil panen dari akarnya. Namun, di tengah perjuangan ini, ada satu pahlawan kimia yang menonjol: Triazofos.

Triazofos bukan sekadar insektisida biasa. Ia adalah anggota golongan Organofosfat yang dirancang untuk menyerang pada titik terlemah hama: telurnya.



Mengapa Triazofos Begitu Hebat? Kunci Ovicidal-nya!

Kebanyakan insektisida fokus membunuh larva (ulat) atau ngengat (imago). Tetapi Triazofos menawarkan sesuatu yang strategis: Kemampuan Ovicidal (Pembeku Telur) yang Tinggi.

  • Menyerang Sebelum Menetas: Penggerek batang meletakkan telur dalam kelompok di daun padi. Triazofos, dengan sifat kontak dan kemampuan penetrasi yang baik, meracuni embrio di dalam telur sebelum ia sempat menetas menjadi larva yang merusak.

  • Memutus Siklus Hidup: Dengan membunuh telur, Triazofos secara efektif memutus rantai serangan. Jika telur mati, tidak ada larva yang menetas, tidak ada sundep, dan tidak ada malai putih di masa depan. Ini adalah langkah preventif paling tuntas dalam manajemen hama penggerek batang.

  • Multi-Fungsi: Selain ovicidal, Triazofos juga tetap efektif sebagai racun kontak dan lambung yang kuat terhadap larva dan ngengat dewasa yang mungkin sudah lolos dari fase telur.

Jenis-jenis Penggerek Batang Padi

  1. Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas Walkers: Pyralidae). Jumlah telur 50-150 butir/kelompok, diletakkan malam hari selama 3-5 malam sejak malam pertama, stadium telur 6-7 hari. Larva berwarna putih kekuningan, stadium larva 28-35 hari terdiri dari 5-7 instar. Pupa berwarna kekuningan atau agak putih, stadium pupa 6-23 hari. Imago jantan mempunyai bintik-bintik gelap pada sayap bagian depan. Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm. Ngengat betina berwarna kuning dengan bintik hitam di bagian tengah sayap depan. Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya. Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km. lama hidup ngengat 5-10 hari dengan siklus hidup 39-58 hari.

  1. Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata Walkers: Pyralidae). Jumlah telur 170-260 butir/kelompok, diletakkan diatas daun atau pelepah, mirip telur PBPK ditutupi rambut halus, berwarna coklat kekuning-kuningan, stadium telur 4-9 hari. Larva panjang 21 mm, berwarna putih kekuningan stadium larva 19-31 hari (kalau mengalami diapauses dapat berlangsung 3 bulan). Pupa stadium 6-12 hari. Ngengat berwarna putih, panjang betina 13 mm dan jantan 11 mm, tertarik cahaya.

  1. Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo suppresalis Walkers: Pyralidae). Jumlah telur 20-150 butir/kelompok, stadium telur 4-7 hari. Larva berwarna abu-abu kepala coklat dengan 5 garis coklat sepanjang tubuhnya. Beberapa larva dalam tiap tunas, stadium larva 33 hari berlangsung 3 bulan.Ngengat berwarna coklat muda, warna sayap depan coklat tua, panjang 1,3 mm.

  2. Penggerek Batang Padi Kepala Hitam (Chilo polychrysus Meyrick): Pyralidae). Telur berkelompok pada daun dekat pangkal/pelepah, stadium telur 6 hari. Larva berkepala hitam, stadium larva 30 hari, larva ini hidup bersama-sama dalam satu tunas. Pupa berwarna coklat tua, stadium pupa 6 hari. Ngengat berkepala hitam, sayap depan bersisik, bagian tengah berwarna keperakan, sayap belakang kuning muda, panjang 10 - 3 mm. Siklus hidup 26 - 61 hari.

  1. Penggerek Batang Padi Berkilat (Chilo auricillius: Pyralidae). 

  2. Penggerek Batang Padi Merah Jambu (Sesamia inferens Walkers: Noctuidae). 

Kisah Sukses Petani: Ketika Sidathion Turun Tangan

Di lapangan, petani sering mencari solusi yang menawarkan kecepatan sekaligus ketuntasan. Inilah mengapa kombinasi insektisida sangat populer. Salah satu produk kombinasi ternama adalah Sidathion, yang menggabungkan kekuatan Triazofos dengan bahan aktif Piretroid (Deltametrin).

Memang gambar kemasannya itu ada gambar bawangnya karena produk ini juga ampuh untuk membasmi ulat dan ngengat yang di kenal di tanaman bawang merah, Tapi ketika digunakan di tanaman padi sangat istimewa hasilnya.

Studi Kasus di Subak Sambangan

Di Subak Sambangan, misalnya, serangan penggerek batang sering menjadi momok yang mengancam produksi padi. Ngengat betina sibuk meletakkan telur di musim tanam yang optimal. Pengendalian konvensional sering terlambat—larva sudah telanjur masuk ke dalam batang, menjadi "hama tersembunyi" yang kebal semprotan luar.

Saat petani menggunakan Sidathion, perubahan terlihat signifikan:

  1. Dampak Instan (Efek Piretroid): Ngengat dan larva yang terekspos langsung dilumpuhkan (efek knockdown cepat) berkat kandungan Piretroid, mengurangi populasi dewasa secara mendadak.

  2. Perlindungan Jangka Panjang (Efek Triazofos): Namun, kunci sebenarnya terletak pada Triazofos. Begitu cairan insektisida mencapai kelompok-kelompok telur, proses "pembekuan" telur dimulai.

“Kami lihat di kelompok telur yang sudah disemprot, warnanya jadi berbeda dan tidak ada lagi penetasan ulat baru. Ini yang membuat pertanaman kami lebih tenang,” ujar seorang petani setempat.

Dengan menargetkan telur (Triazofos) sambil mengatasi ngengat dewasa dan larva yang sudah ada (Triazofos + Piretroid), petani berhasil menekan populasi hama secara menyeluruh. Penggunaan yang tepat, sesuai anjuran dan jadwal yang ketat (terutama saat puncak peletakan telur), membantu mengurangi gejala Sundep dan memastikan bahwa anakan padi tumbuh optimal tanpa ancaman Malai Putih.


Strategi Pengendalian Tuntas

Penggunaan Triazofos, terutama dalam formulasi kombinasi seperti Sidathion, adalah strategi yang cerdas dalam PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Ia menjadi "juru kunci" yang mampu mengunci pintu perkembangan hama dari fase awal (telur).

Namun, penting untuk selalu ingat: Rotasi bahan aktif dan aplikasi yang tepat waktu adalah kunci. Triazofos harus digunakan pada saat yang kritis, yaitu saat populasi ngengat Penggerek Batang sedang tinggi dan kelompok telur mulai terlihat, sebelum serangan masif terjadi.

Dengan Triazofos, petani tidak hanya membasmi hama yang terlihat, tetapi juga melenyapkan generasi hama di masa depan, memastikan padi tumbuh sehat dan panen melimpah.


ORONG-ORONG SI ANJING TANAH GRYLLOTALPIDAE

 


Anjing Tanah (Orong-orong): Ancaman Senyap bagi Pertanaman Padi

Anjing tanah, atau yang dikenal dengan nama ilmiah orong-orong (Gryllotalpa orientalis), merupakan salah satu hama yang seringkali luput dari perhatian hingga kerusakannya menjadi signifikan. Serangga dari famili Gryllotalpidae dan ordo Orthoptera ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah permukaan tanah, menjadikannya ancaman senyap terutama pada fase awal pertumbuhan tanaman padi.


Mengenal Anjing Tanah

Orong-orong memiliki ciri khas tubuh silindris dan tungkai depan yang besar, menyerupai sekop, yang sangat efektif untuk menggali liang di dalam tanah. Meskipun secara umum orong-orong bersifat omnivora (pemakan segala), mereka akan memakan akar, umbi, atau bagian pangkal batang tanaman muda ketika sumber makanan utamanya (seperti larva serangga lain atau cacing) berkurang.

Hewan ini aktif pada malam hari (nokturnal) dan sangat tertarik pada cahaya lampu. Mereka menyukai kondisi lahan yang tidak tergenang air atau lahan kering yang lembap. Sawah yang sering dikeringkan (misalnya untuk menghindari keong emas) atau lahan sawah pasang surut dapat menjadi habitat ideal bagi orong-orong.

Gejala dan Dampak Serangan pada Padi

Serangan orong-orong sering terjadi pada tanaman padi muda, mulai dari fase persemaian hingga fase vegetatif awal. Gejala kerusakan yang ditimbulkan meliputi:

  • Pemotongan Pangkal Batang: Hama ini memotong tanaman pada pangkal batang yang berada di bawah atau sedikit di atas permukaan tanah. Kerusakan ini sering dikira sebagai serangan penggerek batang.

  • Kerusakan Akar Muda: Orong-orong merusak dan memakan akar-akar muda tanaman padi.

  • Tanaman Layu dan Mati: Akibat pemotongan batang dan rusaknya perakaran, tanaman padi yang terserang akan menunjukkan gejala layu dan akhirnya mati. Jika serangan meluas, hal ini dapat menyebabkan kekosongan populasi tanaman di petak sawah.

  • Liang di Permukaan Tanah: Aktivitas penggalian dan pembuatan liang oleh orong-orong juga dapat mengganggu struktur tanah dan menekan pertumbuhan akar.

Dalam kondisi serangan parah atau outbreak, kerugian hasil panen akibat hama ini bisa sangat merugikan petani.

Strategi Pengendalian yang Efektif

Pengendalian orong-orong harus dilakukan secara terpadu, menggabungkan beberapa metode untuk menekan populasi secara maksimal:

1. Pengendalian Kultur Teknis (Pencegahan)

  • Penggenangan Lahan: Salah satu cara paling efektif di lahan sawah adalah menjaga agar lahan tergenang air secara merata selama 5 hingga 7 hari sebelum penanaman bibit. Penggenangan air dapat membunuh telur dan nimfa orong-orong di dalam tanah, sekaligus memaksa hama dewasa untuk berpindah ke pematang.

  • Pengolahan Tanah Intensif: Pembajakan atau pengolahan tanah secara intensif dapat membantu merusak liang, telur, dan nimfa hama di dalam tanah.

  • Sanitasi Lahan: Menjaga kebersihan pematang dari gulma dapat mengurangi tempat persembunyian orong-orong.

2. Pengendalian Mekanis

  • Penangkapan Manual: Petani dapat menangkap dan memusnahkan orong-orong saat pengolahan lahan atau pada malam hari ketika hama aktif dan terlihat.

  • Perangkap Lampu: Memanfaatkan sifat orong-orong yang tertarik pada cahaya, perangkap lampu dapat dipasang pada malam hari untuk menangkap hama dewasa, sehingga mengurangi populasi dan potensi reproduksi.

3. Pengendalian Biologis dan Umpan

  • Musuh Alami: Memanfaatkan predator alami orong-orong seperti burung, ayam, laba-laba, atau parasitoid.

  • Umpan Beracun: Umpan beracun yang terdiri dari campuran dedak beras (karir), gula merah, dan insektisida tertentu (misalnya, sodium fluosilicate atau insektisida lain yang dianjurkan) yang dibentuk menjadi pasta, kemudian disebar di sekitar area pertanaman pada sore hari.

4. Pengendalian Kimiawi

  • Aplikasi Insektisida: Insektisida berbahan aktif seperti karbofuran, diazinon, fipronil. atau imidakloprid dapat diaplikasikan saat tanam atau pada pangkal batang tanaman yang terserang. Penggunaan insektisida harus bijaksana dan sesuai dosis untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan.



  • Pestisida Nabati: Alternatif yang ramah lingkungan adalah penggunaan pestisida nabati dari bahan seperti kulit jengkol, tembakau, atau akar tuba (jenu), yang disemprotkan secara merata ke lahan.


Kesimpulan:

Anjing tanah atau orong-orong merupakan hama yang memerlukan perhatian serius, terutama di awal musim tanam padi. Dengan mengkombinasikan metode pengendalian mulai dari penggenangan, penangkapan mekanis, hingga penggunaan umpan atau insektisida yang tepat, petani dapat secara signifikan menekan populasi hama ini dan melindungi hasil panen padi mereka.




BANGGA MENJADI PETANI
SALAM MERDESA
PETANI SEJAHTERA 
BANGSA BERJAYA




MENGENAL RADEN MAS BAGUS SU TIKUS





SIDARAT: Senjata Utama Melawan Serangan Tikus Sawah

Tikus sawah merupakan ancaman nyata yang bisa merenggut hasil panen dalam semalam. Untuk mengatasi hama yang cerdik ini, petani memerlukan solusi yang teruji, aman, dan efektif. SIDARAT, Rodentisida ampuh dari Petrosida Gresik, hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut.

SIDARAT: Mengapa Menjadi Pilihan Petani?

SIDARAT adalah racun tikus siap pakai berbentuk blok umpan (umpan padat) yang mengandung bahan aktif kuat: Brodifakum 0,005%.

Brodifakum adalah jenis antikoagulan (pencegah pembekuan darah) generasi kedua yang sangat efektif dalam membunuh tikus.

Mekanisme Kerja yang Efektif (Tidak Menimbulkan Jera Umpan)

Tikus dikenal sebagai hewan yang sangat peka dan cerdik. Jika racun bekerja terlalu cepat, tikus lain akan curiga dan menghindari umpan yang sama (disebut jera umpan).

SIDARAT bekerja secara perlahan namun pasti:

  1. Dimakan dan Diserap: Setelah tikus memakan umpan SIDARAT, racun Brodifakum diserap ke dalam tubuh.

  2. Mencegah Pembekuan Darah: Racun mulai menghambat pembentukan Vitamin K, yang esensial untuk pembekuan darah.

  3. Kematian Alami: Tikus akan mati 3 hingga 5 hari setelah memakan umpan akibat pendarahan internal. Kematian yang lambat ini menyebabkan tikus tidak mengaitkan kematian temannya dengan umpan.

Dengan mekanisme ini, umpan SIDARAT tetap menarik bagi tikus lain, memungkinkan pengendalian yang lebih tuntas dalam satu areal sawah.

Testimoni Petani: Pengalaman Nyata dengan SIDARAT

Bapak Budi, seorang petani padi di Karawang, Jawa Barat, berbagi pengalamannya:

"Setiap musim tanam, tikus selalu jadi masalah besar. Dulu saya pakai gropyokan terus, tapi masih saja ada. Sejak saya rutin pasang SIDARAT di awal tanam (fase 0-2 MST), hasilnya langsung terlihat. Tikus yang mati tidak ada di sekitar umpan, jadi tikus lain tidak curiga. Padi saya aman sampai panen, bahkan belakangan ini serangan tikus makin menurun karena populasi utama sudah teratasi sejak awal."

💡 Tips Penggunaan SIDARAT Agar Lebih Maksimal

Menggunakan SIDARAT saja belum cukup. Penerapan teknik yang tepat akan meningkatkan efektivitas pengendalian hingga 90% lebih.



1. Waktu Aplikasi yang Tepat (Kunci Utama)

  • Fase TPA (Tanam Pindah Awal): Aplikasi SIDARAT paling efektif dilakukan pada fase 0 hingga 2 Minggu Setelah Tanam (MST) atau sebelum tikus berkembang biak. Tindakan ini mencegah serangan dini dan melindungi populasi anakan padi.

  • Aplikasi di Periode Kritis: Lakukan pemasangan ulang umpan menjelang fase bunting (40-50 HST) jika ditemukan lubang aktif baru.

2. Penempatan Umpan yang Strategis

  • Di Jalur Tikus: Letakkan umpan di jalur yang sering dilalui tikus, bukan hanya di tengah sawah. Jalur utama tikus biasanya ada di pematang dan tanggul yang ditumbuhi rumput.

  • Di Lubang Aktif: Masukkan umpan 1-2 blok ke setiap lubang tikus yang masih aktif (ditandai dengan tidak adanya sarang laba-laba atau kotoran di mulut lubang).

  • Gunakan Pelindung Umpan: Selalu letakkan blok SIDARAT di dalam pelindung seperti potongan bambu, pipa PVC, atau kotak kayu yang berlubang. Ini berfungsi untuk:

    • Melindungi dari Hujan: Menjaga umpan tetap kering dan menarik.

    • Menghindari Hewan Non-Target: Mencegah hewan peliharaan (unggas) atau hewan liar lain memakan racun.

3. Evaluasi dan Penggantian Umpan

  • Pemantauan Rutin: Periksa umpan setiap hari atau dua hari sekali. Jika umpan hilang atau dimakan, segera ganti dengan umpan baru.

  • Tingkat Keberhasilan: Terus pasang dan ganti umpan hingga umpan yang dipasang tidak dimakan lagi. Ini mengindikasikan bahwa populasi tikus di area tersebut sudah terkendali.

4. Kombinasikan dengan Sanitasi

  • Penggunaan SIDARAT harus didukung oleh sanitasi lingkungan yang baik. Bersihkan semak-semak dan gulma di pematang sawah secara rutin. Menghilangkan tempat persembunyian tikus akan memaksa mereka keluar dan lebih mudah menemukan umpan.

Dengan disiplin dalam waktu aplikasi dan penempatan yang strategis, SIDARAT menjadi solusi terpercaya untuk menciptakan lingkungan sawah yang bebas dari kerusakan tikus, sehingga panen padi bisa maksimal.

Jumat, 05 Desember 2025

TRICHOSIDA WP: Revolusi Pertanian Organik untuk Tanaman Sehat dan Subur!


Ulasan Produk: Trichosida WP – Biofungisida Hayati Multi-Aksi

Dalam dunia pertanian modern, kebutuhan akan solusi yang efektif sekaligus ramah lingkungan semakin mendesak. Trichosida WP hadir sebagai jawaban, sebuah biofungisida hayati yang menggabungkan kekuatan tiga mikroorganisme unggul:

  1. Trichoderma harzianum (Fungi Antagonis)

  2. Gliocladium virens (Fungi Antagonis)

  3. Bacillus amyloliquefaciens (Bakteri Pelarut Fosfat & Penghasil Antibiotik)

Produk berbentuk tepung yang mudah larut ini bekerja secara preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan). Keunggulannya bukan hanya sebagai pengendali penyakit, tetapi juga sebagai pemacu pertumbuhan tanaman.

Mekanisme Kerja Ganda: Perlindungan dan Kesuburan

1. Perlindungan Patogen (Bioprotektan)

Kandungan utama Trichoderma dan Gliocladium adalah agen antagonis kuat terhadap patogen tular tanah, seperti jamur penyebab:

  • Layu Fusarium (Fusarium oxysporum): Menyerang tanaman cabai, tomat, dan sayuran lainnya.

  • Jamur Akar Putih (JAP): Patogen berbahaya pada tanaman karet dan perkebunan.

  • Busuk Akar/Batang (Phytophthora, Rhizoctonia, Pythium).

Mekanisme perlindungannya meliputi: Mikoparasitisme, Antibiosis, Kompetisi, dan Induksi Resistensi.

2. Peningkatan Kesuburan Tanaman (Biofertilizer & Biostimulan)

Sementara itu, kehadiran Bacillus dan kemampuan Trichoderma juga berperan penting dalam kesuburan:

  • Pelarut Fosfat (BPF): Bacillus mampu melarutkan ion Fosfat (P) yang terikat di tanah, membuatnya tersedia bagi tanaman.

  • Fitohormon: Trichoderma menghasilkan hormon pertumbuhan (seperti Auksin) yang memacu perkembangan dan perpanjangan akar.

  • Biodekomposer: Mempercepat penguraian bahan organik.


Dosis dan Cara Aplikasi Trichosida WP pada Berbagai Tanaman Sasaran

Dosis aplikasi yang tepat sangat penting untuk mengoptimalkan manfaat Trichosida WP baik sebagai bioprotektan maupun biofertilizer.

I. Tanaman Hortikultura dan Palawija (Cabai, Tomat, Sayuran, Jagung, Padi)






Sasaran & TujuanDosis Per AplikasiCara Aplikasi
Perlakuan Benih (Pencegahan dini)5 sampai 10 gram per 100 gram benih.Benih dibasahi, kemudian campurkan dengan bubuk Trichosida WP hingga merata. Diamkan 30 menit sebelum semai/tanam.
Pencegahan Layu/Busuk Akar (Perawatan Rutin)3 sampai 5  gram per 1 liter airKocorkan 250 ml larutan ke sekitar perakaran tanaman (pangkal batang). Ulangi setiap 7-10 hari sekali hingga 3-4 kali aplikasi.
Pengobatan Layu/Busuk Akar (Kuratif)5 sampai 7 gram per 1 liter air.Kocorkan 250 ml larutan ke tanaman sakit. Ulangi setiap 3-5 hari sampai gejala berhenti atau tanaman pulih.
Pembuatan Kompos/Dekomposer500 gram (1 bungkus) untuk 1  ton bahan organik.Larutkan 500 gram ke dalam 10  liter air dan siramkan pada tumpukan bahan organik/kompos.

II. Tanaman Perkebunan dan Tahunan (Karet, Kakao, Kopi, Buah-buahan)




Sasaran & TujuanDosis Per Pohon/TanamanCara Aplikasi
Pencegahan Jamur Akar Putih (JAP) pada Karet75 gram per pohon.Taburkan atau kocorkan langsung di sekitar pangkal batang (daerah perakaran). Ulangi setiap 3-4 bulan pada kondisi tanah rawan.
Pengobatan JAP atau Busuk Akar Lainnya100 gram per pohon.Bersihkan bagian kulit kayu/akar yang terserang. Oleskan atau kocorkan larutan kental (100 gr dalam sedikit air) langsung pada bagian yang terinfeksi dan sekitar perakaran.
Perawatan Tanaman Buah (Mangga, Jeruk, dll.)50 sampai 100 gram per pohon (tergantung usia).Taburkan atau kocorkan di sekitar perakaran/lingkaran piringan. Ulangi setiap 2-3 bulan untuk menjaga kesehatan akar dan kesuburan tanah.

Contoh-Contoh Sukses Penggunaan Trichosida WP

TanamanManfaat Utama yang TerlihatLokasi/Kondisi Aplikasi
Cabai MerahMengendalikan Layu Fusarium dan Busuk Batang di musim hujan. Tanaman memiliki perakaran lebih banyak dan batang kokoh.Lahan sawah bekas padi dengan riwayat penyakit layu tinggi (Jawa Tengah).
TomatPencegahan efektif terhadap penyakit layu dan peningkatan vigor tanaman.Budidaya pada bedengan dengan mulsa plastik (Sumatera Barat).
Karet (Perkebunan)Pengendalian Jamur Akar Putih (JAP). Aplikasi dosis tabur 75 gr / pohon efektif menekan penyebaran penyakit.Perkebunan rakyat dan swasta yang terinfeksi JAP (Kalimantan Barat).

Testimoni Petani dari Berbagai Daerah

Berikut adalah beberapa kesaksian nyata dari petani yang telah merasakan manfaat Trichosida WP:

"Musim tanam yang lalu, hampir 30% tanaman cabai saya layu karena jamur, padahal sudah disemprot fungisida kimia. Setelah beralih ke Trichosida WP secara rutin (kocor tiap 10 hari), layu hampir tidak ada, dan akar jadi 'gondrong' (banyak). Pertumbuhan jauh lebih seragam."

--- Bapak Rahmat, Petani Hortikultura, Blitar, Jawa Timur

"Untuk bibit mangga hasil sambung, rawan sekali busuk akar di media tanam. Kami gunakan Trichosida untuk perlakuan media sebelum tanam dan penyiraman berkala. Hasilnya, tingkat keberhasilan penyambungan kami naik drastis dan bibit cepat siap tanam ke lapangan."

--- Ibu Sartika, Pemilik Kebun Bibit Unggul, Indramayu, Jawa Barat

"Kami mengurus kebun karet yang usianya sudah tua, ancaman Jamur Akar Putih (JAP) sangat tinggi. Dosis 75 \ gram per pohon yang dikocorkan di sekitar pangkal batang efektif menghentikan penyebaran JAP. Ini solusi yang lebih aman dan terjangkau untuk jangka panjang."

--- Tim Perawatan Kebun Karet, PT. Agrimaju, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat


Kesimpulan: Solusi Komprehensif untuk Pertanian Sehat

Trichosida WP adalah investasi cerdas bagi petani yang ingin mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia tanpa mengorbankan hasil panen. Dengan kemampuan ganda sebagai pelindung dan pemacu tumbuh, produk ini membuktikan bahwa pertanian yang sehat, produktif, dan berkelanjutan adalah hal yang mungkin.


Tinggalkan pesan di kolom komentar. Salam interaksi.

Cegah Roboh dan Hama Wereng Sekaligus: Solusi Kalsida untuk Padi Kuat Maksimal.

Kalsium silikat (CaSiO₃) yang diserap oleh tanaman padi, baik melalui aplikasi pada tanah atau penyemprotan daun (termasuk batang), dapat me...