Minggu, 26 Juli 2020

EMAZO 75 EC PEMBASMI ULAT TENTARA FAW




Awal tahun 2019, pertanian Indonesia dihebohkan dengan kemunculan hama baru berasal dari negara paman Syam Amerika. Ulat ini sudah mulai menyebar hingga ke Asia dan bahkan telah mewabah di Vietnam, Filipina, Thailand dan Malaysia hingga akhhirnya masuk Indonesia awal Januari 2019. Fall Army Worm (FAW) atau yang dikenal juga dengan sebutan Spodoptera Frugiperda dari golongan ulat grayak akan tetapi memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar dan daya tahan terhadap pestisida yang sangat kuat. Pada serangan parah, ulat FAW ini mampu menghabiskan tanaman jagung hingga gundul menyisakan serat daunnya saja. 



Yang hebat dari Ulat FAW ini adalah kemampuan terbang ngengatnya yang mampu terbang sejauh kurang lebih 100 Km (sangat jauh) dan karena ukuran tubuhnya yang mampu tumbuh hingga instar akhirnya tidak mudah ditundukkkan dengan insektisida-insektisida kelas biasa semisal piretroid, organofosfat atau karbamat. Setelah menghancurkan Amerika, Afrika akhirnya ke Asia, dan siap atau tidak akhirnya wilayah Indonesia terserang juga melalui ujung Sumatera (Aceh dan Medan), dan sampai saat ini tercatat sudah semua propinsi telah terdampak serangan ulat ini.


Pada daur hidupnya di lingkungan tropis umurnya rata-rata sekitar 30an hari dari fase telur hingga jadi ngengat dewasa yang siap bertelur. Secara siklus, fase telur berlangsung 2-3 hari, fase larva terdiri dari 6  instar antara 24 hari dan fase pupa 8 Hari.Dari beberapa laporan disampaikan bahkan tingkat kerusakan ulat FAW ini bisa sampai 100 persen karena dia memakan semua mulai daun, buah hingga batang kerasnya. 

Selama ini beberapa bahan aktif pestisida teleh direkomendasikan untuk hama ini di antaranya:
  1. Metomyl (Dangke - DGW)
  2. Spinoteram (Endure 120 SC - Corteva)
  3. Klorantraniliprol (Prevaton 50 SC- Corteva)
  4. Thiametoksam (Sidathiam 310 SC- Petrosida Gresik)
  5. Emamektin benzoat (Emazo 75 EC - Petrosida Gresik)

Lima jenis pestisida di atas yang selama ini dianggap mumpuni untuk mengatasi hama ulat tentara. Adapun jika bahan aktif yang lain dinilai mampu digunakan akan teapi dosis yang direkondasikan bisa sampai 3-4 kali lipat. Pertumbuhan larva ini yang sngat cepat dn dangat rakus sehingga menciptakan kondisi tubuh yang besar dan kuat dengan kulit tebalnya. ciri-cirinya yang khas adalah 6 titik dan bentuk huruv V terbalik. Pengendaliannya dapat dilakukan baik pada vase larva maupun imago.

Produk pengendalian yang sedang booming saat ini adalah Emazo 75 EC dengan bahan aktif Emamektin  benzoat yang memiliki kemampuan translaminar untuk menebus daun. Cara kerja insektisida ini dengan merangsang pelepasan asam y-aminobutyric penghambat neurotransmitter .  Kemudian akhirnya mengaktifkan saluran klorida.  Merupakan Insektisida non-sistemik akan tetapi memiliki kemampuan menembus jaringan daun dengan gerakan translaminar.  Melumpuhkan Lepidoptera.  yang menyebabkan berhenti makan dalam beberapa jam setelah tertelan, dan mati setelah 2-4 hari.

Produk ini biasanya dikombinasikan dengan golongan insektisida sistemik semisal Dimehipo atau pun Tiametoksam untuk meningkatkan daya kerjanya. Cara kerja Thiametoksam Agonis dari reseptor nikotinik asetilkolin, mempengaruhi sinapsis pada sistem saraf pusat serangga.  Cara kerja Insektisida dengan kontak, perut, dan aktivitas sistemik yang diangkut secara acropetal di xilem.  

Daya kerja Emazo 75 EC akan nampak setelah beberapa jam ulat akan mengeluarkan kotoran dan mulai keluar dari persebunyian di pupus dan selanjutnya melemah dan mati karena tidak bisa makan/ mencerna makanannya. Kombinasi dengan golongan nikotinoid racun syaraf yang mengganggu kerja sistem syaraf pusatnya.

Pengendalian ulat FAW dengan Emazo 75 EC tunggal maupun kombinasi dengan Dimehipo (Sidatan 410 SL/ XR 525 SL) dan Thiametoksam (Sidathiam 310 SC) terbukti efektif mengatasi serangan ulat FAW ini. Dengan penyemprotan merata di fokuskan pada pupus daun tempat larva FAW bersembunyi, biasanya pengendalian sudah efektif dan tidak perlu untuk melakukan pengulangan.
Takaran yang digunakan adalah 1 - 1,5 ml/liter untuk penggunaan tunggal dan takaran dikurangi jika dengan kombinasi.


"SALAM MERDESA"

PETANI SEJAHTERA BANGSA BERJAYA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar