Selasa, 28 Juli 2020

PRASSIDA 125 SC HERBISIDA SELEKTIF PEMBASMI GULMA PADI




Gulma dalam budidaya tanaman padi adalah salah satu faktor pengganggu  yang mampu menurunkan produktifitas hingga lebh dari 30 %. Hal ini dikarenakan gulma di areal pertanaman padi akan menjadi kompetitor  utama penyerapan hara yang dominan bagi tanaman padi. 
Apabila dalam sistem budidaya petani telat melakukan penanggulangan gulma, maka sudah bisa dipastikan kelak dia akan mengalami kesulitan dalam pemberantasannya dan sudah bisa dijamin pula pertumbuhan tanaman padinya tidak akan maksimal.
Dalam artikel sebelumnya https://www.guntursulistiawan.com/2020/07/atasi-gulma-di-padi-sawah.html, ada beberapa jenis gulma yang dominan tumbuh di pertanaman padi. 


Prassida 125 EC adalah Herbisida berbahan aktif Natrium bispiribak. 

Cara kerja herbisida ini adalah sodium bispiribak diserap melalui permukaan daun kemudian ditranslokasi ke seluruh tanaman untuk menghambat aktivitas enzim Acetolactate synthase (ALS) yang mengakibatkan kematian pada gulma (Shimin and Jun, 2011).

Senyawa aktif Pyrimidin Dimethoxy Sodium Benzoat dalam Natrium Bispiribak yang melakukan penghambatan terhadap enzim Acetolactate synthase (ALS) dan biosintesis dari tiga cabang asam amino yaitu valin, leusin dan isoleusin.

Penghambatan ini mengganggu pembelahan sel dan menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman seperti klorosis tanaman, nekrosis dan kematian pada tanaman tersebut. Selektivitas herbisida ditentukan oleh adsorpsi, translokasi dan metabolisme diferensial.

Karakteristik penggunaan sodium bispiribak ini akan diaplikasikan pada padi sebagai penyemprotan pasca kemunculan (postemergence), setelah tahap kemunculan 3 daun sampai inisiasi malai pada tahap perkembangan.

Sejumlah studi menunjukkan adanya indikasi pencucian (leaching) dan limpasan (run off), hal ini terjadi karena sifat air yang rentan terhadap aliran semprot dan potensi limpasan (run off) akibat banjir atau curah hujan yang tinggi. Tanah liat yang berasosiasi dengan padi sawah cukup untuk menghilangkan retakan, pencucian (leaching) tidak mungkin berasal dari sawah yang telah dirancang khusus untuk mempertahankan genangan permanen.

Apabila tanah liat pada padi sawah tersebut kelebihan air maka akan menjadi jenuh sehingga pencucian (leaching) juga dapat terjadi. Kemungkinan pencucian (leaching) juga terjadi saat air irigasi dikeluarkan dari sawah, namun potensi senyawa ini untuk pencucian (leaching) dapat di atasi dengan tingkat aplikasi yang rendah (US EPA, 2001). Dibawah kondisi lahan, residu sodium bispiribak yang mencapai permukaan tanah akan cepat hilang. (United States Environmental Protection Agency) 




KARAKTER NATRIUM BISPIRIBAK


Natrium Bispiribak mengendalikan gulma teki-tekian, gula berdaun lebar dan gulma berdaun sempit

Natrium Bispiribak memiliki waktu aplikasi yang panjang atau 10-25 hari setelah tanam

Natrium Bispiribak diaplikasikan ketika gulma sudah muncul/ purna tumbuh dari 2-5 daun (post emergence)

Natrium Bispiribak aman untuk tanaman padi

Natrium Bispiribak diserap cepat dalam gulma dan hasilnya tidak terpengaruh jika terjadi hujan setelah 6 jam aplikasi

Natrium Bispiribak konsentrasi (20-30 ml)/ tangki 15 liter.

Natrium Bispiribak lebih hemat biaya dan dapat dicampur dengan herbisida lain.

GULMA SASARAN






METODE APLIKASI



  1. Pastikan lahan dalam kondisi basah/ lembab.
  2. Pastikan jenis gulma yang tumbuh dominan jenis yang mampu dikendalikan.
  3. Untuk menghomogenkan larutan, kocok herbisida dalam kemasan botol dengan baik sebelumnya.
  4. Lakukan penyemprotan di pagi hari (di bawah jam 9, saat stomata daun membuka)
  5. Gulma yang menjadi sasaran harus terkena semprotan langsung dan merata  
  6. Gunakan Nozzle kipas atau Flood jet nozzle.. 
  7. Untuk hasil maksimal kondisikan penyemprotan lahan (diperkirakan tidak terkena hujan kurang dari 6 jam à waktu yang dibutuhkan larutan merasuk sampai ke akar).
  8. Pada 2-3 hari setelah aplikasi, masukkan dan genangi lahan.
  9. Biarkan menggenang minimal 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan dan menghindari/ menekan pertumbuhan gulma baru.
  10. Proses kematian mulai nampak, proses keracunan & pembusukan akar (4 HSA), mulai menguning (8 HSA), Layu dan Merebah (di atas 12 HSA)

!!!PERINGATAN!!










PERHATIAN-LARANGAN

  1. Jangan mengaplikasikan PRASSIDA 125 SC sebagai campuran pupuk atau pasir
  2. Sebelum aplikasi PRASSIDA 125 SC, keluarkan/buang air dari lahan dan biarkan lahan dalam kondisi basah/ lembab.
  3. Jangan mengaplikasikan Prassida 125 SC ketika gulma terendam air/ air tergenang tinggi.
  4. Permukaan gulma harus keluar dari air sehingga aplikasi Prassida 125 SC wajib mengenai bagian/ permukaan gulma
  5. Jangan mengaplikasikan PRASSIDA 125 SC jika diperkirakan terjadi hujan sebelum 6 jam setelah aplikasI.
  6. Jangan mencampur (tank mix) PRASSIDA 125 SC dengan pestisida berbahan aktif sulphur dan tembaga.





PENYEBAB KEGAGALAN APLIKASI

  1. Penyemprotan gulma pada kondisi lahan kering, atau lahan terlalu menggenang.
  2. Gulma kondisi belum tumbuh, gulma berada terendam dalam air, gulma terlalu besar.
  3. Gulma bukan jenis yang mampu dikendalikan.
  4. Turun hujan kurang dari 6 jam setelah penyemprotan.
  5. Tidak dilakukan penggenangan setelah 2 HSA
  6. Dosis aplikasi terlalu rendah
  7. Aplikasi tidak merata ke permukaan gulma
SA

"SALAM MERDESA" 

PETANI SEJAHTERA BANGSA BERJAYA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar