Penyakit-penyakit di
pertanaman Padi.
1. Hawar Daun Bakteri.
Merupakan penyakit
disebabkan bakteri yang dapat menurunkan hasil panen yang cukup signifikan.
Penyakit ini menyerang saat kondisi musim hujan atau musim kemarau yang basah,
terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dan kandungan pupuk N tinggi.
Penyakit ini disebabkan bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae.
Kresek
merupakan
gejala yang terjadi pada tanaman yang sudah berumur 30 hari dari persemaian
atau yang baru pindah. Daun-daun yang terserang akan berwarna hijau kelabu,
melipat dan menggulung. Dalam keadaan parah mampu menyebabkan daun menggulung,
layu, dan bisa mati, mirip seperti tanaman yang terserang penggerak batang.
Dinamakan kresek karena kalau dia terkena tangan atau kena beda akan berbunyi
kresek-kresek.
Hawar
merupakan
merupakan gejala yang paling umum pada tanaman yang telah mencapai fase generatif
atau tumbuh anakan hingga fase pemasakan.
Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu
dan mati, gejala ini disebut kresek. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala
sundep yang timbul akibat serangan penggerek batang pada fase tenaman
vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala
hawar (blight).
Gejala
kresek dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi
kering. Bagian yang kering ini akan semakin meluas ke arah tulang daun hingga
seluruh daun akan tampak mengering. Bila serangan terjadi saat berbunga, proses
pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh
atau bahkan hampa.
Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil bisa mencapai 50-70 persen.
Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil bisa mencapai 50-70 persen.
Penyakit
kresek termasuk dalam kategori penyakit yang terbawa benih. Artinya, apabila
benih tanaman padi berasal dari tanaman yang terinfeksi, maka penyakit akan
berkembang pada pertanaman selanjutnya. Selain benih, penyakit kresek juga bisa
ditularkan melalui air, angin dan alat-alat pertanian.
Perkembangan
penyakit hawar daun bakteri/kresek sangat dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dan suhu rendah (20-22 derajat Celcius). Itu sebabnya pada musim hujan yang sehari-harinya
tertutup awan, penyakit ini akan berkembang sangat baik.Di sisi lain, tingkat
keparahan penyakit kresek juga dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
-
Pemupukan (N) nitrogen terlalu tinggi
- Kondisi curah hujan tinggi
- Varietas rentan penyakit kresek
- Kondisi curah hujan tinggi
- Varietas rentan penyakit kresek
Prinsip
pengendalian yang dapat dilakukan adalah:
- Penggunaan benih dan bibit sehat dan lakukan seed treatment dengan metil tiofanat (Topsida).
- Pemupukan berimbang, hindari pemupukan N berlebihan, sedangkan P dan K yang cukup dan hindari pemupukan saat tanaman memasuki fase bunting
- Sanitasi lingkungan dan gulma inang
- Lakukan penataan pengairan berselang (satu hari digenangi, tiga hari dikeringkan.
- Penggunaan pestisida bila serangan sudah mencapai ambang pengendalian yaitu bisa menggunakan bahan aktif Carbendazim (Cozene 70/10 WP) 2 gram/liter, agrimicin (2 cc per liter) atau tembaga hidroksida pada saat umur 14 hst, 24 hst dan 48 hst.
- Pengendalian penyakit hawar daun bisa dengan pengaturan air yang cukup. Hindari penggenangan air yang terus menerus misalkan 1 hari digenangi dan 3 hari dikeringkan. Selain itu bisa dengan menggunakan pola tanam yang mempunyai sirkulasi udara yang lebih baik, seperti jajar legowo
Padi yang terserang akan
memiliki bercak pada daun berwarna kuning sampai berwarna kehitaman atau gelap.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menanam menggunakan bibit
yang unggul, atau juga dengan menggunakan pupuk nitrogen sesuai dosis yang
ditentukan (tidak berlebihan) atau juga bisa dengan mengatur jarak tanam serta
pengaturan pengairan.
3.Busuk Batang


Gejala awal berupa bercak berwarna kehitaman serta bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, dan akhirnya anakan akan mati. Akibat akhirnya tanaman menjadi rebah.
Pengendalian bisa dengan cara pengeringan petakan dan biarkan
tanah hingga retak sebelum dialiri lagi. Di samping itu tunggul-tunggul padi
sesudah panen harus di bakar atau didekomposisi.

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae (fase
aseksual) atau Magnaporthe grisea (fase sempurna) yang mempunyai konidiofora
bersekat-sekat, jarang bercabang, berwarna kelabu membentuk konidium pada
uajungnya. Patogen ini mengeluarkan beberapa jenis toksin (misalnya picolinic
acid, pyricularin, pyriculol, tenuazonic acid) yang mematikan sel tanaman
sehingga termasuk patogen non obligat.
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN
- Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.
- Hindari penggunaan pupuk N di atas dosis anjuran
- Hindari tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan varietas yang sama
- Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif patogen khususnya kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal
- Hindari tanam padi terlambat dari petani sekitarnya
- Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 40 HST (gunakan Topsida 75 WP)
- Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga untuk mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah endemis blas (gunakan Fenosida 255 EC)
- Hindari jarak tanam rapat
- Pemakaian jerami sebagai kompos

4. Penyakit Tungro
Berasal dari virus yang ditularkan oleh wereng hijau, yaitu Nephotettix impicticeps. Hama wereng hijau mengakibatkan tanaman padi terserang virus setelah tanaman terhisap oleh hama wereng. Gejala dilihat dengan perubahan tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, daun menguning dari pucuk sampai ke batang, malai kecil, tidak keluar sempurna, dan padi hampa. Pengendalian bisa dengan menanam padi tahan wereng seperti Kelara dan mengendalikan vektor virus tersebut.Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan mengalami pembusukan pada bunga tanaman padi dan juga membuat tanaman tidak berbunga.

- Bersihkan lahan dari gulma yng selama ini bisa menjadi tempat bersembunyi hama wereng, minimal 7 hari sebelum tanam. Sanitasi bisa manual atau menggunakan herbisida.
- Gunakan bibit sehat atau gunakan varietas tahan tungro.
Menggunakan bibit sehat atau varietas tahan tungro akan mengantisipasi
serangan tungro karena bibit yang sehat akan menghasilkan tanaman padi
yang sehat juga, sehingga virus tungro tidak akan berpengaruh karena daya
tahan tanaman padi tersebut.
- Tanam serentak, Tanam serentak sangat berpengaruh besar
dalam bercocok tanam padi, bukan hanya untuk virus tungro bahkan untuk
pengendalian hama apapun tanam serentak akan meminimalisir serangan
penyakit dan hama karena hama dan peyakit tidak akan terkonsentrasi pada
tanaman kita saja.
- Rotasi tanaman, artinya jangan terus menerus menanam padi usahakan untuk merotasi tanaman dengan apa saja seperti palawija contohnya.
- Ubah varietas tanaman padi, Mengubah varietas padi akan
sangat bermanfaat karena kalau tidak dirubah virus akan lebih mudah
menyerang karena akan beradaftasi terhadap varietas lama.
- Pemusnahan/ Eradiksi adalah penanggulangan tungro dengan
membenamkan tanaman padi yang sudah terinfeksi kedalam tanah agar tidak
menular ke tanaman yang lain.
- Gunakan Insektisida karbofuran (Sidafur 3 GR) 12 - 15
kg/ha sehari sebelum tanam di lahan yang akan di jadikan tempat tanam. atau 7-14 HST sebanyak 25-30 kilogram/ Ha.
- Gunakan insektisida cair dengan penyemprotan vektornya (wereng hijau), bisa menggunakan BPMC (Naga 500 EC, Sidabas 500 EC), Nitenpiram (Teballo 250 SL), dll.
5. Penyakit Bercak Daun
Penyakit bercak daun disebabkan oleh serangan jamur Helmintosporium oryzae. Jamur ini menyerang tanaman padi dari biji yang baru kecambah, pelepah daun, malai, dan buah yang baru tumbuh. Serangan jamur ini mempunyai gejala seperti biji padi busuk saat berkecambah, dan kemudian mati, tanaman padi dewasa busuk dan kering, dan biji bercak-bercak tetapi tetap berisi.
Pengendaliannya bisa dengan mencegah dengan perendaman benih menggunakan air hangat setelah dengan air dingin untuk mencegah tumbuhnya jamur.Gejala yang ditimbulkan jika tanaman padi terserang penyakit ini adalah daun akan memiliki bercak kuning pada bagian ujung, hingga berwarna kecoklatan dan juga kering pada tanaman. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan dengan pupuk nitrogen dengan dosis yang sesuai dan juga dengan cara melakukan penyemprotan menggunakan fungisida.
Ada beberapa cara pencegahan agar tanaman padi tidak terserang
penyakit bercak daun coklat yaitu antara lain:
- Atur jarak tanam agar tidak
terlalu rapat apalagi di saat musim hujan. Dan sangat di anjurkan
menggunakan cara tanam sistem legowo.
- Gunakan urea secukupnya
dan di imbangi dengan unsur K.
- Gunakan benih bervarietas tahan
terhadap jamur
- Pemupukan berimbang yang
lengkap, yaitu 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl per ha.
OBAT PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT
Namun jika serangan penyakit bercak daun ini sudah terjadi pada lahan pertanian padi kita, segera lakukan antisipasi dengan memberikan obat atau fungisida.
Obat atau fungisida yang ampuh untuk penyakit bercak daun coklat harus berbahan aktif difenoconazol (Fenosida 255 EC), karbendazim (Cozene 70/10 WP), metil tiofanat (Vallo 550 SC atau Topsida 75 WP), klorotalonil. (Petronil 75 WP), azoxistrobin, atau belerang,
Penyakit busuk
pelepah daun disebabkan oleh serangan jamur Rhizoctonia
sp. Jamur ini menyerang daun dan pelepah daun yang sudah membentuk
anakan tanaman padi. Hal ini akan akan mengakibatkan penurunan jumlah produksi
dan kualitas hasil panen tanaman padi. Pengendaliannya anda bisa menanam
tanaman padi yang tahan terhadap serangan penyakit ini. Untuk fungisida yang bisa diguunakan dari golongan azole (fungisida sistemik) seperti Fenosida 255 EC dan Sidazol 250 EC.
Penyakit fusarium ini disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme. Penyakit ini
menyerang malai dan biji muda sehingga berubah menjadi kecoklatan, daun
terkulai, dan akar membusuk. Pengendalian yang bisa dilakukan adalah dengan
merenggangkan jarak tanam, seperti menerapkan pola tanam jajar legowo.
Termasuk ke
dalam ascomycetes, Gibberella fujikuroi Saw. Penyakit ini dikenal juga sebagai padi laki karena tanaman padi yang terserang Bakanae
ini tidak akan menghasilkan.
Fusarium dapat berkembang dan bertahan dalam sisa tanaman yang berada di dalam dan di atas tanah. F. miniliforme adalah patogen tular benih, infeksi benih terjadi sebelum panen melalui konidia dan askospora yang diterbangkan angin, atau karena kontaminasi selama proses pemanenan. Cendawan tidak menginvestasi benih secara internal. Patogen menginfeksi tanaman melalui akar atau pucuk tanaman secara sistemik tetapi tidak sampai ke malai (Priyo, 2014).
Fusarium dapat berkembang dan bertahan dalam sisa tanaman yang berada di dalam dan di atas tanah. F. miniliforme adalah patogen tular benih, infeksi benih terjadi sebelum panen melalui konidia dan askospora yang diterbangkan angin, atau karena kontaminasi selama proses pemanenan. Cendawan tidak menginvestasi benih secara internal. Patogen menginfeksi tanaman melalui akar atau pucuk tanaman secara sistemik tetapi tidak sampai ke malai (Priyo, 2014).
Gejala Penyakit
Penyakit ini mudah dikenali dengan pertumbuhannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sekitarnya. Penyakit ini mulai menyerang tanaman sejak dipersemaian. Tanaman padi yang terserang penyakit Bakanae memperlihatkan tinggi tanaman yang melebihi tanaman yang normal, tanaman kurus, warna daun hijau kekuning-kuningan, memucat dan akar tanaman membesar. Tinggi tanaman yang melebihi tanaman normal diduga karena meningkatnya giberelin yang diproduksi oleh tanaman, sedangkan perubahan warna menjadi hijau kekuningan kemungkinan besar karena bertambahnya asam fusarik dalam jaringan tanaman (Anonim, 2014).
8.Penyakit Kerdil
Tanaman padi yang
terserang penyakit ini akan sulit tumbuh dan berkembang, sehingga tanaman akan
pendek dan kerdil. Pengendalian penyebab penyakit ini adalah dengan cara
membasmi penyebabnya yaitu wereng coklat. Pengendalian penyakit kerdil lebih pada faktor pencegahan mengingat pemulihannya akan membutuhkan waktu. Gunakan insektisida sasaran wereng berbahan aktif Nitenpiram, BPMC, Fipronil atau Dimehipo. Pemulihannya aplikasikan fungisida sistemik dan ZPT pemacu tumbuh.
Pernahkah anda melihat atau mendapati tanaman padi anda mengalami pecah bulir sehingga bulir-bulir padi diselimuti jamur menyerupai popcron kuning?, jika situasi tersebut pernah anda alami berarti padi anda terserang jamur Ustilaginoidea Virens atau biasa disebut jamur Ustilago.
9.Jamur Ustilago

Meengatur jarak tanam padi juga diperlukan agar tanaman padi cukup mendapat sinar matahari sehingga tidak terjadi kelembaban pada tanaman sehingga jamur Ustilago tidak bisa berkembang biak.
Jika ditemukan tanaman padi yang terserang jamur ustilago sebaiknya petani membuang bulir padi yang terserang jamur ustilago agar tidak menyebar ke bulir-bulir padi yang lain.
Namun jika terlalu banyak bulir padi yang terserang sebaiknya gunakan fungisida agar jamur ustilago tidak bisa bereproduksi lagi. Ada beberapa fungisida yang mampu mengantisifasi serangan jamur ustilago di antaranya adalah, Klorotalonil (Petronil 75 WP) dan Metil Tiofanat (Vallo 550 SC atau Topsida 75 WP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar