Kamis, 23 Juli 2020

PEMUPUKAN TANAMAN PADI


RESEP PUPUK TANAMAN PADI

Ibarat tubuh manusia, pupuk adalah nutrisi atau makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai sumber hara, pupuk merupakan bahan utama yang memegang peranan penting dalam meningkatkan produktifitas tanaman.

Permasalahnya saat ini sejak dikenalkannya pupuk kimia di Indonesia, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus pada dosis yang semakin tinggi akhirnya menunjukkan pengaruh negatif terhadap lingkungan, dan menurunkan tingkat efektifitas penggunaannya.

Kejenuhan tanah pada unsur kimia nampak dari nilai produktifitasnya yang tidak semakin meningkat bahkan ketika dosis pupuknya di tambah sekalipun. Mempelajari hal tersebut maka dapat di ketahui tentang syarat kesuburan tanah itu ternyata ada 3 (tiga) yaitu kesuburan fisik, kesuburan biologis dan kesuburan kimia.

Dari manakah hal itu tercapai?

Kesuburan Fisik
di dapat dari unsur organik yang berfungsi merombak tanah agar lebih gembur berpori, bertekstur remah dan mudah mengikat hara tanah serta menyalurkannya ke akar yang tumbuh di sela-selanya.

Kesuburan Biologis
di dapat dari unsur hayati atau jasad renik dan mikroba menguntungkan yang memiliki kemampuan dekmposisi, kemampuan merombak unsur hara dari tidak tersedia menjadi siap tersedia.

Kesuburan Kimia
di dapat dari penambahan unsur mineral kimia yang mampu mendukung tumbuhkembang tanaman bahkan dari unsur makro maupun mikro. Penambahan unsur kimia ini di dapatkan dari proses mineral yang di olah sedemikian rupa menjadi nutrisi bagi tanaman.

Penentu efisiensi penggunaan pupuk antara lain:
  1. jenis tanah
  2. pengelolaan hama dan 
  3. varietas padi
  4. waktu pemberian pupuk
  5. musim dan waktu tanam
  6. sumber/ macam pupuk
  7. tatalaksana  pengairan
  8. pergiliran tanaman
  9. pengendalian gulma/ tanaman pengganggu.

Efisiensi pemupukan dilaksanakan dengan beberapa cara sebagai berikut:
  1. Pupuk setelah disebar rata dicampur atau diaduk dengan lumpur, Pelaksanaan pemupukan bersamaan dengan menggaru atau menggrosok rumput, sehingga kehilangan pupuk tidak terjadi
  1. Pemupukan saat air tidak mengalir (menggenang/ tanah dalam keadaan macak-macak), sehingga pupuk yang larut segera diikat oleh partikel-partikel halus dalam 
  2. Penggunaan alat bantu Bagan Warna Daun (BWD) untuk pupuk Nitrogen sebagai dasar penetapan kebutuhan dan waktu aplikasi pupuk.
 
Hasil penelitian menunjukkan, pemakaian Bagan Warna Daun (BWD) dalam kegiatan pemupukan N dapat menghemat penggunaan pupuk urea sebanyak 15 – 20% dari takaran yang umum digunakan petani tanpa menurunkan hasil.

Maka sebaiknya setiap petani harus memiliki bagan warna daun tersebut Bagan warna Daun (BWD) adalah alat bebentuk persegi empat yang berguna untuk mengetahui kadar hara N tanaman padi.


Teknik Pemupukan Padi

Teknik pemupukan tanaman padi memang sangat relatif, tidak ada ukuran secara pasti dosis dan waktu yang ditentukan, karena banyak sekali faktor yang harus diperhatikan. Struktur tanah dengan kondisi unsur hara yang berbeda-beda di tempat satu dengan yang lainnya, tentu juga memerlukan cara-teknik yang berbeda dalam pemupukan tanaman padi.

Alternatif 1

Jika kita menggunakan kombinasi pupuk tunggal Pupuk Organik, Pupuk (Urea, SP-36 dan KCI) serta Pupuk Hayati, perbandingan pupuk masing-masing jenis per hektar adalah sebagai berikut:

  1. Pupuk Organik 500 Kg + Pupuk Hayati 100 Kg
  2. Pupuk Nitrogen (Urea) : 200 kg - 250 kg
  3. Pupuk Phospor (SP36) : 100 kg - 150 kg
  4. Pupuk Kalium (KCl) : 75 kg - 100 kg.

Selanjutnya waktu pemberian pupuk pada tanaman padi juga perlu perhitungan yang pas karena sangat bervariasi dan berbeda satu dengan lainnya. Sebagai gambaran adalah sebagai berikut, jika kita mengacu pada rekomendasi di atas, maka lakukan beberapa langkah sebagai berikut:


  1. Pupuk Organik sebagai pupuk dasar + Pupuk Hayati 50 % (50 Kg)
  2. Lakukan penyebaran pupuk SP 36 sesuai dosis ke lahan sawah, satu hari sebelum penanaman bibit.
  3. Setelah umur 7 hari setelah tanam, lakukan penyebaran pupuk urea ±30 persen (±70 kg) dan pupuk KCl sebesar 50 persen (±40 kg).
  4. Setelah umur 20 hari, lakukan penyebaran urea sebesar 40 persen.
  5. Setelah umur 30 hari, lakukan penyebaran urea 30 persen dan KCl 50 persen + Pupuk Hayati 50% (50 Kg).

Alternatif  2.

Jika kita menggunakan dosis pupuk seperti dosis diatas (urea, SP36 dan KCI) dan dengan pengecekan warna daun dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD), kita bisa melakukan cara tanam seperti berikut:

  1. Pupuk Organik sebagai pupuk dasar  + Pupuk Hayati 50% (50 Kg)
  2. Satu hari sebelum tanam, sebarkan pupuk SP 36 hingga 100 persen.
  3. Setelah umur 7 hari, sebarkan pupuk urea 30 persen dan KCl 50 persen.
  4. Setelah proses ini, lakukan pengecekan (tes) terhadap warna daun dengan BWD setiap seminggu sekali. Yang perlu kita perhatikan misalnya cek apakah kita butuh penambahan urea atau tidak, jika memang dirasa perlu lakukan penambahan urea kira-kira 10 persen saja. Lakukan pengecekan secara berkala sampai tanaman padi berumur 40 hari.
  5. Setelah mencapai umur 30 hari berikan lagi KCl 50 persen + Pupuk Hayati 50% (50 Kg)


Alternatif 3

Jika menggunakan Organik, Urea dan NPK (Phonska) dengan perbandingan ukuran 500 Kg Organik, 200 kg urea dan 300 kg Phonska serta 100 Kg Hayati, per hektar maka :


  1. Organik sebagai pupuk dasar 500 Kg + 50 Kg Pupuk Hayati
  2. 7 hari setelah tanam, tebarkan Urea 30 persen dan Phonska 50 persen.
  3. Umur 20 hari setelah tanam, berikan lagi Urea 40 persen.
  4. Umur 30 hari setelah tanam, tambahkan Urea 30 persen, Phonska 50 persen dan Pupuk Hayati 50 persen..
  5. Apabila kita menggunakan BWD, maka setelah umur 7 hari, kita tidak perlu memberikan Urea, tetapi cukup memberikan Phonska 50 persen. Selanjutnya setelah satu minggu lakukan pengetesan dengan BWD dan jangan lupa jika hasil belum maksimal maka tambahkan urea kira-kira 10 persen lagi. Pengetesan dilakukan setiap seminggu sekali dengan BWD.
  6. Umur 30 hari setelah tanam, sebarkan lagi Phonska 50 persen sisanya.

Sedangkan untuk Phonska rekomendasi pemupukan tanaman padi sbb:

  1. Pupuk Organik 500 Kg sebagai pupuk dasar +  Pupuk Hayati 50 Kg
  2. Penggunaan awal tanam 150 kg Phonska + 100 kg ZA.
  3. 15 hari setelah tanam, 150 kg Phonska + 50 ZA
  4. 35 hari setelah tanam, 100 kg Urea + Pupuk Hayati 50 Kg

Alternatif keempat

Pupuk dasar (Usia 0 -7 HST):
- Pupuk Organik (Petroganik) : 500 kg
- Pupuk Phonska : 150 kg
- Pupuk ZA : 50 kg
- Pupuk Urea : 50 kg

Pupuk Susulan I (Usia 20-25 HST)
- Pupuk Phonska : 150 kg
- Pupuk Urea : 100 kg

Pupuk Susulan II (Usia 35-40 HST)
- Pupuk Urea : 50 kg

# Pupuk Tambahan
- Pupuk ZK : 1 kg
1. 30 HST= 2 sdm/ tangki + Fungisida (Topsida 75 WP/ Vallo 255 EC)
2. 50 HST= 2 sdm/ tangki + Fungisida (Fenosida 255 EC atau Sidazole 250 EC)

3. 60 HST= Pupuk daun Nutricomp B untuk pengisi nutrisi mikro serentak pembungaan. 



"SALAM MERDESA"

PETANI SEJAHTERA BANGSA BERJAYA


3 komentar:

  1. Sip gan,, Kedepan saya lakukan.. mengurangi unsur kimia,,, dgn menambah unsur organik dan hayati.. Kebetulan Petroganik Subsidi kurang diminati petani didaerah saya jadi stok di kelompok tani tersedia.. Petani hanya memburu Urea dan Phonska..

    BalasHapus
  2. Petani berpikir petroganik seperti pupuk kimia, padahal fungsinya sebagai pembenah tanah dari unsur fisiknya. setelah 2-3 kali aplikasi di lahan baru tau perbedaannya. Struktur tanah akan lebih remah dan mudah menumbuhkan anakan. Silahkan..

    BalasHapus
  3. Harga pupuk lagi mahal, terpaksa oplos pakai pupuk kandang

    BalasHapus