Kamis, 30 Juli 2020

TOPSIDA 75 WP & VALLO 525 SC

ATASI PATAH  LEHER "TEKLIK"
AKIBAT JAMUR PYRICULARIA ORYZAE



Kondisi curah hujan tinggi, biasanya petani padi akan di khawatirkan dengan serangan blas daun atau blas leher yang sering dengan sebutan "potong leher, patah leher atau teklik". Penyakit ini disebabkan oeh Jamur Pyricularia oryzae. 
Merupakan penyakit yang menginfeksi pada bagian kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Untuk cara mengamati penyakit ini bisa dengan membuka kanopi pertanaman terlebih dahulu. Perlu diwaspadai bila terjadi rebah pada pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi hujan dengan angin yang kencang.
Gejala awal berupa bercak berwarna kehitaman serta bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, dan akhirnya anakan akan mati. Akibat akhirnya tanaman menjadi rebah. Pengendalian bisa dengan cara pengeringan petakan dan biarkan tanah hingga retak sebelum dialiri lagi. Di samping itu tunggul-tunggul padi sesudah panen harus dimusnahkan atau di dekomposisi.
Selama ini karena ketidaktahuan petani,  seringkali kondisi serangan Jamur Pyricularia oryzae ini sudah masuk hingga fase generatif dan sudah tidak bisa disembuhkan karena derajat keparahan serangannya.


LANGKAH -LANGKAH PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

  1. Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.Selama ini varietas yang relatif tahan dari penyakit ini adalah Beberapa jenis Inpari 17,22,34,36,37,38,39,41,43),(Inpago 7,8,10,11,12), (Inpara 3, 7), (Hipa 18, 19).


  2. Hilangkan kebiasaan berbangga dengan tampilan hijaunya daun tanaman padi karena dosis pemupukan yang terlalu banyak unsur Nitrogennya. Penggunaan pupuk N (Urea) di atas dosis anjuran akan menciptakan kondisi tanaman rentan penyakit ini. Sesuaikan dengan pengechekan BWD, jika pemupukan kedua sudah dirasakan sudah cukup hijau maka penambahan urea pada pemupukan ke-3 tidak perlu dilakukan.
  3. Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 40 HST gunakan fungisida metil tiofanat (Topsida 75 WP). Caranya bisa dengan merendam benih yang mau di tabur langsung dengan larutan fungisida dengan takaran 10 gram/ kilogram benih selama kurang lebih 3 jam kemudian di kering anginkan atau bisa juga di campurkan pada larutan air bersamaan dengan perendaman sebelum di peram.  
  4. Penyemprotan fungisida sistemik diupayakan 2 kali yaitu pada usia 30 HST dan pada awal berbunga. Selain menggunakan Topsida 75 WP dapat juga diganti Vallo 525 SC (metil tiofanat 525 g/l) atau Fenosida 255 EC (difenokonazol 255 g/l) sekaligus untuk pemacu pembungaan dan peningkatan pengisian bobot.
  5. Hindari jarak tanam rapat (sebaiknya menggunakan jajar legowo 2:1 atau 4:1). Dengan jarak rapat akan menciptakan kelembaban tinggi di sekitar tanaman dan hal ini sangat rentan terhadap munculnya blas.
  6. Mengingat pyricularia tergolong patogen tular benih maka keberadaan baik benih maupun dari sisa tunggul/pokok tanaman padi juga rawan terhadap penyebaran cendawan ini. Pembersihan bisa dilakukan dengan penyemprotan herbisida atau pemanfaatan jerami sebagai kompos dengan menggunakan dekomposer. 
Perlindungan dini mulai benih akan menurunkan potensi serangan blas baik masa vegetatif maupun generatif dan juga sebaliknya akan mampu meningkatkan potensi hasil.

"Biasakan menggunakan fungisida seed treatment :


Topsida 75 WP untuk perlindungan dini tanaman padi anda. 



"Salam Merdesa"

Petani Sejahtera Bangsa Berjaya 

Baca Selanjutnya: Pestisida Seed Treatment


Tidak ada komentar:

Posting Komentar