Minggu, 30 Agustus 2020

BAHAN AKTIF ANDALAN PEMBASMI ULAT DAN KUTU


Lufenuron, Chlorfenapyr dan Indoxacarb, 

Siapa Lebih Baik?


Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa jenis pestisida baru digunakan, Ada 3 jenis yang saling bersaing.  

1. Lufenuron 

2. Chlorfenapyr 

3. Indoxacarb  

Banyak petani sering bertanya pestisida mana yang efektif. Padahal, masing-masing pestisida memiliki ciri khas. Mari kita analisis karakteristik dari ketiga insektisida ini.

1. Cara Membunuh

Lufenuron memiliki keracunan lambung dan efek membunuh kontak, tidak ada penyerapan jaringan (non sistemik)

Chlorfenapyr memiliki keracunan lambung dan efek membunuh kontak, memiliki tindakan sistemik tertentu, 

Indoxacarb memiliki keracunan lambung dan efek membunuh kontak, tidak ada tindakan sistemik (non sitemik)

Ketiganyadominan cara kerja keracunan lambung dan pembunuhan kontak. Menambahkan agen penetran / agen ekspansi saat mendaftar akan sangat meningkatkan efek membunuh. 

Jika dibandingkan, dari sifat membunuhnya Chlorfenapyr > Lufenuron > Indoxacarb.


2. Kemampuan Ovicidal

Lufenuron  pembunuh telur yang kuat. (OK)

Chlorfenapyr  tidak membunuh telur. 

Indoxacarb tidak ada pembunuhan telur. 

Dari segi pembeku telur Lufenuron >Chlorfenapyr > Indoxacarb


3. Spektrum Insektisida

Lufenuron terutama digunakan untuk mengendalikan hama seperti leafhopper, ngengat diamondback, ulat kubis, bit armyworm, Spodoptera litura, dan whitefly, thrips, rust tick, dll, terutama dalam kontrol roller daun padi. 

Chlorfenapyr memiliki efek kontrol yang sangat baik pada kerah bor, mengisap dan mengunyah hama dan tungau, terutama di antara hama yang tahan, Plutella xylostella, Spodoptera exigua, Spodoptera litura, Liriodendron, Liriomyza sativae, dan polong polong. Efek thrips dan laba-laba merah sangat signifikan. 

Indoxacarb terutama digunakan untuk mengendalikan hama lepidopteran seperti ulat grayak bit, ngengat diamond back, ulat kubis, Spodoptera litura, kapas bollworm, cotton bud, cacing tembakau, dan ngengat rol daun.

Oleh karena itu, menurut perbandingan spektrum insektisida: Chlorfenapyr> Lufenuron> Indoxacarb


4. Kecepatan Daya Bunuh  Hama

Lufenuron, hama mulutnya akan terbius dalam waktu 2 jam, dan makan dihentikan, sehingga menghentikan kerusakan tanaman, mencapai puncak dalam 3-5 hari.

Chlorfenapyr efek knoxkdownnya 1 jam. Hama menjadi lemah, bintik-bintik muncul, perubahan warna, aktivitas berhenti, koma, lunak, dan akhirnya menyebabkan kematian, mencapai puncak serangga mati dalam 24 jam.

Indoxacarb, serangga berhenti makan dalam 0-4 jam, dan kemudian lumpuh, kemampuan koordinasi serangga akan jatuh (dapat menyebabkan larva jatuh dari tanaman), biasanya 1-3 hari setelah kematian obat.

Oleh karena itu, sesuai dengan kecepatan insektisida, itu adalah: Chlorfenapyr> Indoxacarb> Lufenuron


5. Daya Tahan (Residu)

Lufenuron memiliki efek membunuh telur yang kuat. Daya kendali lebih dari 21 hari. 

Chlorfenapyr tidak membunuh telur, tetapi memiliki efek yang menonjol pada hama tingkat lanjut (instar besar)  dan waktu pengendalian serangga adalah sekitar 7-10 hari.

Indoxacarb tidak membunuh telur, ukuran hama lepidopteran, efek kontrolnya sekitar 12-15 hari.

Oleh karena itu, menurut periode retensi, perbandingannya adalah: Lufenuron> Indoxacarb> Chlorfenapyr


6. Tingkat Retensi Daun

Tujuan utama insektisida adalah mencegah hama dari merusak tanaman. Adapun kecepatan dan kelambatan kematian hama, itu hanya perasaan orang. Tingkat retensi daun adalah indikator akhir dari nilai produk. Mengingat efek kontrol daun padi, laju retensi daun Lufenuron dapat mencapai  90%, indoxacarb mencapai 85%, dan Chlorfenapyr mencapai sekitar 85%.

Oleh karena itu, sesuai dengan rasio laju retensi daun: Lufenuron> Indoxacarb=Chlorfenapyr


7. Keamanan

Sejauh ini tidak ada reaksi fitotoksisitas pada lufenuron dan indoxacarb sedangkan sedikit toxic pada klorfenapyr. 

Sesuai  keamanan produk Lufenuron> Indoxacarb>Chlorfenapyr


8. Biaya

Menurut kutipan dari produsen pada tahun 2018 dan dosis yang digunakan, perbandingan biaya pestisida adalah: Indoxacarb> Chlorfenapyr> Lufenuron


 9. Kecepatan Kendali

Lufenuron digunakan pertama efeknya sangat umum. Efek penggunaan  dua kali menjadi lebih baik. 

Chlorfenapyr dgunakan pertama kali sudah sangat baik, dan efeknya masih terjaga ketika  dua kali penggunaan berturut-turut. 

Indoxacarb kira-kira di antara keduanya.

Perbandingannya sbb: Chlorfenapyr> Indoxacarb> Lufenuron


TABULASI











Keterangan:    - Paling Baik Scoring (3)

                         - Sedang Scoring (2)

                         - Biasa Scoring (1)


DITIMBANG-DITIMBANG PILIH SENDIRI YANG COCOK


"SALAM MERDESA"

PETANI SEJAHTERA BANGSA BERJAYA


Baca Selanjutnya: Pestisida-pembeku telur dan penghambat kittin

Sabtu, 29 Agustus 2020

Mencampur dan Memadukan Pestisida

 


PEDOMAN KERJA 

Mencampur (mixing) beberapa jenis pestisida dalam aplikasi sekaligus telah menjadi kebiasaan umum petani kita. Tujuannya penghematan tenaga dan waktu. Karena di lahan seringkali tanaman mengalami ancaman hama dan penyakit sekaligus, seperti beberapa jenis hama serangga dan fungi atau bakteri patogen.

Tidak terbayang betapa sulitnya jika kita harus melakukan penyemprotan secara bergantian. Antara dua atau lebih insektisida disusul fungisida ataupun bakterisida. Belum lagi pupuk daun juga sangat penting untuk menjaga dan memulihkan kondisi tanaman. Satu-satunya solusi dalam kondisi seperti ini adalah melakukan mixing atau kombinasi.

Kombinasi pestisida yang tepat tentu akan memberikan efikasi yang sinergis dan efisiensi yang cukup nyata. Sedangkan kombinasi yang tidak tepat akan menimbulkan inkompatibilitas antara pestisida satu dengan lain yang bersifat antagonis atau saling melemahkan serta pemborosan biaya.  

PEDOMAN PENCAMPURAN

  1. Identifikasi organisme yang mengancam tanaman. Jika tanaman kita masih baru dan tampak belum ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), amati tanaman sejenis di sekitar yang telah terdampak oleh serangan OPT.
  2. Pahami bahwa tujuan mencampur pestisida adalah untuk mengendalikan lebih dari 1 OPT yang berbeda pada pada 1 sasaran (bagian tanaman) yang sama, di mana diperlukan pestisida yang berbeda pula. Misalnya adanya serangan jamur patogen, kutu daun, dan ulat yang semuanya menyerang bagian daun. Gunakan pestisida sebaiknya berselang-seling, misalnya untuk serangga thrips, insektisida kontak dan sistemik sebaiknya diselang-seling.
  3. Tujuan penggunaan pestisida berdasarkan fase serangan, apakah untuk tindakan preventif (pencegahan) dimana OPT belum menyerang secara masif, tujuannya untuk melindungi tanaman, ataukah sebagai tindakan kuratif yang bertujuan menghentikan serangan atau mengurangi populasi OPT secara drastis.
  4. Tentukan spesifikasi bahan aktif pestisida sesuai target OPT, jangani membeli lebih dari satu merek pestisida yang berbahan aktif sama. 
  5. Kenali mode of action (cara kerja) pestisida, jangan membeli lebih dari satu jenis pestisida dengan mode of action yang sama.

 


MENCAMPUR BEBERAPA PESTISIDA SEKALIGUS

Hindari pencampuran pestisida dalam konsentrasi pekatan (langsung dari kemasan). Sebaiknya pestisida dicampurkan ke dalam ember berisi air dan diaduk rata terlebih dulu baru kemudian diencerkan lagi dalam tangki semprot.

Agar tidak terjadi inkompatibilitas jangan mencampurkan 2 atau lebih pestisida yang berbentuk fisik sama atau yang berbentuk formulasi sama (misalnya larut air dengan larut air). Gunakan patokan di bawah ini:

Sebagai contoh, jika kita ingin mengaplikasikan 3 pestisida sekaligus yaitu insektisida untuk kutu daun, insektisida untuk ulat, dan fungisida. Untuk kutu daun kita pakai insektisida berbahan aktif abamektin (gol. avermektin) yang berbentuk formula EC, untuk hama ulat menggunakan insektisida asefat (organofosfat) berformula SP yang larut air, dan fungisidanya menggunakan propineb (dithiokarbamat) berformula WP. Pengendalian hama dan penyakit memang sebaiknya disertai dengan upaya pemulihan kondisi tanaman agar hasil panen tetap optimal. Oleh karenanya disarankan mencampur pestisida dengan pupuk daun. Pilihlah pupuk daun yang mempunyai pH larutan netral atau mendekati. Terutama yang mengandung unsur-unsur mikro dalam bentuk chellate. Pupuk daun dengan pH netral dan ber-chellate bisa dicampur dengan pestisida, namun untuk pestisida yang larut air (AS, SL, SP, SC, WSC) sebaiknya lakukan test kompatibilitas terlebih dulu karena ada beberapa yang tidak kompatibel.

1. Pestisida bersifat basa (tembaga oksida dan tembaga hidroksida), sebaiknya diaplikasikan secara tunggal atau dicampurkan dengan pupuk kalsium karbonat yang tidak larut air. Sifat alkali berpotensi merubah struktur kimia formula berbasis minyak (EC, EW, E) dan formula larut air (AS, SL, SP, SC, WSC). Sedangkan untuk formula tidak larut air (suspensi) ada kemingkinan bereaksi dengan formula yang mengandung sulfur (thiol, thiokarbamat). Tembaga oksida / hidroksida pada larutan yang asam akan melarutkan sebagian tembaga dan jika berlebihan bisa saja meracuni sel tanaman.

2. Kombinasi pestisida tidak boleh mengurangi dosis. Apabila campuran pestisida tepat, variannya tidak terlalu banyak maka penggunaan sesuai dosis anjuran tidak akan menyebabkan tanaman keracunan.

3. Untuk menghindari resistensi OPT, disarankan menggunakan 2 - 3 pestisida dengan bahan aktif dan mode of action yang berbeda untuk tiap jenis OPT dan aplikasinya diselang-seling, bukan dicampurkan jadi satu. Misalnya saat ini kita aplikasi insektisida sistemik digabung dengan fugisida kontak, aplikasi berikutnya ganti insektisidanya yang kontak sedangkan fungisidanya sistemik.

4. Pestisida yang sudah dicampurkan dan diencerkan air harus digunakan sampai habis, tidak bisa disimpan untuk digunakan lain hari karena dalam beberapa jam bahan aktif akan terdegradasi dan berkurang daya kerjanya.


URUTAN MIXING PESTISIDA

Metode urutan yang disarankan dalam mencampur beberapa pestisida dalam 1 kali aplikasi. Ada yang dimulai dari pestisida larut air, ada yang dimulai dari formula EC dan sebagainya. Dari bermacam metode urutan yang paling sering dipakai dan dianjurkan adalah metode WALES yang merupakan singkatan dari WP, Agitaion (aduk), Liquid, EC, Surfactant (termasuk adjuvan). Lebih detailnya sebagai berikut :

W – pestisida berformula WP atau dispersi sejenisnya ( F / WDG / DF)

A – agitation (aduk-aduk rata)

L – salah satu dari pestisida berformula liquid soluble (larutan di antaranya AS /SL / SP / SC / WSC / SG, aduk.

E – salah satu  dari pestisida berformula EC / E / EW, aduk

S – surfaktan atau adjuvan.


Pupuk daun bisa dicampurkan sebelum surfaktan/adjuvan maupun setelahnya. Tetapi jika dalam campuran tersebut terdapat pestisida larut air (AS / SL / SP / SC / WSC / SG ) sebaiknya lakukan uji kompatibilitas terlebih dahulu dengan cara mencampurkan antara keduanya masing-masing 2 – 5 ml pada 5 - 10 ml air.  Apabila tidak terjadi perubahan fisik berarti keduanya cocok dan bisa digunakan.


NOTE: 

INGAT-INGAT CAMPURAN HARUS LANGSUNG DIPAKAI, JANGAN DI SIMPAN LEBIH DARI 2 JAM.


"SALAM MERDESA"

PETANI SEJAHTERA BANGSA BERJAYA

Minggu, 23 Agustus 2020

FIRASAT UJIAN (Part 4)

FIRASAT


Bahwasanya seorang "penempuh" akan di test dengan ujian terlebih dahulu, apalagi kamu masuk melalui jalur khusus yang tentunya ujian-ujiannya bukan kelas teri lagi. Saat itu sekitar tahun tahun 2010, seorang kawan memanggil menceritakan firasatnya.."Mas, ada kabar penting, tolong nanti jangan sampai lupa, akhir acara ketemu dulu dengan saya jangan sampai tidak".

Memang saat itu kenapa kondisi tubuh tidak sehat dan ingin segera pulang mengakhiri acara itu. "ada apa mas, kayaknya penting banget ?"  tanyaku. Begini mas, jangan kaget ya...aku dapat kabar, sampeyan ceritanya mau dapet ujian yang mungkin terasa paling berat dalam hidup sampeyan. Dari penerawangan batin saya njenengan akan dapat cobaan, ujian atau bisa juga musibah yang akan sangat mempengaruhi kehidupan sampeyan. Semoga sampeyan akan selamat kali ini mas. 

"Duarrrrrr" Seperti suara petir menyambar....rasanya hilang kesadaran. Apalagi ini Gusti?" Sambil menepuk punggungku dia mengantar kepergianku dan berpesan untuk ikhlas..
Mungkin karena lelah aku tertidur dalam kendaraan yang mengantarku hingga sampai rumah. 
Tersadar masih teringat akan kata-kata kawan yang menyatakan kalau akan segera datang, Apa itu? apa aku sanggup. Bismillah Ya Allah lindungi hamba.

Masih ingat Februari 2011, semalaman tidak bisa tidur karena kepala pening demam tidak turun-turun. Kendati sudah 2 butir paramek telah ku telan. Besok pagi harus ke Jakarta pada penerbangan pertama jam 05.00 WIB.
Hingga menjelang pukul 02.30 WIB sedikit terlelap dan harus bangun menjelang kumandang azan subuh. Segera mandi sholat subuh dan berangkat tanpa sempat sarapan. Ketika berangkat sampai Jakarta baru sempat makan menjelang ashar.."waduh, terbatuk2 malam hingga demam dan menggigil" harus pulang lebih awal dan tidak bisa mengantarkan tim yang ada. Setelah periksa medis didiagnosa typus dan harus istirahat seminggu. Mungkin lelah fisik pikirku.
Seminggu kemudian haus masuk kerja..tapi neh kenapa kok kndisi badan tidak bisa pulih, seminggu masuk kerja tetapi kondisi badan tidak nyaman, smpai genap hari ke 7 itu perut terasa sakit sekali dan harus terpaksa diopname karena ada pembengkakan di organ tubuh. Waduh...belum berpikir ke arah itu. Dua minggu harus terbaring dirumah sakit tanpa ada tanda-tanda penyakitku membaik, bahkan didiagnosa makin parah.
Masih ingat waktu itu malam jum'at lepas tengah malam karena tidak bisa terlelap.entah kenapa suasana malam itu begitu tenang...lamat2 terlihat ada cahaya datang berkelebat berwujud lelaki berparas cahaya dengan jubah putih dengan kerudung,, 1,2,3,4,5 lima orang mereka datang bergantian dan duduk di lantai berkeliling dengan mulut melafalkan dzikir.
"mimpikah aku?, tapi kalau mimpi kenapa aku bisa melihat istriku yag terlelap di hamparan tikar di sisi ranjang ? terus mereka ini siapa..entah apa yang mereka bicarakan tak faham karena mereka berbincang dalam bahasa Arab. Lamat-lamat yang aku dengar mereka berkata Mekah, Mekah, Mekah....sampa tiga kali, selanjutnya mereka pergi secepat cahaya sebagaimana merek datang. Keringat dingin, bercucuran peluh membayangkan kejadian yang baru saja berlangsung...tertegun sejenak dan berpikir keras apakah ini ada hubungan dengan kata-kata kawanku tempo hari?

Mulai tak nyaman dan gelisah, lepas subuh itu aku bercerita tentang kejadian semalam dan akhirnya pada kesimpulan ini adalah tanda2.. Dari saran kawan dipanggilkan seorang guru alim yang mengerti dan dari hasil penerawangannya ada pada kesimpulan bahwa sakit yang ku alami ini disusupi hal yang di luar medis. "kalau mau diruqyah syar'iyah mas tapi tidak di sini nanti akan heboh kalau sampai ramai.  Keluar rumah sakit saja dulu"...katanya. 

"Baik ustadz,  insyaallah"..kataku Astaghfirullah...apakah ini tanda-tandanya...Ya Raab, lindungi hamba.....

Bersambung.....



Sabtu, 22 Agustus 2020

LABANA 255 SC STRATEGI TANAMAN BERBUAH DI LUAR MUSIM

Musim panen raya buah telah tiba, stok produk berlimpah di pasaran dan ujung-ujungnya harga jual akan semakin rendah. Sesuai prinsip hukum pasar tentang teori permintaan dan persediaan. Jika permintaan tinggi dan persedian rendah maka harga akan tinggi, sebaliknya ketika  permintaan sedikit dan persediaan tinggi maka sudah bisa dipastikan harga akan rendah. 
Strateginya bagaimana? 

Petani harus tau kapan masa - masa harga akan naik yaitu ketika permintaan banyak sementara yang menyediakan sedikit, tetapi bagaimana caranya? sementara musim berbuah sudah ada kalendernya. Eiiiits...sabar...jangan pesimis dulu...tahu tidak ternyata di negara kita yang beiklim tropis, tanaman buah bisa menghasilkan sepanjang tahun, tidak seperti negara empat musin di Eropa dan Amerika.
Memang ada batasan-batasan khususnya ketersediaan air, tapi itu bisa di siasati karena negara kita kaya akan air yang melimpah.

Paclobutrazol di kenal sebagai golongan ZPT yang memiliki fungsi menghambat fase vegetatif, artinya kemampuan pertumbuhan, pembentukan daun dan cabang tanaman akan dihentikan dan sebagai gantinya tanaman akan fokus dalam pembentukan bunga dan pengisian buah.Antagonis dari fungsi Giberelin. 

Tanaman apa saja yang bisa menggunakan Paclobutrazol?
1. Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai)
2. Tanaman Hortikultura Buah (Tomat, Cabai, Bawang merah, Kentang, dll)
3. Tanaman Buah (Jambu, Mangga, Durian, Kelengkeng, dll)

Salah satu merk dagang yang ada di pasaran dan menjadi salah satu andalan petani mangga gedong gincu Indramayu adalah Labana 255 SC. Aplikasinya dapat dilakukan dengan dua metode yaitu di spray melalui daun dan dikocor di perakaran dengan takaran 1-4 ml/ liter air tergntung jenis tanaman. Pemberian labana perlu diikuti dengan pemberian air yang cukup dan nutrisi khususnya unsur NPK yang mudah diserap. 


Selama ini ada pupuk yang sangat berguna untuk meningkatkan penyerapan hara secara cepat. Produk terbaru Petrokimia Gresik dengan merk dagang Petronitrat 16:16:16.



Pada treatment Labana biasanya akan menunjukkan hasil pada 1-2 bulan setelah aplikasi. Tanaman akan mulai tumbuh bunga dan akan nampak lebih merata. Yuk simak bagaimana caranya. Prinsip stress air adalah metode mempuasakan tanaman terlebh dahulu atau dengan kata lain membiarkan tanaman tidak terairi selama batasan waktu tertentu. Mungkin di padi dikenal ada istilah airi 1 (satu) hari kemudian biarkan kering 1 (satu) minggu dan seterusnya. Di tanaman keras misalkan tanaman buah juga dikenal demikian dengan membiarkan tanaman tidak terairi 7-10 hari. Puasa air ini akan diakhiri dengan pemberian air dengan nutrisi yang telah dicampur dengan  Labana dan Petronitrat. Berapa  takarannya?








Ujicoba tanaman buah tahunan dibutuhkan penyiraman air nutrisi sebanyak 15 liter setiap pokok pohon. Resep perhitungannya adalah Labana 3 ml perliter air dan 25 gram pupuk petronitrat perliter. Jadisecara hitungan untuk satu pokok pohon siapkan 15 liter air, Labana 3 ml x 15 = 45 ml, Petronitrat 25 gram x 15 -375 gram. aduk merata dan siramkan ke pokok tanaman sekitar perakaran. lakukan penyiraman lanjutan cukup dengan air biasa setiap hari hingga 3 minggu berikutnya. ulangi jika  dalam 30 hari belum menunjukkan tanda-tanda bunga. Biasanya cukup satu kali sudah berbunga dan berbuah.

Bagaimana dengan tanaman semisal cabai, tomat, bawang...takaran labana cukup 1 ml/ liter dan gunakan 2-3 kilo petronitrat per 200 liter air. lakukan kocoran seperti biasa. lakukan pada saat akhir vegetatif atau ketika sudah akan memasuki musim berbuah. 

Bagaimana untuk tanaman pangan padi, jagung dan kedelai?
gunakan takaran 0,5 ml/liter atau pada volume semprot 500 liter gunakan 0,5 ml/liter atau 250 ml/ Ha pada akhir masa vegetatif atau kurang lebih umur 50-55 HSTdan untuk pupuk gunakan taburan seperti biasa.

Silahkan di coba dan temukan keajaiban di dalamnya.


Salam Merdesa
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya












Minggu, 16 Agustus 2020

PESTISIDA SEED TREATMENT

IMUNISASI TANAMAN SEJAK DINI


Adanya pernyataan mayoritas petani kita lebih senang mengobati daripada melakukan pencegahan kiranya benar adanya....Mayoritas, contohnya: Kebiasaan ini pasti sering kita jumpai di sekitar kita....

Mengatasi hama ketika sudah terlalu banyak, 
Mengatasi gulma saat sudah besar,
Mengartasi jamur dan penyakit ketika sudah parah. 

Sebenarnya kuncinya adalah antisipasi, kenapa di sebut "Petani" karena kerjaannya "metani" atau mengamati, memilah dan mengatasi. Bukan petani namanya kalau hanya ngupah nanam, ngupah mupuk, ngupah nyemprot, terus nunggu hasil tanpa bekerja memeriksa  keadaan tanaman setiap saat. 

Hehehe..Kalau ada orang yang ngakunya petani tapi tidak pernah mengamati di sawah itu kita ganti namanya investor aja hehehe.....

Petani yang rajin melaksanakan pengamatan tanaman tidak akan terkaget kaget dengan serangan hama karena ia sudah mengantisipasi sebelumnya. Periode serangan, pertumbuhan populasi hama akan sangat terkontrol dan segera melakukan pengendalian. Yang tidak kalah bermanfaat adalah antisipasi di awal yang akan memberkan manfaat ke depannya dalam kegiatan Budidaya apapun.Ada beberapa produk yang selama ini di kenal dapat digunakan untuk pencegahan antisipasi serangan hama atau penyakit khususnya pada masa benih, apa sajakah itu.
  1. Sidathiam 310 SC
  2. Topsida 75 WP
  3. Suhle 60 WP
  4. Sidazeb 80 WP
  5. Sidacin 50 WP
  6. Sidafur 3 GR
  7. Potensida 
  8. Petrhikaphos


Sidathiam 310 SC
Produk berbentuk larutan kental berwarna putih susu. Produk ini berbahan aktif  Thiametoksam yang memiliki kemampuan coating agent pada benih baik padi jagung, maupun kedelai untuk menghindari dari serangan hama perusak benih di persemaian (semut, orong-orong, ulat tanah, ulat penggerek dll). Aplikasi produk ini cukup 4-5 ml/ kilogram benih dengan mencampurkannya dengan sedikit air untuk melakukan perendaman benih kurang lebih 1 - 2 jam.Cara ini diyakini selain memberkan perlindungan awal diketahui juga mampu meningkatkan keseragaman pertumbuhan benih sehingga benih mampu tumbuh dengan ukuran yang imbang. Kandungan ZPT pada Thiametoksam menguntungkan untuk perlindungan hama dan meningkatkan pertumbuhan awal.

Selain digunakan sebagai perlakuan benih, bahan  aktif ini efektif juga untuk mengontrol kutu daun, lalat putih, thrip, wereng.  rice bugs, kutu putih, belatung putih, kumbang kentang Colorado,  kumbang fiea, wireworms,  kumbang tanah,   pengorok daun dan beberapa spesies ulat lepidoptera dengan cara disemprotkan atau dikocorkan pada tanaman. 


Topsida 75 WP
Produk fungisida berbahan aktif metil tiofanat, berbentuk tepung yang dapat dilarutkan di dalam air. Topsida 75 WP diyakini mampu memberikan perlindungan mulai benih khususnya terhadap serangan penyakit tular benih semisal Pirycularia yang kemudian akan menjadi busuk batang atau patah leher pada masa generatif. Cara penggunaannya cukup dengan mencampurkan 10 gram Topsida dengan 1 kilogram benih padi. 



Suhle 60 WP
Fungisida perlindungan benih jagung dari potensi serangan bulai Peronosclerospora maydis. Fungisida ini berbahan aktif Dimetomorf yang bersifat sistemik dan protektif. Penggunaan pada benih jagung adalah dengan mencampurkan 5 gram/ kilogram benih. Dapat pula digunakan untuk pencegahan penyakit Hawar daun Phytopthora investan pada kentang dengan mencampurkan 1 gram/ kilogram.  


Sidazeb 80 WP

Mankozeb dikenal sebagai fungisida spektrum luas yang bisa berfungsi sebagai protektif dan kuratif. Bekerja dengan sistem kontak selain dengan dilakukan penyemprotan, bisa juga dengan melakukan pelapisan dengan tepung fungisida (diopyok), dikuaskan dengan larutan pekat ataupun dengan pencelupan larutan. Takaran menyesuaikan dengan komoditinya. bisa 5 -10 gram perkilo. Komoditi yang biasanya menggunakanya adalah kentang, bawang atau pada bibit dengan dicelupkan akarnya.



     Sidacin 50 WP
Seperti halnya mankozeb, untuk insektisida berbahan aktif MIPC ini bisa dicampurkan dengan benih atau bibit pada kondisi kering atau basah. Penggunaan 5-10 gram pr kilo di maksudkan untuk melindungi dari serangan hama perusak benih.



Sidafur 3 GR

Karbofuran atau dalam hal ini sidafur mampu memberikan perlindungan cukup dengan ditaburkan di bakal tanaman umbi dan bibit yang telah di tanam. Sidafur mampu memberikan perlindungan benih dari serangan hama atau nematoda yang berada di dalam tanah hingga 3-4 minggu. Karbofuran juga diyakini berfungsi pencegahan serangan penggerek batang
Petani sering mengetahui ketika daun sudah mulai mengering di sisi-sisi rumpun, atau bahkan sudah menjadi beluk dengan munculnya bulir hampa yang tersebar dan dijumpai ulat kecil di dalamnya.
Sidafur yang di aplikasikan 4 kilo untuk semaian lahan 1 Ha mencegah dari serangan hama perusak benih di persemaian (semut, orong-orong, ulat tanah, ulat penggerek dll).


Potensida 


Produk ini sebenernya adalah pupuk hayati yang diberikan pada saat perlakuan benih. Mengandung beberapa mikroba menguntungkan baik sebagai penambat N, Pelarut P dan K, Penghasil ZPT maupun pelindung dari mikroba merugikan. Jenis produk perlakuan benih ini bermanfaat untuk memberikan imunisasi dini pada tanaman padi (Produk potensida). 

Kenampakan di tanaman adalah akar yang lebih sehat dan lebih lebat. Pada sistem budidaya Tapin, penggunaan potensida dapat menghemat waktu di persemaian dan pindah tanam dapat dilakukan lebih cepat +/- 5 (lima) hingga 7(tujuh) hari. 
Aplikasinya cukup dengan mencampurkannya langsung dengan benih setelah dilakukan perendaman atau bisa juga di campurkan bersamaan dengan perendaman benih.
Aplikasi potensida dapat juga dispray pada usia 7 - 10 hari setelah pemupukan pertama (7-14 HST). Potensida akan memberikan kemampuan tambahan kepada mikroba tanah untuk lebih mudah mengolah N, P, dan K menjadi lebih tersedia dan mudah diserap oleh tanaman. Kenampakan pada tanaman akan tumbuh lebih cepat dan mampu membantu pembentukan anakan lebih banyak.




  
Petrikaphos


Produk ini sebenernya adalah pupuk hayati yang diberikan pada saat perlakuan benih tanaman kedelai. Penggunaannya cukup dengan dicampurkan dengan benih kedelai dengan takaran 1 kilogram petrhikaphos untuk 40 kilogram benih kedaiai. Produk ini meletakkan mikroba pembentuk bintil akar yang mampu menyerap nutrisi lebih kuat dan lebh sehat. Keberadaan mikroba esensial ini akan mampu menekan pertumbuhan mikroba patogen. Kandungan mikroba rhizobiumnya mampu mengikat N pada bagian bintil akar sehingga tanaman dapat tumbuh lebih sehat dn maksimal.

Kenali Pupuk dan Pestisida yang mampu melindungi tanaman sejak dini. Dari pengendalian dini diharapkan mampu mencegah kerusakan tanaman pada stadia awal dan memberikan imunisasi atau kekebalan  awal baik terhadap hama maupun penyakit.

Salam Merdesa
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya