Selasa, 28 Juni 2022

PUPUK HAYATI BEDA DENGAN PUPUK ORGANIK, BUTUH SOLUSI PUPUK EFISIEN, PAKAI CAMPURAN PUPUK HAYATI


Selama ini petani kita sudah biasa menggunakan pupuk kimia yang secara tidak sadar ternyata asupan penggunaannya kalau tidak tepat lebih banyak terbuang dibandingkan dengan yang diserap tanaman. "Kok Bisa Begitu?"

Kalau kondisi harga pupuk yang mahal sekarang ini, jika pupuk dibeli tapi banyak yang terbuang kira-kira akan sangat memberatkan Petani. 

"Apa ada penjelasannya mengenai pupuk terbuang ini?"



Menurut penelitian, jumlah pupuk N atau kita biasa mendapatkannya dari unsur pupuk Urea yang di aplikasikan oleh petani ternyata sejumlah 40-70% nya terbuang dengan sia-sia. Hal ini disebabkan karena aplikasi petani yang tidak tepat dosis dan tidak tepat waktu. Ibaratnya ketika tanaman membutuhkan unsur N dalam jumlah tertentu misalkan satu sendok, tapi yang diberikan satu ember....ya banyak yang hilang atau leaching terbawa air atau menguap karena panas.

Celakanya lagi, penggunaan unsur N yang terlalu tinggi malah menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan penyakit dan jamur. Penggunaan pupuk tinggi N menjadikan jaringan daun menjadi lunak dan akan membuatnya gampang rusak. Kerusakan jaringan  daun inilah yang menyebabkan tanaman akan mudah terserang jamur dan penyakit.

Unsur N dari pupuk perlu dirombak terlebih dulu agar dapat mudah diserap tananaman, dari tidak tersedia harus dibuat tersedia. 

"Kalau begitu  sebenarnya pupuk itu pemberiannya harus secukupnya saja ya, sesuai kebutuhan? tidak perlu banyak banyak?" tanya wak doyok. 

"Bukannya kalau daunnya belum biru, pupuk ureanya masih kurang.....aku ngasihnya 1 ton sehektar kata wak doyok bangga.

"wkwkwk...kalau satu ton ya klenger tanamannya....Bener gk Pak Purbo" sahut bejo.

"Kalau yang bener secukupnya Yup, tepat itu" Jawab Pak Purbo mantri Pertanian dari PSG. Penggunaan pupuk N bisa dilihat dengan melalui ini "BWD" Bagan Warna Daun. "Kalau posisinya sudah hijau ini...sudah cukup tidak perlu ditambah" jelas Pak Purbo. 

"Ayo kita ke saung saja Bapak-bapak" ajak Pak Purbo pada rombongan petani binaan Petrosida.

"Sudah pada tau tentang mikroba penambat N, Pelarut P dan Pelarut K Belum?" tanya Pak Purbo. 

"Belum Pak, makanan apalagi itu?" kalau kami taunya ya Pupuk Hitam Putih, Kalau Pupuk Merahnya paling buat tambahan karena harganya paling "MIHIL"......gr..gr...gr....Ketawa rombongan memecah suasana. 

"Pupuk itu ada tiga macam Bapak-bapak, ada pupuk kimia yang biasa kita gunakan, pupuk tunggal urea, pupuk phospat (Sp-36, TSP), pupukKalium (KCL), dan ada pula yng kita kenal dengan pupuk majemuk NPK (Phonska, Pelangi, Pak Tani, Tiara, dll)"

"Kalau pupuk Organik ada Kohe Ayam, Sapi, Kelinci, Pupuk Hijauan butiran atau cair" biasa juga ada yng disemprot seperti urine kelinci, dll. Cuman sekarang ada juga yang sudah buatan pabrik..ada yang tau?" tanya Pak Purbo. 

"Petroganik pak, Sidanik, Baktenik..." jawab Pak Teten. 

"Tepat, dan Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan itu pupuk Hayati....atau pupuk mikroba" seru Pak Purbo.

"Memangnya pupuk mikroba itu penting Pak? Caranya bagaimana?" tanya Wak Amin.

"Sobat tani perlu mengenal Pupuk Hayati isinya mikroba penambat N atau yang biasa di sebut Azotobacter, rhizobium, bradyrhizobium, nitrosomonas, dll...intinya mikroba Bakteri penambat  nitrogen  merupakan  bakteri  yang  mampu  memfiksasi  nitrogen  bebas  menjadi amonium atau nitrat, sehingga dapat diserap oleh tanaman" jelas PakPurbo disambut anggukan group petani di saung itu. 

"Kalau pelarut P dan pelarut K itu fungsinya untuk memudahkan melarutkan unsur phospat dan Kalium di dalam tanah sehingga mudah diserap oleh tanaman. Phospat dan Kalium itu kan kategori batuan, kalau dia tidak dilarutkan akan selamanya menjadi onggokan di dalam tanah dan tidak akan bisa terurai. Bisa semakin keras tanahnya...sadar atau tidak kalau lahan sawah bapak-bapak semakin lama semakin keras lapisan olahnya dan meskipun sudah ditambahkan pupuk banyak, pertumbuhan tanamannya tidak bisa maksimal." 

"Kalau Mikroba pelarut P dan K jenisnya apa Pak, mungkin bisa dijelaskan?" sahut Pak Dimas dan Pak Teten. 

"Mikroba Pelarut P contohnya: Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus, Azotobacter, Microbacterium dan Flavobacterium, Aspergilus, dll"

"Mikroba Pelarut K contohnya: Pseudomonas fluoresncense"Supaya gak repot-repot, kalau produknya apa...ini kalau gak pingin repot, beli saja pupuk pupuk ini... Belinya di kios setempa.. 

1. Petrobiofertil 


Pupuk hayati dengan kandungan 6 mikroba indogenous Indonesia, mikroba dengan fungsi meningkatkan perkembangan tanaman sebagai penambat N, Pelarut P dan K dan pemacu kecepatan tumbuh.

Mikroba penambat N dan penghasil zat pengatur tumbuh 

1. Azospirilium sp. 

2. Azotobacter sp. 

3. Pseudomonas sp.

Mikroba pelarut fosfat 

4. Aspergillus sp, 

5. Penicillium sp.


Mikroba perombak bahan organik 

6. Streptomyces sp.


Bahan pembawa : Mineral dan Organik


2. Potensida


Pupuk hayati dengan kandungan 4 mikroba indogenous Indonesia, mikroba dengan fungsi meningkatkan perkembangan tanaman sebagai penambat N, Pelarut P dan K dan pemacu kecepatan tumbuh. 

Kandungan mikrobanya : 

Bacillus sp 5,3 x 107 cfu/g; 

Azospirillum sp 2,6 x 107 cfu/g; 

Pseudomonas sp 3,4 x 107 cfu/g; 

Streptomyces sp 1,1 x 107 cfu/g;

Dapat diaplikasikan melalui perlakuan benih maupun bisa pada kondisi bibit dan masa pertumbuhannya. Meningkatkan penyerapan hara dan produktivitas tanaman dan dapat diaplikasikan pada hampir semua jenis tanaman. 

 

3. Petrikaphos 



Pupuk hayati dengan kandungan 2 mikroba indogenous Indonesia, mikroba dengan fungsi meningkatkan perkembangan tanaman sebagai penambat N Bradyrhizobium japonicum, dan Pelarut P Aeromonas punctata

Dapat diaplikasikan melalui perlakuan benih maupun bisa pada kondisi bibit dan masa pertumbuhannya. Meningkatkan penyerapan hara dan produktivitas tanaman. Lebih cocok untuk tanaman kacang-kacangan seperti kedelai , dll.

 

4. Petrogladiator.

Masih ada satu lagi dekomposer yang unggul merombak bahan organik supaya lebih mudah diserap tanaman. Mempercepat proses dekomposisi atau pelapukan unsur organik yang ada dilahan sehingga lebih cocok sebagai media tumbuh tanaman serta mampu menghindarkan dari potensi pertumbuhan penyakit di lahan akibat pupuk atau media yang kurang matang.



Penggunaan pupuk hayati biasanya dapat dilakukan dengan aplikasi melalui pencampuran benih, pencampuran pupuk atau pas pengolahan lahan persiapan media tanam.  Disesuaikan saja.. Untuk dekomposer dapat di campurkan dengan bahan organik utk mempercepat kelapukannya

"Apa mikrobanya tidak mati kalau di campur pupuk?"Mikroba jika berinteraksi dengan tanah dia akan berkembangbiak dan bertumbuh. Asalkan penggunaannya langsung dan tidak di kemas dalam satu wadah dalam tempo yang lama dengan pupuk kimia, dijamin mikroba masih aktif. 

Kenalan dulu dengan produknya, untuk pembahasan detailnya satu persatu akan dijelaskan pada materi berikutnya...ikuti terus di website ini...Produktivitas meningkat dengan solusi hemat. 


Maju Bersama Petani,

Petani Sejahtera Bangsa Berjaya. 



Baca juga Info Selanjutnya: 

Tips Saat Pestisida Mahal






Tidak ada komentar:

Posting Komentar