Jumat, 30 Desember 2022

Aplikasi Drone Pendukung Pertanian Pendukung #Smartfarming



Gbr. Smart Precision Farming With Drone and Nano Urea



Gbr. Aplikasi Penyemprotan di Lahan Padi Menggunakan Drone 

Dengan perkembangan teknologi sekarang sudah dapat kita jumpai alat/ mesin pertanian yang sangat bermanfaat untuk kegiatan budidaya. Tercatat ada planter  (mesin tanam) yang dapat disesuaikan dan dapat membantu proses penanaman lebih cepat. Pekerjaan tanam yang selama ini membutuhkan waktu sehari untuk luasan 1 (satu) hektar, cukup diselesaikan dalam hitungan jam saja. 

Selain planter, kita juga mengenal mesin harvester (pemanen). Mungkin kegiatan yang sangat membuat petani stres adalah ketika buruh tanam atau buruh panen tidak tersedia saat dibutuhkan, tetapi sekarang sudah tidak seperti itu lagi karena mesin planter dan mesin harvester memberikan kemudahan buat petani pemilik lahan Untuk mengerjakan penanaman dan pemanenan dengan lebih cepat dan praktis.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pesawat drone yang selama ini kita ketahui hanya di dimanfaatkan sebagai alat pemetaan/ penginderaan lokasi/ pengambilan gambar dari udara, sekarang telah mampu dimanfaatkan sebagai senjata perang dan sebagai pendukung pertanian. 

"Kali ini kita tidak akan membahas tentang drone perang, tetapi fokus di drone pertanian ya, hehehe..."

Keterbatasan jumlah tenaga kerja di dunia pertanian, diiringi dengan semakin berkurangnya minat generasi muda yang enggan berkecimpung di dunia ini menyebabkan para pengelola lahan pertanian semakin sulit dengan pemenuhan tenaga kerja. Mulai pemenuhan kebutuhan tenaga untuk tanam, pemupukan hingga penyemprotan hama, selama ini kegiatan tersebut sangat tergantung sekali dengan tenaga buruh tani atau tenaga kerja pertanian. 






Bagai  mana dengan kegiatan pengendalian hama dan pemupukannya?

Teknologi drone yang selama ini dianggap hanya bermanfaat untuk penginderaan lahan ternyata dapat digunakan juga sebagai alat bantu pelaksanaan penebaran benih langsung, pemupukan granul, penyemprotan pupuk cair dan ZPK juga bisa untuk pengendalian hama dan penyakit.

                 Gbr. Aplikasi Penyemprotan di Lahan Tebu Menggunakan Drone


Kenali macam-macam drone pertanian:

1. Drone penebar benih

Pada prinsipnya, drone penebar benih memiliki kemampuan terbang baik dengan menggunakan 4-6 baling-baling. Penggunaan baterai sebagai suplai  daya mampu menjaga drone mengudara 10-15 menit tergantung kapasitas dayanya. Pada drone jenis ini benih padi/ benih lain yang akan disebar ditempatkan pada wadah penampung di bawah drone. Kemampuan mengeluarkan benih dengan posisi drop/ dijatuhkan melalui lubang kecil dengan hembusan udara menjamin penyebaran benih jatuh di lahan lebih merata. Drone model ini memungkinkan pembudidaya meletakkan benih dilokasi yang tidak memungkinkan jika dijangkau lewat darat.

Berbeda dengan budidaya melaluui persemaian pindah tanam, penebaran benih sistem tabur benih langsung selama ini bisa dilakukan dengan menebar manual pakai tangan atau dengan paralon berlubang yang ditarik sejajar horisontal.

Cara ini masih mungkin jika lahan terbatas dan memungkinkan orang untuk melaluinya. Bagaimana dengan karakter lahan berlumpur dalam yang susah dilalui, tentunya akan merepotkan dalam penebaran benihnya.

Dengan drone yang mampu menaburkan benih sangat membantu titik-titik yang tidak terjangkau lewat darat.


2. Drone penebar pupuk 

Prinsip drone penebar pupuk juga memiliki kemampuan dan spesifikasi yang hampir sama dengan drone penebar benih. Metode pengeluaran benih maupun pupuk granular juga modelnya hampir sama hanya yang membedakan adalah mulut penampang outputnya. Setelan tekanan dan model sebarannya juga ada settingannya agar material yang disebarkan dapat di distribusikan merata ke hamparan tanah.

Drone mampu di atur sehingga dapat mengeluarkan pupuk dengan jumlah tertentu. Drone jenis ini fokus pada penyebaran merata artinya pupuk bentuk padatan akan disebarkan dengan sistem jatuhan langsung dengan gravitasi atau dengan tekanan angin kompresor.

peletakan pupuk akan lebih merata dan dapat menjangkau titik yang sulit jika dijangkau melalui darat.


3. Drone spray

Berbeda dengan drone yang mendistribusikan butiran/ granulasi, drone spray diaplikasikan untuk cairan atau material yang bersifat disemprotkan. Penggunaan nozzle yang berbeda menyesuaikan kebutuhan titik jatuhan dan besaran ukuran partikel larutan cairannya. 

Jenis cairan yang akan disemprotkan juga menentukan dalam pemilihan nozzlenya. Penggunaan perekat dan pembasah pada beberapa material bahan perlu ditambahkan sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan pengendalian/ manfaat dari jenis bahan yang diaplikasikan. 

Dalam penggunaan drone spray, penggunaan pestisida tetap wajib memperhatikan kaidah kemananan dan dosis takaran yang terbukti efektifitasnya. Pada kondisi aplikasi manual dibandingkan dengan mesin drone terdapat perbedaan dari sisi dosis/ takaran bahan dengan volume semprotnya. Kecenderungan volume semprot yang bisa hanya 5-10% dari material semprot manual menyebabkan takaran dosis perliternya dapat meningkat kepekatannya, tentunya ini perlu menjadi pertimbangan apakah akan berdampak pada toksisitas baik pada tanaman pokoknya atau pada lingkungan di sekitarnya.

Aplikasi drone spray mampu menjangkau luasan yang lebih besar jika dibandingkan dengan aplikasi spray manual. 

Pada penggunaannya, drone spray dapat digunakan pada fungsi untuk penanggulangan hama dan penyakit, pembasmian gulma dan aplikasi Zat Pengatur Tumbuh semisal Pemacu Tumbuh maupun Pemacu Kemasakan.



Salam Merdesa, 

Petani Sejahtera Bangsa Berjaya


Baca Selanjutnya: Mikroba Petrofish Untuk Pertanian

Jumat, 23 Desember 2022

Kandungan Mikroba Probiotik Petrofish Ternyata Sangat Bermanfaat Untuk Tanaman





Gbr. Bacillus subtilis



Sudah pernah dengar Probiotik PETROFISH?


Produk Petrofish yang diproduksi oleh Petrosida Gresik lisensi dari Petrokimia Gresik selama ini banyak digunakan para pembudidaya ikan di kolam maupun tambak. Selain untuk mengkondisikan lingkungan perairan yang sehat untuk tumbuh kembang ikan, petrofish juga mampu merangsang pertumbuhan pakan alami (plankton) dan juga meningkatkan daya tahan ikan terhadap perubahan kondisi suhu perairan budidaya. Ikan akan semakin sehat pencernaannya dan lebih kuat makan/ responsif terhadap pemberian pakan. Pembudidaya ikan lele, gurame, bawal, nila, bandeng, hingga jenis ikan hias juga sudah banyak yang menggunakan probiotik ini. Tidak usah diragukan lagi lah.

Bisa kita tanyakan untuk pembudidaya ikan khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah.



Eits.....tapi bukan itu yang akan kita bahas....

Kandungan mikroba pada petrofish salah satunya adalah 


"Bacillus subtilis"

"Bacillus subtilis"

"Bacillus subtilis"

 

"Memang bisa bermanfaat untuk tanaman?"

Berdasarkan penelitian, ternyata  Bacillus subtilis merupakan salah satu bakteri antagonis yang terbukti efektif dalam pengendalian patogen tular tanah. Pada pengujian di tanaman Jagung, Kentang, Bawang dan Cabai yang sangat rentan terhadap penyakti tular tanah, Bacillus subtilis terbukti efektif dan mampu menekan pertumbuhan patogen itu sangat signifikan.

Patogen tular tanah seperti Rhizoctonia solani dan Fusarium spp. dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Jagung, Kentang, Bawang dan Cabai. Kedua patogen tersebut dapat menimbulkan kerugian ekonomis antara 20 - 100%. Untuk menekan perkembangan patogen tersebut dapat diterapkan pengendalian yang ramah lingkungan, dengan memanfaatkan mikroba antagonis yang dapat mengkoloni daerah perakaran tanaman yaitu Bacillus subtilis.

Keefektifan Bacillus subtilis dalam pengendalian patogen tular tanah yang biasanya menyerang tanaman Jagung, Kentang, Bawang dan Cabai telah dibuktikan di beberapa penelitian. Bacillus subtilis CEI mampu menghambat perkembangan F. verticillioides hingga 98,5% pada level rhizoplane dan 99,86% pada endorhizosfer jagung. 



Bacillus subtilis juga mampu menekan perkembangan F. solani hingga 82,1%. Oleh karena itu, B. subtilis berpotensi dikembangkan secara komersial sebagai biopestisida. 

Formulasi biopestisida berbahan aktif Bacillus subtilis dapat  dikembangkan secara komersial khusus untuk mengendalikan patogen tular tanah. Terus hubungannya dengan petrofish apa?

Kandungan Bacillus subtilis pada probiotik ini dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman. Artinya pemanfaatannya bisa kita perluas tidak hanya untuk budidaya perikanan saja.


Berdasarkan penelitian yang lain, jenis mikroba bacillus Menurut Jurnal Penelitian Eksakta Agri Tek, yang di Publish 6 Juli 2020. Mikroba Bacillus subtilis juga selain berfungsi sebagai agen pengendali hayati untuk tular tanah, memiliki manfaat juga sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu dapat berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan, biodekomposer dan bioprotektan. 

Ternyata potensi manfaat Bacillus subtilis sangat banyak selain sebagai probiotik ikan. Yuk kenali lebih dalam manfaat mikroba ini. 





Kisah Misteri: Siapa yang Menanam, Dia yang Menuai







 "Kalau pagi, saya sering lihat taburan garam di depan kantor loh Pak" seru dika (bukan nama sebenarnya) memecah kesunyian. "Iya pak, anak OB yang sering bersihin" Ujar Fandik menimpali. 


Siapa ya yang suka nebar "paku nih"... Memang sejak informasi itu banyak kejadian aneh di Kantor itu.
"Mustahil ah, jangan cerita bohong. Aku biasa datang gak pernah lihat". celetukku sangsi.
"Sudah dibersihkan anak OB Pak, karena Bapak datang kan posisi depan lobi kantor  sudah di sapu". jawab dika.

Masih teringat kata abahku "Kalau kamu jalan kemana -mana jangan  lupa dawamkan ayat kursi dan 3 Qul Nak. Untuk do'a perlindungan". Masih teringat dan masih rutin aku amalkan alhamdulillah.

Coba kita bedah apa sih garam itu kok dikaitkan dengan gaib. 
Sebenarnya garam ini hanya media. Kalau mau di telisik ada yang mengaitkan dengan kepercayaan jawa dan ada juga dengan kepercayaan keyakinan tertentu. 
Garam itu identik dengan laut dan laut itu tempat raja bangsa jin bertahta. Ratu laut kidul kalau di kebanyakan kepercayaan orang Jawa. Kalau pada keyakinan beberapa masyarakat tertentu, garam atau gula sering dijadikan media untuk memasukkan bacaan dan rapalan. Pada masyarakat Mesir Kuno, kepercayaan sihir dimasukkan dalam buhul2 ikatan. Kadang isinya mulai dari tulang, duri, paku hingga bangkai hewan kecil. Dijaman modern, buhul bisa juga di isi dengan jarum, paku dan pecahan kaca. 


Kalau garam dan gula dpercaya karena dia akan menyatu dan lebih mudah disamarkan, berbeda dengan buhul yang harus di simpan dengan di tanam atau di taruh di loteng/ tiang rumah. 
Pada kepercayaan masyarakat kita, masih sering dijumpai prilaku atau budaya-budaya ini. Ada juga yang menggunakan beras dan bunga untuk memudahkan penaburannya.

"Aku jadi ngerti sekarang kalau di hubungkan dengan kepercayaan-kepercayaan itu" sahut dika kembali.

"Kalau aku kok mikirnya mungkin untuk mengusir binatang berbisa semacam ular, kelabang atau kalajengking ya...hehehe..." sahutku enteng.

Tapi memang tidak bisa dipungkiri, kendati jaman sudah modern, masih banyak masyarakat kita yang menjadikan itu sebagai kepercayaan. "Awas jdi syirik" kataku sambil mengacungkan telunjuk.

"Supaya terhindar dari hal-hal buruk, biasakan meminta perlindungan pada Allah, baca saja ta'awudz, ayat kursi dan 3 Qul tadi. Biasakan juga memulai segala sesuatu hal kebaikan dengan membaca basmalah. Ikhtiyar dan doa" sahutku.

Semoga kita semua dan keluarga dalam perlindunganNya. Aamin.




Selasa, 20 Desember 2022

Budidaya Organik, Mendongkrak Produktifitas Budidaya Tanpa Kimia Sintetik, Bisakah? (Bagian 1)



"Benarkah bisa?"

Pada pembudidaya komoditas organik pasti akan langsung menjawab "Bisa"

Hanya pada kenyataannya, pembudidaya pertanian organik memang membutuhkan upaya lebih ekstra dalam memenuhi kecukupan asupan hara pada tanamannya selain untuk perlindungan tanaman. Selain itu juga pembudidaya organik wajib menjaga kondisi tanamannya dari paparan kimia di sekitarnya. 



"Apakah mungkin?"

Secara teorinya bisa dan sangat mungkin, tetapi secara prakteknya memang masih sangat sulit dilaksanakan jika organik yang benar-benar murni. Masih bisa, tetapi kadang hasilnya kurang maksimal tidak seperti halnya jika dikombinasi dengan bahan Kimia. Pada gaya masyarakat sehat, persyaratan organik adalah pilihan dan gaya hidup. Tentunya karena mendapatkannya lebih sulit maka harganya juga akan lebih mahal jika dibandingkan dengan tanaman budidaya biasa.

Sebutlah Budi, salah seorang pelaku budidaya organik di kota batu Malang. Dia harus selalu siap dengan fermentasi kohe peliharaannya mulai kotoran sapi, kelinci dan kambing hingga urin hewan-hewan peliharaan itu. Tantangan budidaya organik memang tidak hanya sekedar menghilangkan penggunaan pestisida, tetapi juga penggunaan pupuk dan air irigasinya. Agak repot ketika posisi lahan kita berada pada aliran air yang sama dengan pembudidaya tanaman yang ada di atas lahan kita yang jelas-jelas menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Kendla juga ketika serangan hama sudah tidak mampu dikendalikan oleh pestisida organik atau nabati.

"Syarat keorganikan kalau dari menjaga penggunaan pupuk dan pestisida kimia mungkin bisa, kalau air bagaimana?"



Sesuai persyaratan keorganikan, jika tidak bisa mendapatkan sumber air yang bisa dijamin kemurniannya pelaku budidaya organik harus mengkondisikan air yang akan masuk ke lahannya atau dengan kata lain melakukan treatment terlebih dahulu, filtering atau penyaringan istilahnya. 

Penggunaan tanaman enceng gondok dan jenis teratai air yang dibudidayakan di kolam atau bak air penampung sebelum di alirkan ke lahan budidaya organik menjadi salahsatu upaya yang bisa ditempuh sebagai pelaku budidaya organik. Penyaringan aliran air dengan sabut kelapa dan pecahan arang juga ditempuh untuk menyaring kandungan kimia yang terikut air. 


"Bagaimana dengan pupuk dan pestisidanya?"

Kondisi sekarang cukup mudah mendapatkan pupuk dan pestisida yang mendukung budidaya organik. Kendati membutuhkan perlakuan yang lebih intensif pola perlindungan dan pemberian nutrisi tanaman masih dapat dilakukan dengan organik. 

Pestisida nabati dari ekstrak tanaman atau dari fermentasi dinilai cukup ampuh mengatasi hama dan penyakit, sedangkan untuk pupuk atau nutrisi tanaman dapat dipenuhi dengan kohe, hijauan atau pupuk organik produksi pabrikan. Kalau kondisi air bisa didapat dari pengeboran air tanah atau dari mata air pegunungan langsung yang mengalir ke lahan dengan memperhitungkan paparan kimia dari lahan budidaya yang di laluinya.

Ada beberapa produk organik dan hayati yang selama ini dapat dijadikan pilihan oleh para petani atau praktisi pertanian organik, di antaranya yang sedang di galakkan saat ini adalah.



1. Produk Pupuk Organik Granulasi.

Produk ini dibuat dengan melakukan proses granulasi dari material bahan bakunya semisal kohe maupun material organik lainnya (sisa baglog jamur, dedaunan, serabut kelapa, arang, dolomit dll. Penambahan unsur NPK didapat murni dengan pemberian bahan-bahan orgnik dan non kimia tertentu.

Contoh produk organik granulasi ini semisal Sidanik dan Baktenik, POG produksi Petrosida Gresik.


2. Fermentasi dari Kohe

Yang banyak digunakan selama ini adalah kotoran sapi/ kerbau (heman ruminansia), kotoran kambing, kelinci, ayam (unggas), dan kelelawar. Ada yang dengan sistem di hamparkan dilahan hingga kohe menjadi matang dan siap digunakan. Ada juga yang dilakukan dengan proses fermentasi dengan menambahkan mikroba pengurai pada bahannya tersebut. Diaharapkan dengan proses fermentasi akan mematikan mikroba patogen dan lebih meningkatkan ketersediaan unsur hara asli dari bahan tersebut. Pencampuran kohe dengan agen/ cairan dekomposer mampu memberikan nilai tambah pada peningkatan unsur hara yang dikandung oleh pupuk dari Kohe. Kalau yang dikenal selama ini bisa menggunakan EM-4 atau Petrogladiator.


3. Olahan Hijauan

Dipercaya selama ini untuk hijauan dari daun atau tanaman tertentu memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi semisal tanaan kacang-kacangan yang memiliki kandungan N lebih tinggi. Jerami Padi dengan kandungan Kalium dan Kulit pisang, enceng gondok, daun kelor, kulit nanas dengan kandungan phospor. Sistem perajangan bahan-bahan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pupuk basahan atau dengan dikeringkan terlebih dahulu. Bisa gabung dengan penbenah tanah.


4. Ampas/  Sisa Bahan Organik Pengolahan

Selama ini ampas pengolahan semisal pengolahan kelapa, pengolahan kedelai, pengolahan buuah dan lain-lain sering terbuang percuma. Bahan-bahan ini sebenarnya memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk dengan kandungan hara yang bermanfaat. Penggunaan bisa dilakukan dengan fermentasi atau dengan pencampuran organik untuk melepaskan panas dekomposisinya terlebih dahulu.

Selain dari tanaman, limbah pengolahan dari hewan juga dapat dimanfaatkan semisal jeroan hewan baik ikan maupun yang berkaki dua dan empat. Olahan ini dipercaya mengandung asam amino esensial yang sangat bermanfaat pula untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Perlu diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan asam amino yang terkandung di dalamnya.


5. Sisa Media Tanam

Selama ini yang bisa digunakan adalah bekas media tanam jamur (baglog) yang dipercaya masih memiliki kandungan organik tinggi. 

Kalau dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia, memang penggunaan pupuk organik memiliki beberapa keterbatasan yaitu membutuhkan jumlah besar untuk mencapai persatuan kandungan haranya. Kalau untuk mengatasi dan mensiasati kandungan hara, penambahan mikroba hayati bisa jadi solusi khususnya untuk yang perombak organik, penambah N, pelarut P dan K dan fitohormon. Bisa jadi solusi upgrade ketersediaan kandungan unsur haranya.


Bersambung..


"Salam Merdesa"

Petani Sejahtera, Bangsa Berjaya


Baca Selanjutnya: Saptabio dan Trichosida