ALAM GHAIB
Masih ingat saat menjelang maghrib menuju kota Malang, saat melewati Mantup perbatasan Lamongan-Mojokerto, entah bagaimana ceritanya..padahal sudah sering sekali aku melewati tempat itu tetapi kenapa waktu itu jalan ke kanan itu tidak ku temukan hingga motor melaju lurus hingga sampai ke telaga itu. Astaghfirullah...di mana ini..nyasar kah? putar balik dan melaju hingga sampai lokasi yang kukenali. Kembali mengarah Malang tetapi kenapa jalan ke kanan itu tidak juga ku temui hingga sampai ke telaga. Ada apa ini..hingga harus berhenti sejenak dan berdo'a mungkin ada yang mengganggu..sebisanya aku merapal wirid dan doa yang biasa aku dawamkan hingga kali ketiga jalan itu baru ketemu.
TITAH UNTUK BEKERJA
Saat di Malang ada satu kejadian yang selamanya akan aku kenang. Masih ingat Semester 3 menjelang ujian akhir semester, saat semua kawan kos telah pulang tinggal aku sendiri dalam kondisi sakit di kamar. Entah apa halunisasiku tengah malam itu aku terbangun tengah berada di pinggir padang rumput yang sangat luas dengan bongkahan-bongkahan besar batu cadas di dalamnya. Nampak aku ada empat pria dengan bertelanjang dada tengah bekerja keras membelah batu-batu itu dengan palu-palu besar, menyusun dan menggotongnya ke tepian melewatiku. Suara di telingaku berbisik, "ayo turun kerja" aku berontak karena aku waktu itu sedang sakit. Setiap kali aku merebah ke kanan mesti kembali mimpi yang sama..dipaksanya aku untuk turun ke lapangan untuk bekerja..ayo kerja..lihatlah mereka semua bekerja. tetap saja aku bersikeras tidak mau...Ketika dua lelaki itu mengangkat batu melewati kananku khodam itu bersuara lihat itu Abu bakar dan Umar yang ke kananmu dan lihat itu Ali dan Usman yang lewat di kirimu. Subhanallah...dahsyat sekali mimpi ini.. terus...terus...Siapa lelaki berjubah putih di atas gundukan tanah di depanku itu. Ketahuilah...itulah Rasulullah, bergetar tubuhku keringat dingin bercucuran...Rasulullah? tanyaku..."benar, kamu akan sembuh setelah jam 4, segeralah bekerja", lirih suara bisikan yang terdengar di telingaku...
Subhanallah, Masyaallah...antara kagum, takjub hingga gemetaran entah saat pagi itu demam tubuhku telah reda dan kembali sehat. Terbangun merenung..mimpi yang dahsyat...apa makna 4 (empat) itu, empat jam kah, empat hari, empat bulan, empat tahun, atau 40 tahun? aku masih menanti makna itu...
Terbersit rasa syukur pada diri ini, tidak semua orang bisa melihat pasas Baginda Rasulullah dan ke empat Khulafaur Rasyidin. Semoga menjadi berkah dalam hidup dan jadi pertanda bahwa aku tergolong orang yag baik. Aamiin.
Bersambung.......