Senin, 20 Maret 2023

Budaya Sharing Knowledge di Perusahaan - Learning & Development Program




Selama ini kita mengerti perekrutan karyawan di seleksi dengan kemampuan sesuai dengan standart kebutuhan, akan tetapi bagaimana dengan kondisi karyawan eksisting?

Dengan adanya perkembangan ilmu dan dinamika dunia kerja, pengetahuan dan kemampuan karyawan dituntut untuk dapat mengikuti  dan menyesuaikan. 


Istilahnya, "Karyawan harus Up to date".

Hanya saja kondisi ini tentunya akan sebanding dengan biaya yang akan dikeluarkan. Peningkatan kemampuan karyawan akan sebanding dengan peningkatan produktivitas. Akan tetapi investasi awalnya jelas akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bagaimana solusinya agar dua tujuan baik peningkatan kemampuan karyawan dan mengoptimalkan biaya dapat dilaksanakan. 


Mari kita bahas.


Dalam dunia kerja, perusahaan memang dapat saja menuntut karyawan untuk mengupgrade kemampuannya secara mandiri, akan tetapi porsi perusahaan dalam hal ini khususnya Departemen Sumberdaya Manusia memiliki peran yang sangat vital. Dengan pengalokasian anggaran untuk pendidikan yang memadai diharapkan perusahaan dapat memiliki kandidat-kandidat pekerja yang mumpuni. 

Beberapa metode yang dapat dilakukan perusahaan selain dengan pendelegasian karyawan untuk mengikuti kursus pelatihan dan magang kerja adalah dengan mengaktifkan kegiatan Sharing Knowledge dan Focus Group Discussion.

Sharing knowledge dianggap sebagai metode untuk mentransfer informasi dan pengetahuan dari satu individu ke banyak indvidu yang lain. Metode ini diharapkan selain untuk merangsang setiap kader berkontribusi lebih baik juga dipandang sebagai solusi murah dan mudah menularkan ilmu. Jika budaya sharing knowledge dapat diterapkan di perusahaan maka diharapkan perusahaan dapat mencapai tujuan dengan langkah-langkah yang lebih sedikit membutuhkan biaya. Bagaimana caranya ?

Ada beberapa metode agar budaya sharing knowledge ini dapat efektif berjalan diperusahaan, diantaranya:


1. Dukungan kebijakan perusahaan

Program kerja agar dapat dilegitimasi oleh seluruh karyawan perlu didukung oleh kebijakan. Dalam hal ini tentunya peraturan perusahaan baik melalui Surat Keputusan, Memo ataupun Instruksi Direksi.

Hal ini sangat perlu disiapkan agar setiap pihak di perusahaan merasa wajib dan tidak enggan untuk terlibat. Kalau bisa penerapannya untuk seluruh jenjang dan level.


2. Penggunaan alat dan metode efektif

Penggunaan alat dan teknologi dapat digunakan baik sistem offline maupun online. Pemakaian gadget dalam format gambar, audio maupun video jamak dilakukan dan diharapkan dapat mendukung pelaksanaannya. Komunikasi via jaringan mampu menyelenggarakan pertemuan dalam lingkup dan jangkauan yang lebih luas semisal Zoom Meeting, video conference, dll.


3. Sediakan ruangan pelatihan khusus 

Perlunya ruangan khusus dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan ini tidak terganggu oleh kegiatan yang lain. Hal yang penting lagi adalah peserta dapat lebih konsentrasi dalam mengikuti kegiatan dan dapat berkontribusi maksimal.


4. Libatkan semua unit kerja

Jika sharing knowledge melibatkan semua unit tentunya tidak akan menimbulkan iri dan prasangka. Prinsip keadilan akan dianggap sebagai hal yang umum karena sifatnya tidak sekedar penunjukan atau kewajiban tetapi "dari kita untuk kita". Semua terlibat dan bahkan dapat dimulai dari top leader dan pimpinan unit kerja. Dari direksi, manajer, kepala bagian, kepala seksi, kepala regu, hingga pelaksana. Semua harus terlibat.


5. Kembangkan mindset berbagi

Selama ini setiap karyawan selesai mengikuti kursus atau pelatihan akan di minta untuk mempresentasikan dan mentransferp positif. ilmu yang didapatkannya selama pelatihan kepada karyawan lain. Hal ini juga dapat berlaku sebagai sharing knowledge. Mindset berbagi ini akan sangat positif.


6. Penerapan metode kekinian

Dalam pelaksanaan sharing knowlede selama ini tidak melulu harus melalui materi dalam ruang, akan tetapi bisa dengan praktek langsung, magang atau kunjungan ke unit lain. Penyusunan model dengan sistem diskusi, uji gagasan dan lomba-lomba dianggap juga dapat dimunculkan sebagai metode yang menarik minat karyawan berpartisipasi.


7. Bentuk apresiasi dan sistem penilaian

Jika mampu menggerakkan tanpa imbalan atau iming-iming adalah hal yang bagus, akan tetapi jika hal itu dikaitkan dengan penerapan apresiasi dan sistem penilaian karyawan akan sangat bermanfaat dan akan menjadikan jalannya lebih mulus dan cepat.


Kembangkan budaya sharing knowledge di perusahaan agar bisa meningkatkan kemampuan semua karyawan lebih produktif. Semangat kerja keras, kerja tangkas, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas semoga mampu mengantarkan perusahaan menjadi Korporasi yang juara. Maju terus......



Baca Selanjutnya: Learning Development Centre

Tidak ada komentar:

Posting Komentar