Jumat, 29 Juli 2022

Kena Mutasi, Bagaimana Seharusnya Bersikap?



Mutasi adalah hal yang sangat lumrah dalam pekerjaan. Mutasi memang seringkali dianggap sebagai momok bagi sebagian karyawan mengingat kepindahan karyawan dari posisi awalnya seringkali dianggap sebagai  bentuk hukuman dari perusahaan, tapi apakah memang seperti itu?

Mari kita ulas tentang mutasi.

Mutasi berarti kepindahan dari posisi awal ke posisi baru. Berubah dari satu hal menjadi hal yang lain. 

Ada 3 macam mutasi yaitu Mutasi setara, Mutasi promosi dan Mutasi demosi. Kalau secara perbandingan, perpindahan posisi ini disebutkan secara strata jabatan bisa sama, naik/ promosi ataupun turun/ demosi. Jadinya kalau mutasi tidak mesti lebih jelek ya kawan.....

Seringkali mutasi tidak diinginkan lebih karena posisinya yang menghindari kehilangan zona nyamannya. Jadi kalau dipindah atau dimutasi artinya akan kehilangan posisi nyamannya. Padahal mutasi dapat juga difungsikan untuk keperluan penyegaran dan keperluan tantangan yang lebih baik.

"Waduh, saya dimutasi...padahal saya baru 3 tahun di posisi sekarang, bagaimana ini?" tanya salah satu karyawan di perusahaan swasta yang ada di Kota Metropolitan. 

"Padahal saya gak merasa ada punya salah, kenapa Bos berpikir untuk memindah saya, apa karena kinerja saya yang kurang bagus ya?" tanya dia lagi.

"Sabar Pak, jangan berpikir buruk dulu" jawab salahsatu personalia di perusahaan.

Pemindahan/ mutasi ini hal wajar pak yang bisa dilakukan kapan pun, kalau bapak berpikir ini tidak adil adalah bukan hal yang seharusnya. Perpindahan atau mutasi untuk mengupgrade kemampuan karyawan Bapak...jadi biar bertambah kemampuannya setiap saat.

 


Tidak jarang kondisi stagnasi pada posisi tempat kerjaan lama malah menjadi sangat maju dan sangat briliant di tempat baru.

Istilahnya dengan berpindah ke lokasi dan posisi baru ternyata bakat terpendam atau talenta yang sebelumnya tidak dapat keluar malah dapat berkontribusi lebih banyak.

Ayo jangan berfikir mutasi adalah selalu menjadi hal jelek, tapi jadikan mutasi itu sebagai jalan untuk melakukan upgrade atau perbaikan kemampuan diri, mempelajari segala hal baik menjadi lebih banyak.. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan lebih dalam lagi.. Lebih ahli lagi... Siap menjadi ahlinya ahli.

Tidak usah alergi dengan mutasi kawan, karena hidup itu ya memang bergerak...bergerak menjadi lebih baik, bergerak menjadi lebih bermakna. "Semangat...semangat...semangat"

"Siap bermutasi menjadi lebih baik dan lebih indah" 

Bukankah kupu-kupu juga harus menjalani fase menyerap makanan lebih banyak untuk sebelum menjadi kepompong dan berubah menjadi Kupu-kupu yang indah. Manusia pun demikian, harus siap menyerap ilmu dan kemampuan lebih banyak sebelum nantinya dapat menikmati hasil yang indah di belakang.

"Bertumbuh dan berkembang. 

"Lebih cepat" 

"Menciptakan lompatan yang besar"




"Big Jump"...

"Quantum Leap" 

kalau bisa....Wush...wush...wush...


"Secepat flash"


"Yakin anda siap dengan mutasi?"..


Prepare yuk kawan..jangan sampai ngedrop gara-gara kena mutasi ini.



Baca kisah yang lain:

Intip Bagaimana Cara Mencari dan Mempengaruhi Kawan




Insektisida Neonicotinoid Translaminar, Apa Memang Lebih Baik ?



"Istilahnya sapu jagat"... 

Kalau dihitung-hitung mungkin sudah sekitar 20-30 tahunan golongan piretroid merajai untuk insektisida murah. Seiring dengan perjalanan waktu, golongan insektisida piretroid yang di sebut  "sapu jagat" kalau sekarang bagaimana?

Kalau ditelisik, laporan adanya larangan penggunaan piretroid untuk hama di tanaman padi muncul ketika disinyalir sifat panas bahan aktif ini menyebabkan percepatan penetasan telur wereng. Sifat sapu jagatnya juga disinyalir sebagai penyebab kematian banyak musuh alami karena penggunaannya yang berlebihan. Kendati demikian, sebenarnya bahan  ini banyak disukai petani karena harganya yang sangat terjangkau oleh petani, dan jangan lupa...budaya petani kita seringkali menambahkan dosis untuk mempercepat kinerja pestisida..ini yang harus dirubah. 

"Kalau dibandingkan antara untung ruginya penggunaan pestisida jenis ini bagaimana?"

Namanya saja racun, bahan kimia ya pasti berbahaya baik untuk manusia maupun buat lingkungan. Seaman amannya pestisida, kalau penggunaanya sembarangan akan berbahaya juga.

Mereduksi tingkat bahaya penggunaan pestisida harus memperhatikan prinsip 6 Tepatnya (Tepat Jenis, Tepat Waktu, Tepat Sasaran, Tepat Takaran, Tepat Cara dan Tepat Mutu). Jika dilaksanakan dengan benar maka resiko bahayanya dapat ditekan seminimal mungkin. Kendalikan bukan pembasmian, jadi gangguan itu cukup dikendalikan hingga dibawah ambang kendalinya atau di bawah ambang ekonominya. Hama juga butuh makan, dan ingat siklus rantai makanan...hama juga merupakan makanan dari musuh  alamai.

Hal yang menjadi pelajaran adalah ketika hama telah dimusnahkan akan menimbulkan ancaman baru dari jenis lain yang selama ini malah tidak berbahaya. "Namanya keseimbangan ekosistem" kata Petugas PPL.

Kalau saat ini kira-kira yang aman jenis insektisida apa?



Tidak bisa disebutkan pestisida aman, karena semua pestisida ya namanya racun berbahaya.....cuman tingkatannya yang perlu diperhatikan. 

Neonikotinoid insektisida kelas baru sintetis dari turunan nikotin.

Neonikotinoid bekerja menargetkan sistem saraf serangga, mengikat reseptor nikotinnya dan mengganggu pengiriman impuls saraf. Terdapat 7 bahan aktif yang berbeda yaitu:

1.       acetamiprid,

2.       clothianidin,

3.       dinotefuran,

4.       imidacloprid,

5.       nitenpyram,

6.       thiacloprid,

7.       thiamethoxam

Neonikotinoid digunakan dengan cara sprai ke daun, dicampurkan benih untuk mengendalikan hama dan virus, atau dengan kocoran ke tanah dengan neonikotinoid sehingga akar tanaman akan menyerap pestisida tersebut dan mentransmisikannya di jaringan di seluruh permukaan tanaman khususnya daun (Watts M, 2011).

Imidakloprid adalah bahan aktif pertama yang dipasarkan dan paling populer. Aplikasi Imidacloprid pada umumnya dengan penyemprotan, namun akan lebih efektif jika diaplikasikan pada tanah (khususnya pada hama penghisap).

Nicotinoid menimbulkan kerusakan saraf akut, kelumpuhan bahkan kematian pada hama. Setelah dilakukan aplikasi, bahan aktif insektisida akan masuk ke dalam jaringan tanaman, baik itu akar, daun ataupun bagian tanaman lain sehingga mengandung bahan aktif tersebut. Jadi, cukup efektif untuk mengendalikan hama serangga tipe penghisap seperti kutu daun, yang biasanya menghisap bagian daun yang masih muda.

Insektisida bahan aktif neonicotinoid, seperti yang kita ketahui umumnya disemprotkan (spray). Namun berdasarkan tingkat kelarutannya, insektisida ini akan jauh lebih efektif jika diaplikasikan melalui tanah (akar). Aplikasi insektisida melalui tanah, mengurangi resiko kematian serangga lain (karena terpapar) yang bermanfaat bagi tanaman seperti lebah penyerbuk. Imidacloprid, clothianidin, dinotefuran, thiamethoxam dianggap oleh US-EPA sangat beracun bagi lebah madu. Semuanya memiliki LD50 dimana tergolong kategori sangat beracun (Sumber: Vermont Agency of Agriculture, 2015).




Toksisitas Neonicotinoids kurang beracun untuk mamalia dan burung dan dikembangkan untuk menggantikan organofosfat dan zat kimia insektisida lainnya yang lebih beracun (toksisitasnya tinggi). Oleh EPA, neonicotinoid dikategorikan dalam kelas 2 dan 3 dalam hal tingkat toksisitasnya dan diberi label “peringatan”. Zat ini kurang beracun bila diserap oleh kulit atau bila terhirup dibandingkan jika tertelan. Pada kulit pun diketahui tidak menimbulkan iritasi. Imidakloprid digolongkan kelompok E (tidak ada bukti karsinogenisitas). Pada hewan dan manusia, imidacloprid dengan cepat dan hampir sepenuhnya diserap oleh saluran pencernaan, dan dieliminasi (dibuang) melalui urine dan kotoran dalam waktu 48 jam. (Sumber: Vermont Agency of Agriculture, 2015).

Mengingat cara kerjanya yang dapat masuk ke jaringan tanaman dan tingkat residunya bertahan lebih lama maka pestisida jenis ini perlu diperhitungkan agar 30 Hari sebelum panen tidak diaplikasikan kembali. Penggunaan dengan aplikasi kocor dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencegah kematian lebah secara langsung.



Selama ini neonicotinoid banyak digunakan untuk penanggulangan hama dengan tipe penusuk penghisap dan perusak daun. Kecenderungan terbaru jenis ini juga di manfaatkan sebagai pestisida proteksi benih dan bibit. Jadi memang dibandingkan piretroid insektisida jenis ini memiliki lebih banyak keunggulan.

 

Bagaimana dari sisi harga?

Gak usah khawatir dengan harganya, karena pestisida jenis ini masih sangat terjangkau meskipun sedikit lebih mahal dibandingkan piretroid. Kalau dibandingkan kualitasnya yang lebih baik maka wajar saja kalau pestisida ini lebih di pilih.

Kalau di sebutkan contoh produk dengan merk yang beredar apa saja ya?


Catat biar tidak lupa:

Imidacloprit (Topdor 10 WP, Vendor 212 SL)

Nitenpiram (Teballo 250 SL)

Thiametoksam (Sidathiam 325 EC)

 

 

Siapkah kita dengan penggunaan insektisida jenis Neonikotinoid?

Baca Salahsatu Produk Neonicotinoid Fenomenal

Teballo, Neonicotinoid Kualitas Juara





Senin, 25 Juli 2022

Kesurupan Penunggu Pohon Besar (Dia Hanya Ingin Berkenalan)



Mungkin kalau tidak ada kejadian itu saya tidak akan bercerita tapi baiklah akan penulis ulas apa yag terjadi. Memang sudah dikenal lama kalau pohon besar sebelah musholla itu ada penunggunya.

"Lah...tapi kok bisa ya Pak, kan pohon itu bersebelahan dengan musholla, apa jinnya tidak takut dan terbakar?"

"Nah itu justru yang mau saya omongin..Makhluk jin itu seperti halnya manusia. "Wama kholaktul jinna wal insya illa liya buduh. Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk beribadah kepadaKu (Allah)". 


Jadi intinya karena makhluk jin itu ada wujudnya seperti kehidupan manusia, mereka juga berkelas-kelas dan bergolongan...kalau disebut juga mereka memeluk agama yang berbeda-beda seperti halnya manusia. Ada yang Islam, ada yang Kristen, Hindu, Budha dan lain-lain.

Kalau pernah dengar dulu ada orang yang gara-gara kencing sembarangan dia di sunat ghaib oleh bangsa Jin itu...aneh sih.

Apalagi ada juga yang sampai panas dingin dan kesurupan gara-gara kencing atau buang sampah sembarangan.

Jin penunggu tambak marah karena seorang ibu membuang pampers bekas ke dalam tambak dan kontan dia kesurupan, masalahnya keluarga jin saat itu sedang makan besar dengan keluarganya dan tiba-tiba sampah itu jatuh di depan mereka.



Ada kisah lagi anak kecil kenapa setiap maghrib pasti nangis dan rewel, usut punya usut ternyata ada jin yang bersembunyi di lubang jarum yang tidak sengaja diselipkan di kain dalam lemari. Begitu jarum itu di buang bayinya langsung tenang.

Kalau kejadian anak magang yang sempat kesurupan kemarin tu kenapa ya? Soalnya menurut ceritanya memang pikirannya lagi kalut dan kosong makanya gampang kerasukan. Pesan abah jangan sampai pikiran kosong apalagi pas berada di tempat-tempat kaya itu.


Kalau lain kisah di SMP Peninggalan jaman Belanda itu...kok bisa hampir mayoritas peserta upacaranya pingsan karena usut punya usut di lihatin orang tanpa kepala yang tangannya memanggil manggil. Cuma lah kok bisa ya pagi-pagi atau siang-siang.


Kalau menurutmu memangnya mereka itu makhluk malam kok bisa disebut hanya keluar malam?

Kalau di lihat dari sifatnya, memang sebaik-baik mereka bisa sejahat-jahat manusia. Kalau di buat perbandingan, jangan sampai berurusan dan membuat perjanjian dengan mereka. Iya kalau posisimu kuat, kalau kamu pas lemah mereka akan menyerang.

Kenapa manusia dilarang memelihara Jin? Ya karena mereka makhluk yang susah di tebak. Seberapa kuat kamu menangani mereka, bahkan bisa sampai anak turunmu akan di jadukan sandera jika ilmu penguasaan itu tidak kamu turunkan kepada mereka. 

Yakin masih mau?

Wis gitu saja sekelumit tentang mereka.... 


Baca Juga:

Kisah Hantu tanpa Kepala




Kamis, 14 Juli 2022

Pakai Pupuk Hayati Supaya Hemat



Pupuk Hayati atau Pupuk basis Mikroba sering dianggap jenisnya sama seperti pupuk organik, padahal secara fungsinya berbeda. Kalau Pupuk Hayati selama ini nampaknya masih dianggap sebelah mata. Sama halnya pupuk organik yang hasilnya tidak bisa didapat secara instan, penggunaan pupuk hayati dianggap tidak memberikan dampak ke tanaman secara langsung.
"Kok bisa, memangnya ini pupuk? Tapi kenapa sudah dikasih banyak tapi tanamannya kelihatannya sama saja dengan yang tidak diberi"
Kata-kata seperti itu yang sering kita dengar di antara petani pemula pengguna pupuk organik dan pupuk hayati.




Sebelumnya petani kita awalnya tidak kenal Pupuk Kimia, yang mereka tau adalah pupuk kandang dari sapi atau pupuk hijauan dari fermentasi tanaman hijauan. Namun seiring dengan perkembangan revolusi hijau dan dalam rangka mendongkrak produksi tanaman maka mulailah pupuk kimia diperkenalkan sebagai pendongkrak poduksi tanaman khususnya dalam budidaya Padi, Jagung dan Kedelai pada era tahun 90 an. 
Tanaman Pangan yang di berikan pupuk kimia memang lebih baik produktifitasnya.
Seiring dengan berjalannya waktu ternyata penggunaan pupuk kimia seakan tidak sesuai dengan harapan. Kesannya tidak berefek lagi ke tanaman, bahkan dengan peningkatan dosis penggunaannya sudah tidak bisa digunakan sebagai patokan peningkatan hasilnya.
Katakanlah pupuk tunggal yang dilipatkan dosisnya ternyata tidak serta merta akan menghasilkan produktifitas yang berlipat juga. 
Kenapa itu bisa terjadi?
Kita sebelumnya mengenalnya dengan istilah penurunan kesuburan hara tanah atau bisa juga disebut kehilangan kemampuan/ miskin hara.
Bagaimana bisa tanah yang sebelumnya bisa mendukung produksi tanaman dengan sangat baik menjadi kehilangan daya dukungnya. Tanah semakin keras dan tidak bisa menjadi media tumbuh tanaman yang baik.

Usut punya usut ternyata hal ini disebabkan penumpukan kadar mineral tanah yang terdapat di pupuk kimia dan tidak dapat terurai dengan sempurna.
Penggunaan pupuk berbasis phospat dan kalium yang notabene adalah jenis batuan tidak mampu terurai dengan baik di dalam tanah dan akhirnya semakin menumpuk dan mengeraskan lapisan olah tanah. Akibatnya dengan berjalannya waktu lapisan olah tanahnya akan semakin memadat dan mengeras.
"Terus solusinya bagaimana?"
Sebenarnya pemerintah melalui dinas pertanian telah menyadari hal itu dan mulai memperkenalkan pentingnya penambahan pupuk organik ke lahan. Pupuk organik ini memang keberterimaannya masih lambat di kalangan Petani, hal ini mengingat fungsinya yang tidak dapat diperoleh tanaman secara instan. 
Perlu 1-2 kali atau bahkan 1-2 musim aplikasi pupuk organik sehingga tanah dapat kembali kesuburan fisiknya. 
Satu hal lagi adalah pentingnya penambahan pupuk hayati untuk mengembalikan kesuburan biologis tanahnya atau peningkatan mikroba tanah untuk meningkatkan kegiatan dekomposisi dan perombakan unsur hara tanah dari yang semula tidak tersedia menjadi tersedia.

"Pilihannya sebenarnya bagaimana?"
Untuk hasil produktifitas tinggi dan daya dukung lahan bisa maksimal, syarat kesuburan fisik, biologis dan kimia harus dapat dicapai. 
Solusi ini selain dapat meningkatkan produktifitas dan menjaga kesuburan tanah jangka panjang, juga akan menghemat penggunaan biaya dalam budidaya. 
Masih yakin dananya kuat buat beli pupuk kimia budidaya sekarang? 

Yuk cerdas dalam budidaya... Gunakan pupuk organik dan hayati.. 
Produk pupuk hayati bisa dicari kandungannya yang pangkatnya tinggi koloninya... Biar awet dan tahan lama. Dan satu lagi periksa jenis mikroba unggulnya.. Sudahkah mengandung mikroba penambat N, pelarut P, pelarut K, dekomposer atau zpt. 
"Waduh ngeceknya gimana, susah Pak?"
Tanya wak karjo di saung PSG. 

"Gak usah bingung wis, ini saja Pupuk Hayati Hebat Petro:

1. Petrobiofertil 
2. Potensida
3. Petrikaphos
4. Petrogladiator

Pupuk Organiknya
1. Sidanik
2. Baktenik
3. Dll

"Kalau pakai pupuk hayati memang bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai berapa persen Pak? "
Tanya pak Bejo. 
"Kalau kandungan pupuk terakumulasi ditanahnya banyak ya bisa hemat 10-30 persen tergantung kondisi...kurang lebih segitu lah"
Dicoba saja pak bejo... Dikurangi pemakaian pupuk SP dan KCLnya... Kalau ureanya dilihat pakai ini "BWD" Bagan Warna Daun, jelas Kang Amin"

"Mulai dari 5-10 persen dulu... kalau mantab bisa di minimalkan lagi. Kalau rata-rata uji cobanya di range 10-30 persen itu penghematan pupuknya"
"Hemat.. 
"Hemat.. 
"Hemat.. 
Tapi Harus Tepat 

"Benihnya tersedia  tambahkan potensida"  
"Hematnya berhasil pakainya Biofertil"
"Haranya diglontor pakai Petrogladiator"


"Bangga jadi Petani Petrosida"
"Petani sejahtera bangsa berjaya"







Jumat, 01 Juli 2022

ADA YANG BEDA DENGAN SIDAMEC 20 EC, YAKIN MEMANG LEBIH HEBAT



Kalau dibandingkan, pada masanya insektisida abamectin lebih dikenal untuk proteksi komoditi tanaman hortikultura. Sekarang bahan aktif ini sudah merambah ke tanaman pangan khususnya padi. Apakah ada yang berbeda?

Abamectin merupakan jenis bahan aktif insektisida bersifat kontak lambung dan semi translaminar. Racun yang mengganggu kinerja syaraf pada serangga hama cara kerjanya yang sistemik memberikan rentang pengendalian yang lebih kuat. Bisa dibilang spektrum sasarannya juga lebih luas karena jenis bahan aktif ini tidak sekedar ampuh untuk jenis hama penusuk penghisap akan tetapi juga untuk hama dengan tipe mulut pengunyah atau merusak daun dan batang. Kalau dari segi harga memang pestisida jenis ini sedikit lebih mahal dibandingkan jenis insektisida yang umum dan jamak digunakan sebelumnya seperti BPMC, Dimehipo, Fipronil atau Piretroid.



Ada dua jenis abamectin secara  kasat mata adalah yang berwarna jernih dan yang berwarna hitam. Beberapa perbandingan menunjukkan kalau Abamectin jernih memiliki kadar kemurnian yang lebih tinggi dan membutuhkan dosis rendah untuk hasil efektifnya. berbeda dengan abamectin hitam yang jika dibandingkan efikasinya yang membutuhkan 1,5-2 kali dosis dari kondisi bahan murninya. Jika dibandingkan memang Abamectin hitamm terkesan lebih murah dengan berat yang sama akan tetapi akan menjadi berbeda jika efektifitasnya baru bisa diperoleh dengan melipatgandakan dosisnya.

Kalau ditanyakan contohnya merk apa yang murni dan merk apa yang kualitasnya rendah?

Gampangnya lihat saja dari kenampakan fisik cairan di formula tersebut. Abamektin murni akan memiliki warna larutan lebih jernih sementara abamektin yang tidak murni akan memiliki warna coklat pekat bahkan kehitaman. Apakah kualitasnya akan menjamin yang jernih akan lebih baik? 

Secara logikanya bahan pencampur memang dapat meningkatkan efikasi pestisida akan tetapi kemurnian bahan aktif adalah hal dominan, artinya jika dipersentase sekitar 90% penentuannya adalah dari bahan aktif dan 10% adalah dari bahan pencampurnya. 



Jika memilihnya dengan perbandingan harga maka abamektin hitam akan serasa harganya lebih murah akan tetapi karena penggunaan dosisnya lebih tinggi maka jatuhnya persatuannya jadi akan lebih mahal. 

Kalau diminta memilih yang mana silahkan ditentukan dari pertimbangan anda saja. Jika tidak membutuhkan kualitas yang tinggi cukup dengan abamektin yang tingkat kemurniannya rendah tidak masalah (kalau sudah dianggap mampu dengan aplikasi menggunakan dosis yang sama). 

Jika anda membutuhkan abamektin dengan kualitas yang tinggi maka pilihannya adalah jenis abamektin yang kemurniannya tinggi dan tentunya harganya akan sedikit mahal.

Balik lagi kalau ditanya, karena selama ini produk Petrosida Gresik dinilai memiliki kualitas baik dengan harga lebih terjangkau pasti akan ditanyakan "Pak Purbo, Abamektinnya petrosida merknya apa?"

SIDAMEC 20 EC, SIDAMEC 20 EC, SIDAMEC 20 EC



Abamektin dengan kadar kemurnian yang baik karena warna Sidamec adalah jernih sedikit kecoklatan muda. Kalau kualitasnya gak usah ragu...formula Sidamec sudah mengalami tiga kali penyempurnaan dan yang terakhir ini lebih menggigit dan mencubit. Buktikan saja....

Apa yang beda?

Kemurniannya kategori tinggi.

Formula surfaktannya salah satu yang terbaik di kelasnya.

Lebih aman digunakan pada masa vegetatif dan generatif. (Pada kebanyakan abamektin biasanya lebih banyak digunakan pada fase akhir vegetatif....."kelihatannya terkait dengan rahasia penambahan poin plus pada kualitas produknya"

"Masih ingat juga dengan model fungisida difenokonazol yang lebih dominan dimanfaatkan pada akhir vegetatif atau awal generatif.



Formula Sidamec 20 EC pada masa vegetatif cenderung mendukung pembentukan daun lebih baik. Jumlah daun lebih banyak dan lebih lebar dengan batang yang lebih kokoh. 

Pada masa generatif menunjukkan jumah bunga dan buah lebih banyak  serta lebih besar. Tingkat kerontokan daun juga lebih kecil. "Tapi ada syaratnya ya lur....pertumbuhan vegetatif dan generatif yang lebih tinggi harus dibarengi nutrisi atau pupuk yang cukup ya...karena ibaratnya kalau tanaman sedang doyan makan untuk tumbuh tetapi asupan makanannya kurang ya sama saja gak maksimal.

Kalau pakai Insektisida Sidamec produksi Petrosida Gresik, efek tambahan pertumbuhan tanaman akan lebih bagus makanya petani perlu mengimbangi dengan nutrisi pupuk yang cukup. Kalau anjurannya bisa digunakan pupuk NPK foliar dengan kadar N atau K tinggi disesuaikan dengan masa tumbuhnya. 

"Apa pak merk produknya Petrosida?" tanya petani.

"Nutricomp D untuk masa vegetatif,

Nutricomp B untuk masa generatif" jelas Pak Purbo

Itu untuk menambah asupan pupuk lewat akarnya...biasanya NPK banyak bisa NPK Kebomas bisa, NPK Tiara, NPKPetrophonk atau yang lain.

"Kalau ditambah POC Sidanik cair bagaimana?"

Pemberian POC Sidanik terbukti akan menjaga tanaman lebih sehat dan tahan lama tingkat kesegaran hasilnya. Jangan heran kalau dengan kombinasi Insektisida Sidamec, Pupuk Nutricomp, dan POC Sidanik pada tanaman Cabai atau pada tanaman pangan produktifitasnya akan meningkat, pada tanaman berbuah akan menghasilkan lebih banyak dan misalkan cabai atau tomat lebih panjang masa petiknya. 

Kalau di tanaman padi bisa dibandingkan pertumbuhannya lebih sehat aman dari hama dan lebih baik produktivitasnya.. lebih manteb.



Silahkan monggo sedulur.... 


Yuk Baca Info Selanjutnya:

Pupuk Hayati Beda Dengan Pupuk Organik