Istilah "Everyone is a marketer", atau semua orang adalah sebagai seorang marketing sepertinya adalah istilah yang sangat tepat saat ini. Memasarkan produk tidaklah hanya tugas divisi Penjualan dan Pemasaran kawan. Apalagi sekarang dengan era digital yang semakin memudahkan orang berinteraksi dan bertukar informasi satu sama lain. Jaringan dibentuk bukan semata hanya milik orang penjualan saja. Ada beberapa kisah yang menginspirasi yang membuktikan bahwa kerja marketing adalah tanggung jawab semua insan perusahaan, dari Direktur hingga tukang sapu dan sopir.
Tidak muluk muluk memang, secara derajatnya memang ya jelas beda-beda porsinya, akan tetapi semua anggota perusahaan adalah pihak yang dituntut untuk memiliki kontribusi. Beberapa kisah ini mungkin bisa mengilustrasikan kondisi yang ada sekarang.
Sebut saja si Amin, dia adalah seorang satpam yang bekerja di sebuah pabrik pestisida di daerah kawasan industri di kota Gresik. Dia memang seorang satpam, akan tetapi disisi lain dia juga adalah seorang petani dan juga anak seorang petani. Hari itu minggu pagi saat dia dengan sigap berangkat membawa tangki semprotnya untuk merencanakan penyemprotan. Wabah wereng memang sedang melanda desa kecil arah utara kota gresik tempat si Amin tinggal. Sekitar 1 jam selesai menyemprot nampak sudah kelihatan wereng yang menumpuk mengikut aliran air di sekitar sawah si Amin. Karena alirannya cukup panjang, nampak hal itu menarik beberapa petani yang berada di sebelah dan satu aliran dengan sawah si Amin.
"Kaaaang", teriak beberapa petani yang memanggil si Amin yang sedang memeriksa hasil semprotannya.
"Minggir sebentar kang, aku mau nanya" seru petani Dulah yang sawahnya tepat berada di sebelahsawah si Amin.
"Sampeyan nyemprot obat wereng apa kang, kok tak lihat ampuh tenan"
"Werengnya langsung pada tepar, mumpluk gitu" sambil telunjuk dulah menunjuk ke arah air.
"Iyo kang, aku yo pingin tau biar sawah-sawah di sana pada slamet seperti sawah sampeyan" seru barjo yang juga ikut dengan Dulah.
"Oalah, tak pikir opo kang....kaeloh botole isih kangge separuh" sambil berjalan menuju tumpukan plastik di pinggir sawah.
"Ini"
"Tebalo, loh koyo jenenge kampung kono kang" sambil di kerumuni 5 lima orang Petani yang datang.
"Iya ini pestisidane ampuh, sekali semprot kae wis podo tepar werenge" wis coba gawe wae iku sisane....Seru Amin yang langsung disambut Dulah dengan memasukkan kaleng itu ke kantongnya.
"Loh, mengko dhisik kang aku tak fotone dhisik botole gawe contoh"
"Iyo..iyo..aku juga" seru ramai petan-petani itu.
"Iki produksine Petrosida Gresik" Pabrik nggonku kerjo..Jamin Ampuh. Petrokimia Jare"
Sambil menunjukkan jempolnya.
Lain lagi halnya si Mitun yang tak lain adalah pekerja label dan kuli produksi di Pabrik. Saat itu nampak Bapak dan beberapa kawan petaninya sedang rembuk bahasan serangan penggerek batang yang menyebabkan padi pada kosong itu.
"Lapo to pak, kok podo bingung, opo hamane angel dikendalikan? tanya Mitun di kumpulan bapak-bapak petani di rumahnya.
"Lah kae loh Tun, Parine podo njagrik kosong ora ono isine jarene keno sundep opo beluk, lah awakmu kerjo nang perusahaan racun kiro-kiro opo tombone?" tanya bapak Mitun.
"Sakweruhku kanggo racun sundep po beluk iku gawe Sidatan XR Pak....sik tak bukakno aplikasine Sidacare....Lah iki gambare. Iki Ampuh untuk membasmi penggerek batang nimpha dan dewasa hingga ulat dan telur-telurnya. Ampuh tenan iki Pak"
"Aku sing biasa ngudhek ramuane" jare mas Insinyur nang pabrik kae ampuh sampe sak endog-endoge." Jelas Mitun yang di angguki oleh rombongan petani2 itu.
"Ya wis coba golekne warung bakul obat nggo sawah 10 kedok barengan iki bapak-bapak kabeh"
"Ya mas Mintul kabeh podho nitip"
"Aku juga" seru Bapak-bapak petani ramai.
Kang Rizal adalah karyawan bagian akutansi yang juga punya jaringan di Tiktok dan Facebooknya. Sesekali dia memajang gambar produk-produk perusahaan yang segera ramai dikomentari anggota dijaringan kelompoknya.
"Tinggal copy paste saja pasang di status banyak yang bertanya." lumayan bisa melayani online jadi ada penghasilan tambahan. Awalnya dari malu, dulu pernah ditanya mertua "Nak, sampeyan kan kerja diperusahaan pestisida, untuk ngobatin padi yang bercak-bercak begini pakai apa?"
Rizal yang gak tau produk perusahaan agak bingung sedikit gelagapan njawabnya.
"Ee...sebentar pak tak lihatkan dulu" serunya membuang bingung.
Baca-baca sebentar di akun sidacare terus jadi tahu tentang Fungisida Sidabin. Nah semenjak saat itu Rizal jadi rajin baca-baca produk perusahaan dan akhirnya memilih usaha sambilan jadi jualan online.
Mantab.....
Itu adalah hal kecil yang bisa dilakukan karyawan dengan fungsi marketingnya.
Ada yang gemar menulis ya tinggal ditulis, ada yang gemar ngomong ya tinggal promosi. Minimal kalau ada orang butuh dan tanya ke karyawan kita, mereka tau kalau mau jelasin. "Gak isin-isini".
Pengalaman juga seorang karyawan senior yang ditanya relasi "Sidafos itu produk apa pak?"
"Wah, produk apa ya" seru karyawan senior itu sambil ingat ingat tengak tengok. "Nanti saya tanya dulu" serunya.
Kan gak lucu kalau karyawan perusahaan tidak tau tentang produknya. Jadi sebuah kewajiban sebenarnya untuk semua insan perusahaan mempelajari tentang produk perusahaan.
"Upgrade infonya, gak boleh malas membaca dan terus belajar. Karena tanggung jawab pemasaran adalah tanggungjawab semuanya.
Merujuk pada "State of Small Business Report 2017" bahwa mayoritas peningkatan pengenalan perusahaan khususnya produk dan layanan perusahaan telah dilakukan dengan memanfaatkan karyawan untuk membantu men-share konten seperti kampanye, promosi produk, dan iklan di akun sosial media mereka. Bahkan berdasarkan survei tersebut, perusahaan yang melakukan pola itu mencapai 76%. Dari sisi efektifitasnya ternyata dengan pola itu perusahaan dapat keuntungan hasil efektif dan budget lebih rendah.
"Perusahaan Maju karena kita juga mau berubah lebih baik"
Yuk Semangat...Semua adalah corong perusahaan. Semua adalah media pemasaran untuk memperkenalkan produk perusahaan.
"Everybody is a marketer"
"Everybody is a marketer"
"Everybody is a marketer"
pesan pak Dirut.
Baca Selanjutnya:
Tips Makanan Penderita Diabetes