Senin, 30 Januari 2023

Semua Karyawan Adalah Seorang Marketing





Istilah "Everyone is a marketer", atau semua orang adalah sebagai seorang marketing sepertinya adalah istilah yang sangat tepat saat ini. Memasarkan produk tidaklah hanya tugas divisi Penjualan dan Pemasaran kawan. Apalagi sekarang dengan era digital yang semakin memudahkan orang berinteraksi dan bertukar informasi  satu sama lain. Jaringan dibentuk bukan semata hanya milik orang penjualan saja. Ada beberapa kisah yang menginspirasi yang membuktikan bahwa kerja marketing adalah tanggung jawab semua insan perusahaan, dari Direktur hingga tukang sapu dan sopir.



Tidak muluk muluk memang, secara derajatnya memang ya jelas beda-beda porsinya, akan tetapi semua anggota perusahaan adalah pihak yang dituntut untuk memiliki kontribusi. Beberapa kisah ini mungkin bisa mengilustrasikan kondisi yang ada sekarang.

Sebut saja si Amin, dia adalah seorang satpam yang bekerja di sebuah pabrik pestisida di daerah kawasan industri di kota Gresik. Dia memang seorang satpam, akan tetapi disisi lain dia juga adalah seorang petani dan juga anak seorang petani. Hari itu minggu pagi saat dia dengan sigap berangkat membawa tangki semprotnya untuk merencanakan penyemprotan. Wabah wereng memang sedang melanda desa kecil arah utara kota gresik tempat si Amin tinggal. Sekitar 1 jam selesai menyemprot nampak sudah kelihatan wereng yang menumpuk mengikut aliran air di sekitar sawah si Amin. Karena alirannya cukup panjang, nampak hal itu menarik beberapa petani yang berada di sebelah dan satu aliran dengan sawah si Amin.

"Kaaaang", teriak beberapa petani yang memanggil si Amin yang sedang memeriksa hasil semprotannya. 

"Minggir sebentar kang, aku mau nanya" seru petani Dulah yang sawahnya tepat berada di sebelahsawah si Amin.

"Sampeyan nyemprot obat wereng apa kang, kok tak lihat ampuh tenan"

"Werengnya langsung pada tepar, mumpluk gitu" sambil telunjuk dulah menunjuk ke arah air.

"Iyo kang, aku yo pingin tau biar sawah-sawah di sana pada slamet seperti sawah sampeyan" seru barjo yang juga ikut dengan Dulah.



"Oalah, tak pikir opo kang....kaeloh botole isih kangge separuh" sambil berjalan menuju tumpukan plastik di pinggir sawah.

"Ini"

"Tebalo, loh koyo jenenge kampung kono kang" sambil di kerumuni 5 lima orang Petani yang datang.

"Iya ini pestisidane ampuh, sekali semprot kae wis podo tepar werenge" wis coba gawe wae iku sisane....Seru Amin yang langsung disambut Dulah dengan memasukkan kaleng itu ke kantongnya.

"Loh, mengko dhisik kang aku tak fotone dhisik botole gawe contoh"

"Iyo..iyo..aku juga" seru ramai petan-petani itu.

"Iki produksine Petrosida Gresik" Pabrik nggonku kerjo..Jamin Ampuh. Petrokimia Jare"

Sambil menunjukkan jempolnya.



Lain lagi  halnya si Mitun yang tak lain adalah pekerja label dan kuli produksi di Pabrik. Saat itu nampak Bapak dan beberapa kawan petaninya sedang rembuk bahasan serangan penggerek batang yang menyebabkan padi pada kosong itu.

"Lapo to pak, kok podo bingung, opo hamane angel dikendalikan? tanya Mitun di kumpulan bapak-bapak petani di rumahnya.

"Lah kae loh Tun, Parine podo njagrik kosong ora ono isine jarene keno sundep opo beluk, lah awakmu kerjo nang perusahaan racun kiro-kiro opo tombone?" tanya bapak Mitun.

"Sakweruhku kanggo racun sundep po beluk iku gawe Sidatan XR Pak....sik tak bukakno aplikasine Sidacare....Lah iki gambare. Iki Ampuh untuk membasmi penggerek batang nimpha dan dewasa hingga ulat dan telur-telurnya. Ampuh tenan iki Pak"

"Aku sing biasa ngudhek ramuane" jare mas Insinyur nang pabrik kae ampuh sampe sak endog-endoge." Jelas Mitun yang di angguki oleh rombongan petani2 itu.

"Ya wis coba golekne warung bakul obat nggo sawah 10 kedok barengan iki bapak-bapak kabeh"

"Ya mas Mintul kabeh podho nitip"

"Aku juga" seru Bapak-bapak petani ramai.

Kang Rizal adalah karyawan bagian akutansi yang juga punya jaringan di Tiktok dan Facebooknya. Sesekali dia memajang gambar produk-produk perusahaan yang segera ramai dikomentari anggota dijaringan kelompoknya.


"Tinggal copy paste saja pasang di status banyak yang bertanya." lumayan bisa melayani online jadi ada penghasilan tambahan. Awalnya dari malu, dulu pernah ditanya mertua "Nak, sampeyan kan kerja diperusahaan pestisida, untuk ngobatin padi yang bercak-bercak begini pakai apa?" 

Rizal yang gak tau produk perusahaan agak bingung sedikit gelagapan njawabnya. 

"Ee...sebentar pak tak lihatkan dulu" serunya membuang bingung.

Baca-baca sebentar di akun sidacare terus jadi tahu tentang Fungisida Sidabin. Nah semenjak saat itu Rizal jadi rajin baca-baca produk perusahaan dan akhirnya memilih usaha sambilan jadi jualan online.

Mantab.....



Itu adalah hal kecil yang bisa dilakukan karyawan dengan fungsi marketingnya. 

Ada yang gemar menulis ya tinggal ditulis, ada yang gemar ngomong ya tinggal promosi. Minimal kalau ada orang butuh dan tanya ke karyawan kita, mereka tau kalau mau jelasin. "Gak isin-isini".

Pengalaman juga seorang karyawan senior yang ditanya relasi "Sidafos itu produk apa pak?" 

"Wah, produk apa ya" seru karyawan senior itu sambil ingat ingat tengak tengok. "Nanti saya tanya dulu" serunya.

Kan gak lucu kalau karyawan perusahaan tidak tau tentang produknya. Jadi sebuah kewajiban sebenarnya untuk semua insan perusahaan mempelajari tentang produk perusahaan. 

"Upgrade infonya, gak boleh malas membaca dan terus belajar. Karena tanggung jawab pemasaran adalah tanggungjawab semuanya. 

Merujuk pada "State of Small Business Report 2017" bahwa mayoritas peningkatan pengenalan perusahaan khususnya produk dan layanan perusahaan telah dilakukan dengan memanfaatkan karyawan untuk membantu men-share konten seperti kampanye, promosi produk, dan iklan di akun sosial media mereka. Bahkan berdasarkan survei tersebut, perusahaan yang melakukan pola itu mencapai 76%. Dari sisi efektifitasnya ternyata dengan pola itu perusahaan dapat keuntungan hasil efektif dan budget lebih rendah.


"Perusahaan Maju karena kita juga mau berubah lebih baik"

Yuk Semangat...Semua adalah corong perusahaan. Semua adalah media pemasaran untuk memperkenalkan produk perusahaan.


"Everybody is a marketer

"Everybody is a marketer

"Everybody is a marketer

pesan pak Dirut. 


Baca Selanjutnya: 

Tips Makanan Penderita Diabetes




Minggu, 29 Januari 2023

Belajar Sederhana dari Si Udin Kecil (Bagian 1)


Si Udin kecil memang baru berusia 10 Tahun, tapi nampak jelas jika dia adalah pribadi yang mandiri. Barang-barangnya tertata rapi di kamarnya. Dalam keseharian, gak usah mikir bangunin tidur, karena dia jam 3 sudah bangun menjalankan sholat tahajud  dan tidak lupa sedikit menyiapkan belajar untuk paginya di sekolah.

Start pagi jam 3 dini hari itu, tak lupa pekerjaan ringan dari menyapu mengepel hingga sedikit menimba air dan menyiapkan air panas untuk mandi. Kalau perkejaan berberes tempat tidur tidak usah ditanyakan lagi karena sudah pasti beres.

Udin kecil memang bukan anak orang kaya karena dia dilahirkan oleh seorang ibu guru kampung dan ayahnya adalah buruh tani padi dari hasil menyewa. Bukan tergolong mampu untuk ukuran keluarga sejahtera. Kalau anak-anak di kota berpikir nyaman dengan barang-barang mewah, mainan gadget mahal dan uang saku besar, si Udin cukup dengan bontotan nasi kepal yang isinya hanya sesuwir daging pindang dan sepotong tempe. Sederhana tapi yang penting kenyang katanya.

Si Udin kecil berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Sengaja dia berangkat pagi karena untuk menghindari panas dan lalu lintas ramai. Gk usah mikir sepeda, karena kendaraan itu cukup mahal dari ukuran keluarga ini. Dulu sempat punya sepeda bekas yang dipakai gantian dengan Bapaknya ke sawah, tetapi harus terjual karena kebutuhan beli seragam dan sepatu.

"Sabar ya din, hidup pasti akan berubah...yang rajin belajar biar ke depan jadi orang sukses.

Entah hari itu kenapa agak berbeda karena sang emak hanya memiliki separuh kaleng beras cukup buat sarapan. Si udin harus puas dengan meneguk air minum lebih banyak karena nasi harus berbagi  dengan ayah dan kedua adiknya.

"emak gk makan?

Tanya dia ke emaknya yang nampak sedang sibuk nyiapkan bekal buat Bapak yang mau berangkat ke sawah. Sebenarnya Udin tau kalau nasi itu tidak akan cukup buat mereka semua, tetapi sepertinya Ibunya tenang saja dengan kondisi itu. Kalau puasa sudah jadi kebiasaan di keluarga ini, kalau lapar paling dia hanya kenyang minum air. 

"Hayo dihabiskan yang bersih jangan disisakan" seru emak saat melihat Udin menyisakan sepotong tahu goreng yang mungkin satu2nya lauk enak bersanding dengan rebusan daun singkong rebus diulen garam pagi itu. 

"Aku kenyang mak, seru Udin yang segera menenteng tas, mencium tangan emak dan bapaknya lalu lari berangkat sekolah. 

" Hari ini tidak ada bekal ya Din, emak belum punya uang buat beli beras... " Sahutnya mengantar keberangkatan Udin yang berlari kencang. 

Udin memang sengaja menyisakan sedikit nasi dan tahu goreng dipiringnya karena dia tau kalau pasti nantinya jadi santapan emaknya. 

"Maafin Udin ya mak... makan sisanya Udin" Kata udin dalam hatinya. 

Saat di sekolah, kontras pemandangan dia dsn kawan-kawannya yg rata2 keluarganya lebih mampu. 

"Din, jarimu dimakan sepatu ya? " Seru kawan so Udin yang disambut ger ketawa tan-temannya setelah melihat sol depan sepatu Udin yg sudah sobek hingga beberapa jarinya moncol keluar. 

Si Udin kecil hanya bisa membalas tersenyum dan membetulkan sepatunya. Memang nampak beberapa jarinya nonjol keluar dari sela sela lobang depan sepatunya.. 

Siang itu memang terasa sangat terik. Jam istirahat siang beberapa anak nampak bergerombol menuju kantin sekolah untuk makan siang. Di mana si Udin, ternyata dia mojok di masjid sambil membuka qur'an kecilnya. Hafalannya sudah lumayan 15 juz. Untuk anak berusia 10 tahun mungkin suatu hal yang luar biasa. 

Bersambung..  

Baca kelanjutannya: Belajar Sederhana dari Si Udin Kecil (Bagian 2)

Kamis, 19 Januari 2023

Bacaan Penggemar Budidaya Organik

Budidaya Organik atau bukan adalah pilihan. Untuk rekan-rekan yang gemar dengan budidaya organik, bisa baca-baca tentang produk organik di website ini. Penulis cantumkan linknya biar lebih mudah:




1. Trichosida

2. Bacillus subtilis

3. Budidaya Organik

4. Saptabio dan Trichosida

5. Bio Fungisida

6.Pupuk Organik Mendukung Pertanian

7. Pupuk Saptabio

8. Pakai Pupuk Hayati Supaya Hemat

9. Beda Pupuk Organik & Hayati

10. Phonska Alam dan Sidanik


Nanti Updatenya di sini bisa dibaca-baca sedulur. Semoga bermanfaat

Rabu, 18 Januari 2023

Fungisida Hayati Lebih Unggul dari Kimia Benarkah?





Dalam ilmu mikrobiologi tanaman, penyakit yang menyerang tanaman budidaya disebabkan oleh mikroba patogen (jamur, bakteri, virus, dll). Pada kondisi alaminya, patogen dapat dikendalikan sendiri oleh alam, artinya dari Tuhan telah menciptakan keseimbangan dengan bahan hayati pengendali yang lain atau yang dikenal dengan mikroba antagonis. Keseimbangan alam inilah yang perlu untuk kita manfaatkan.

"Eits...terus apa peranan bahan kimia selama ini?"



Bahan kimia pengendali, tipenya ada 2 (dua) macam yaitu yang alami dan sintetik. Sesuai asal katanya alami artinya dia dihasilkan dari murni makhluk hidup baik itu dengan perkembangbiakan atau dengan ekstraksi. Sedangkan kimia sintetik adalah bahan yang merupakan hasil dari rekayasa material atau molekulnya yang dirubah. 

Kelebihan material kimia selama ini adalah mereka sifat kontaknya lebih kuat akan tetapi memiliki kelemahan pada faktor munculnya toksisitas ke tanaman pokoknya. Tidak disalahkan juga kalau bahan kimia memiliki tingkat residu yang bahkan dapat bertahan lama dan tidak dapat terdegradasi. Akibatnya jelas akan memunculkan akumulasi di tanamannya dan makhluk hidup yang memakannya. "Bahaya dong?"

Tidak selalu, artinya jika digunakan secara bijaksana atau sesuai dengan dosis/ kadar aman masih bisa ditoleransi oleh tubuh. Tapi kalau lebih amannya ya sebaiknya memang dihindari apalagi yang sifatnya sistemik atau resisten (menimbulkan residu) di tanaman. 



Sebagai gantinya, bahan kimia pestisida yang selama ini cukup banyak digunakan oleh industri pertanian mendapatkan tantangan dari produk alami. 

"Efektifitasnya bagaimana?"

Tidak usah meragukan perihal efektifitas, kondisi bahan kimia selama ini menyebabkan OPT semakin resisten,dan hal ini juga berlaku buat penyakit tanaman. Yang dapat dilakukan petani selama ini dengan meningkatkan dosis atau dengan menambah interval aplikasi. Sampai kapok petani bisa mencampur 4-5 jenis racun petisida kimia dan bisa sampai 0-1 interval pemakaiannya. Spray sehari libur sehari...pusing mikir tenaga dan biaya serta kemungkinan besarnya paparan oleh racun itu ke petaninya. Bahkan di daerah-daerah sentra hortikultura tinggi menyebabkan petaninya sendiri malah tidak berkenan mengkonsumsi makanan hasil tanamannya sendiri. Karena mereka tau apa saja yang diaplikasikan ke tanamannya.

Berbeda halnya ketika di lingkungan budidaya organik yang menjamin minus penggunaan material kimia akan memudahkan mengkonsumsi hasil panennya secara segar. Penampakan sayuran dan buah akan lebih segar dan tahan lama dan akan lebih aet dalam penyimpanan tanpa bahan pengawet. 

Siapa yang pernah memakan sayuran dan buah impor?

Boleh dirasakan bedanya antara hasil budidaya kimia dan pengawet dengan budidaya murni organik di desa-desa alami yang masih mengandalkan organik dalam budiaya pertaniannya.

Yang jelas budidaya dengan sistem organik alami akan lebih segar, lebih nikmat, lebih renyah, lebih pulen, tidak mudah busuk dan tahan lama di penyimpanan.

Sebagai produk alami hayati, fungisida Trichosida merupakan andalan baru. 

"Kenapa demikian?"

Trichosida memiliki kandungan 3 (tiga) bahan aktif. Selama ini mikroba unggul yang banyak digunakan sifatnya tunggal, tetapi pada produk Trichosida kandungannya menjadi satu saling sinergi dan memperkuat. 

1. Bacillus sp

2. Trichoderma sp

3. Gliocladium

Beberapa uji coba membuktikan bahwa dengan menggunakan Trichosida selain mampu mencegah pertumbuhan mikroba patogen berbahaya pada tanaman, trichosida juga ampuh untuk melakukan pengendalian. Tentunya disesuaikan dengan derajat keparahan serangannya. Pada penggunaan 5-10 gram per pokok tanaman yang diaplikasikan langsung dengan sistem kocoran dapat ditingkatkan menjadi 25-30 gram bahkan 50-100 gram per pokok tanaman melihat kondisi jenis komoditi, usia tanaman dan derajat keparahannya.

Yang perlu diingat lagi adalah, penggunaan trichosida dapat di aplikasikan bersamaan dengan masa pengolahan lahan atau dengan pemakaian pupuk. Praktis dengan di tabur, dispray atau di kocor.


Berapa lama hasilnya akan terlihat?

Penggunaan trichosida untuk pencegahan akan nampak dari pertumbuhan tunas dan tangkai muda pada tanaman budidaya. Kalau untuk pengendalian biasanya butuh waktu 14-28 hari untuk mikroba trichosida aktif mengendalikan mikroba patogen.

Kemampuan perkembangbiakan 3 (tiga) mikroba unggul anti patogen ini tergolong sangat cepat, dalam hitungan 2 minggu koloninya sudah mampu membungkus mikroba patogen semisal beberapa mikroba penyakit penyebab tular tanah antara lain: 

Fusarium OxsporumRalstonia Solanacearum, Rizoctonia Solani,dan Phytopthora Infestans.  

Untuk itu bagi petani budidaya Kentang, Bawang merah, Cabai, Tomat, dll wajib tahu biofungisida ini. Pencegahan itu penting dan jika sudah terlanjur terkena patogen maka jangan menyerah karena ada trichosida.

Trichosida = 3 mikroba indigenous aktif asli Indonesia yang sangat bermanfaat untuk tanaman anda.

Pilihan bertani dengan organik, lebih sehat, lebih mantab, lebih bermanfaat.


Bangga jadi Petani

Salam Merdesa, 

Petani Sejahtera Bangsa Berjaya


Baca Selanjutnya: Penggunaan Drone Pertanian